Jurnalisme Warga

Insecure karena Body Shaming, I Don’t Care

Berkaitan dengan fisik, gaya hidup yang menjelma menjadi suatu konsumsi atau ‘feedback’ yang dianggap menjadi panutan untuk diikuti para remaja.

Editor: mufti
IST
ZAHRA KHAIRANI, Siswi SMKN 1 Pante Bidari, melaporkan dari Aceh Timur 

‘Indirect bullying’ (intimidasi tidak langsung), meliputi agresi relasional, di mana bahaya yang ditimbulkan oleh pelaku ‘bullying’ dengan cara menghancurkan hubungan sosial korban, termasuk menyebarkan gosip.

Perundungan secara tidak langsung sering dianggap remeh. Sebaliknya, ‘relational bullying’ lebih kuat terkait ‘distress emotional’ daripada perundungan secara fisik.

‘Cyberbullying’ (intimidasi melaui dunia maya), sering dengan perkembangan di bidang teknologi, siswa memiliki media baru untuk melakukan ‘bullying’ melalui media sosial, website pribadi, peger, ditujukan untuk menyakiti orang lain secara berulang kali.

Saya akan mengerucutkan secara menyeluruh  mengenai perilaku ‘body shaming’ dan perundungan yang sering terjadi di lingkungan kita. Terutama karena mayoritas siswa minimnya pemahamanyan secara detail tentang ’body shaming’.

Perilaku ‘body shaming’  dapat berupa ejekan fisik dengan tujuan merendahkan harga diri korban.

‘Body shaming’ secara verbal sulit untuk diketahui tanda-tandanya karena tidak ada tanda fisik yang terlihat.

Jenis ‘body shaming’ secara verbal ini lebih mengena kepada sisi psikologis yang bisa di ingat oleh seseorang seumur hidupnya.

Di zaman sekarang istilah ‘insecurity’ sudah lebih dikenal di kalangan remaja.

‘Insecure’ ini sering di artikan sebagai rasa tidak aman atau ketakutan akan sesuatu yang di sebabkan oleh ketidakpuasan dan ketidakyakinan akan diri sendiri.

Hal ini dapat mengakibatkan seseorang merasa rendah dikarenakan sesuatu yang tidak mereka miliki.

Nah, banyak remaja zaman sekarang yang mengalami ‘insecure’ pada diri mereka sendiri, sebagian  besar dirasakan oleh kaum perempuan dikarenakan adanya standar kecantikan.

Standar kecantikan ini dapat menyebabkan seseorang menjadi ‘insecure’. Bukan hanya dari korban yang di-bully saja, tapi orang yang menyaksikan pembulian itu sendiri akan tersindir juga.  Sehingga, mereka berbondong-bondong menghalalkan segala cara agar memenuhi standar kecantikan tersebut.

Zaman sekarang siapa sih yang tidak mengenal istilah ‘body shaming’?

Sekarang teknologi sudah semakin canggih, bahkan peran media sosial  menjadi semakin penting di kalangan orang dewasa hingga anak-anak. Dari segi positifnya, orang-orang bisa mendapatkan serta menyapaikan informasi dengan mudah dan mendapatkan pengetahuan yang lebih luas.

Akan tetapi, tidak sedikit juga dampak negatif dari perkembangan teknologi ini. Contohnya semakin banyaknya bentuk ‘cyberbullying’, salah satunya yang sedang marak di internet sekarang adalah ‘body shaming’

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved