Citizen Reporter
Saat Jamaah Haji Aceh Ziarah ke Masjid Nabawi
Masjid Nabawi menjadi salah satu masjid yang paling banyak diziarahi atau dikunjungi di dunia selain Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa.
M. ZUBAIR, jamaah haji tahun 2024 kloter 2 BTJ asal Bireuen, melaporkan dari Madinah, Arab Saudi
Seluruh jamaah haji dan umrah pasti memanfaatkan kesempatan untuk dapat ziarah ke Masjid Nabawi di Madinah yang berjarak lebih kurang 435,8 Km dengan waktu tempuh 4 jam 34 menit menggunakan bus dari Kota Mekkah. Jamaah haji Indonesia tahun 2024 gelombang 1 saat tiba di Arab Saudi langsung mendarat di Madinah, sedangkan gelombang 2 mendarat di Jeddah untuk melaksanakan umrah dan haji terlebih dulu baru setelah itu diberangkatkan ke Madinah.
Masjid Nabawi menjadi salah satu masjid yang paling banyak diziarahi atau dikunjungi di dunia selain Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa. Masjid Nabawi yang megah itu selalu dipadati oleh jamaah baik pada musim haji maupun saat bukan musim haji.
Kami, jamaah haji yang tergabung ke dalam kloter 2 dari Kabupaten Bireuen, tanggal 2 Juli 2024 lalu berangkat dari Mekkah menuju Madinah setelah melaksanakan umrah wajib dan ibadah haji yaitu melakukan rukun dan wajib serta sunat haji, maka sekarang berada di Madinah untuk ziarah ke Masjid Nabawi. Sebelumnya pada 1 Juli sudah diberangkatkan kloter 1 dan berlanjut secara berturut-turut kloter-kloter berikutnya sampai kloter 12 BTJ Aceh.
Berziarah ke Masjid Nabawi ini merupakan sebuah perintah dan termasuk ibadah sebagaimana sabda Rasulullah Saw, "Janganlah engkau mementingkan bepergian kecuali pada tiga masjid yaitu Masjidil Haram, Masjidku ini, dan Masjid Aqsa."
Adapun maksud menziarahi Masjid Nabawi adalah mendatangi dan memasuki ke dalam masjid serta memperbanyak ibadah shalat di dalamnya. Memperbanyak ibadah shalat di Masjid Nabawi karena satu kali shalat di situ sama pahalanya dengan 1.000 kali shalat di masjid lain, kecuali Masjidil Haram. Hal tersebut ditegaskan dalam hadis nabi yang artinya, “satu kali shalat di masjidku ini (Masjid Nabawi) lebih afdal 1.000 kali daripada shalat di tempat lain, kecuali Masjidil Haram” (HR. Bukhari).
Hal tesebut menunjukkan keutamaan satu kali shalat di Masjid Nabawi sama dengan enam bulan shalat fardu di tempat lain. Karena itu, seluruh jamaah haji dan umrah selalu diberi kesempatan untuk dapat shalat arbain, yaitu shalat fardu 40 waktu secara berjamaah mengikuti imam rawatib tanpa putus-putus setiap waktu shalat di masjid nabi itu. Hadis nabi yang artinya, “siapa yang shalat di Masjidku ini 40 kali shalat (berturut-turut) tidak tinggal satu shalat pun maka dia akan bersih (terlepas) dari api neraka, terlepas dari azab, dan bersih dari kemunafikan” (HR. Bukhari).
Tentu akan sangat disayangkan bila kesempatan tersebut disia-siakan oleh peziarah yang datang ke Madinah dalam rangka melaksanakan umrah atau haji. Namun demikian, ulama berpendapat bahwa kelebihan nilai shalat di Masjid Nabawi itu pada pahalanya sehingga tidak boleh dianggap kelebihan tersebut menggantikan shalat yang lain yakni bukan berati setelah shalat sekian kali di Masjid Nabawi lantas tidak perlu shalat lagi karena dianggap jumlahnya sudah cukup menutupi kewajiban.
Selain itu, berziarah ke Masjid Nabawi, jamaah juga dapat bermunajat di tempat mustajab doa yaitu Raudhah yang merupakan suatu tempat yang dimuliakan Allah Swt. Raudhah adalah suatu tempat seluas lebih kurang 330 meter persegi yang tidak pernah dilewatkan oleh setiap jamaah haji atau umrah untuk shalat di lokasi tersebut dan berdoa sambari meneteskan air mata bersimpuh memohon ampun dari tidak luputnya dosa-dosa yang pernah dilakukan setiap manusia.
Raudhah yang terletak di dalam Masjid Nabawi ditandai dengan tiang putih, berada di antara rumah nabi (sekarang makam rasulullah) sampai mimbar. Raudhah juga diberi julukan sebagai salah satu taman surga menurut para ulama yang menandakan betapa istimewanya Masjid Nabawi. Istimewanya Raudhah juga karena Rasulullah selalu berjalan dari rumah ke masjid untuk beribadah, khususnya shalat dan di situ Rasulullah sering menyampaikan ilmu, berzikir, dan melaksanakan amal saleh lainnya.
Mengunjungi Masjid Nabawi juga menjadi aktivitas berziarah ke makam Rasulullah dan para sahabatnya yang dimakamkan di dalam masjid tersebut. Makam Rasulullah Saw terletak di sudut timur Masjid Nabawi yang dulu dinamakan Maqshurah. Setelah masjid diperluas, makam tersebut termasuk dalam bangunan masjid. Dalam ruangan itu terdapat tiga makam yaitu makam Rasulullah Saw, Abu Bakar r.a Ash Shiddiq, dan Ummar bin Khatab r.a.
Ziarah ke makam Rasulullah adalah salah satu sunat yang dianjurkan bagi jamaah umrah dan haji karena dengan ziarah kita bisa mengucapkan salam kepada beliau dan mengenang jasa-jasa Rasulullah dalam menyebarkan Islam.
Selain itu, ziarah ke makam Rasulullah juga menjadi sarana untuk memohon syafaat Nabi Muhammad Saw yang dapat menjadi penolong di akhirat kelak. Berziarah ke Masjid Nabawi, kita juga dapat mengunjugi Baqi' yang merupakan kompleks perkuburan untuk penduduk Madinah sejak zaman jahiliah sampai sekarang. Jamaah haji yang meninggal di Madinah juga dimakamkan di Baqi'.
Di sana juga dimakamkan Usman bi Affan r.a. dan para istri nabi yaitu Siti Aisyah, Ummi Salamah, Juwairiyah, Zainab, Habsah, dan Marwiyah, serta putra-putri Rasulullah Saw, di antaranya Ibrahim, Siti Fatimah, Zainab, dan Ummu Kalsum. Selain itu, ada pula Ruqayyah, dan Halimatu Sa'diyah, ibu susu Rasulullah Saw.
Sungguh banyak dan besar keutamaan Masjid Nabawi yang dibangun oleh Nabi Besar Muhammad Saw bersama sahabat-sahabatnya pada tahun pertama Hijriah (622 Masehi) seluas 1.058 meter persegi persis di sebelah barat rumahnya yang kemudian menjadi makam beliau dan masuk ke dalam bangunan masjid. Mengingat shalat Arbain di Masjid Nabawi harus ada 40 kali agar terhapus dosa-dosa setiap insan manusia, maka jamaah haji setelah melakasnakan ibadah haji diinapkan di Madinah selama delapan hari agar dapat melaksanakan shalat fardu berjamaah lima waktu sehari semalam hingga terpenuhi empat puluh waktu.
Aplikasi 'Too Good To Go' Upaya Belgia Kurangi Limbah Makanan |
![]() |
---|
Kisah Sungai yang Jadi Nadi Kehidupan di Kuala Lumpur |
![]() |
---|
Mengelola Kehidupan Melalui Kematian: Studi Lapangan Manajemen Budaya di Londa, Toraja |
![]() |
---|
Saat Penulis Sastra Wanita 5 Negara Berhimpun di Melaka |
![]() |
---|
Saat Mahasiswi UIN Ar-Raniry Jadi Sukarelawan Literasi untuk Anak Singapura |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.