Berita Banda Aceh

DPKA dan Perpusnas Gelar Workshop Peningkatan Teknologi Pengatalogan

Dr Edi Yandra SSTP MSP, mengharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan kesiapan perpustakaan di Aceh menghadapi era baru dalam pengolaan informasi

Editor: IKL
ist
Narasumber dari Perpusnas saat memberikan materi pada workshop Pengatalogan Deskriptif berbasis RDA di Gedung serbaguna perpustakaan Aceh, Selasa (11/6/2024). 

SERAMBINEWS.COM,BANDA ACEH - Sebagai bentuk pengenalan peraturan pengatalogan Resource Description and Access (RDA), serta terlaksananya penerapan RDA dalam pengatalogan deskriptif, Perpustakaan Nasional (Perpusnas) bekerja sama dengan Dinas Perpustakaan dan Keasipan Aceh (DPKA) melaksanakan Workshop Pengatalogan Deskriptif Berbasis RDA, di Gedung Serbaguna Perpustakaan Aceh, Banda Aceh, Selasa (11/6/2024).

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh, Dr Edi Yandra SSTP MSP, mengharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan kesiapan perpustakaan di Aceh menghadapi era baru dalam pengolaan informasi dan pengetahuan.

“Perpustakaan diharapkan dapat memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat. Seiring dengan perkembangan teknologi, maka kebutuhan untuk memberikan layanan teknologi informasi komunikasi seperti komputer dan internet di perpustakaan dirasa semakin meningkat, sehingga dibutuhkan keterampilan untuk mengelola layanan,” ujarnya.

Perpusnas RI saat ini sudah menerapkan RDA sebagai standar pengatalogan, sebagaimana diterapkan dalam peraturan Kepala Perpustakaan Nasional RI nomor 2 tahun 2016 tentang kebijakan penerapan RDA di Indonesia.

Terkait hal itu, pustakawan sebagai garda terdepan dalam implementasi RDA membutuhkan pelatihan dan peningkatan kompetensi. Edi Yandra menambahkan, untuk mendukung implementasi RDA, Perpusnas melalui Pusat Bibliografi dan Pengolahan Bahan Perpustakaan bekerja sama dengan DPKA sudah mengambil langkah konkret dengan menyelenggarakan Workshop Pengatalogan Deskriptif Berbasis RDA, sekaligus sebagai upaya menyosialisasikan penerapan pengatalogan deskriptif berbasis RDA.

Sementara itu, Pustakawan Ahli Madya Perpusnas, Drs Nur Karim MHum, mengatakan, sebelumnya Perpusnas menggunakan Anglo American Cataloguing Rule (AACR). Sejak pertama kali diterbitkan pada tahun 1967 sampai terakhir direvisi (revisi ke 3) pada tahun 2002. Pada tahun 2009, AACR2 dikembangkan menjadi RDA.

“Perkembangan pesat ini mendorong Perpustakaan Nasional Republik Indonesia mengambil langkah proaktif dengan mengirimkan pustakawannya untuk mendalami RDA ke Perpustakaan Nasional Australia pada tahun 2010. Satu tahun setelahnya atau tahun 2011, dilakukan musyawarah internal khusus di bidang pengolahan bahan perpustakaan.

Pada tahun 2012 dan 2013 kami fokus melakukan seminar, kajian persiapan sumber daya manusia dan penerapan RDA, hingga pada tahun 2014 dimulailah penyusunan naskah akademik penerapan RDA di Indonesia.” jelasnya.

Melalui Workshop Pengatalogan Deskriptif Berbasis RDA ini, Perpustakaan Nasional tidak hanya sekadar mengadopsi standar baru, tetapi juga bertujuan menciptakan persamaan persepsi sesama pustakawan di seluruh daerah di Indonesia dalam pengelolaan bahan perpustakaan.

Dengan demikian, kerja sama antar perpustakaan akan menjadi lebih efektif dan efisien. Kerja sama tersebut tidak hanya tingkat nasional saja, melalui RDA dapat dikembangkan konektivitas internasional ke berbagai perpustakaan dan pusat-pusat informasi dunia.

RDA ini memungkinkan data bibliografis sebuah perpustakaan terhubung dengan Online Computer Library Center (OCLC) yang beranggotakan 60.000 perpustakaan di 112 negara. Sehingga pertukaran dan akses pemanfaatan sumber-sumber informasi semakin mudah dan cepat ditemukan kembali tanpa batas ruang dan waktu.(*) 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved