Kupi Beungoh

Jalan Terjal Gubernur Aceh 2024-2029: Aceh - Jakarta, dan Empat “Provinsi Pemberontak” - Bagian XI

Penanganan pemberontakan di tiga propinsi itu seolah ditujukan sebagai demonstrasi betapa pemerintah pusat tidak sedikitpun memberi toleransi

|
Editor: Amirullah
For Serambinews
Prof. Dr. Ahmad Human Hamid, MA, Sosiolog dan Guru Besar Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. 

Kerusakan dan kehancuran ekonomi dan pranata sosial, berikut dengan dampak psikologis berkepanjangan dan mungkin juga perasaan “kehinaan ,” akibat dikalahkan sangat membekas. Ketiga provinsi itu seakan “bersumpah” untuk tidak akan melawan lagi pemerintah pusat.

Perasaan itu itu kemudian menjadi ingatan kolektif elit dan rakyat untuk tidak pernah bersikap, atau menunjukkan sikap, langsung, atau tak langsung yang “melawan” pemerintah pusat.

Baca juga: Jalan Terjal Gubernur Aceh 2024-2029 - IV: 1000 Hari Pertama, Belanja Sosial vs Investasi

Apa yang dilakukan oleh ketiga provinsi itu kemudian adalah dengan “cerdik” dan bahkan kadang “sangat cerdik” menganut strategi kompromis, adaptif, bahkan pragmatis sekalipun.

Hal itu ditujukan untuk mengambil sebanyak mungkin manfaat dari pemerintah pusat untuk pembangunan dan kesejahteraan rakyatnya.

Ketiga provinsi itu menjalani masa-masa guyub dengan pemerintah pusat tidak hanya dengan rezim Soekarno, namun berlanjut dengan pemerintahan Suharto selama 32 tahun. ( Bersambung)

 

Penulis: Sosiolog dan Guru Besar USK

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

Baca Artikel KUPI BEUNGOH Lainnya di SINI

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved