Konflik Palestina vs Israel
Bukan Cuma Israel, Amerika Serikat Saja Deg-degan Memikirkan Taktik Serangan Balasan dari Iran
Amerika Serikat (AS) ikut panik jelang invasi besar-besaran Iran ke Israel yang diprediksi Gedung Putih berdasarkan data intelijennya pekan ini.
Penulis: Sara Masroni | Editor: Eddy Fitriadi
Ketegangan regional meningkat sejak Iran mengancam akan membalas dendam terhadap Israel atas pembunuhan Haniyeh di Teheran bulan lalu.
Israel tidak membenarkan atau membantah bertanggung jawab atas pembunuhan yang secara luas dikaitkan dengan IDF.
Kelompok pejuang Islam Hizbullah yang merupakan proksi Iran juga telah bersumpah untuk memberikan tanggapan besar terhadap pembunuhan komandan militer tertingginya Fuad Shukr oleh Israel di Beirut, beberapa jam sebelum pembunuhan Haniyeh.
Utusan khusus pemerintahan Biden, Amos Hochstein yang telah berupaya memajukan upaya untuk meredakan pertempuran antara Israel dan Hizbullah, akan mengunjungi Beirut pada Selasa, lapor berita Channel 12.
Kirby juga mencatat pada Senin kemarin bahwa waktu serangan Iran dapat memengaruhi perundingan gencatan senjata penyanderaan Gaza, yang saat ini dijadwalkan untuk dilanjutkan pada tanggal 15 Agustus.
Israel telah mengonfirmasi bahwa mereka akan mengirim delegasi ke perundingan tersebut, sementara Hamas menolak untuk hadir.
Muak Berunding sama Israel, Hamas Tak Kirim Delegasi
Muak berunding sama Israel terkait gencatan senjata (kesepakatan penghentian perang), kelompok pejuang Islam Hamas memilih untuk tidak mengirim delegasi di pertemuan Kamis nanti.
Keputusan ini diambil Hamas di bawah kepemimpinan Yahya Sinwar usai menggantikan Ismail Haniyeh yang tewas dibunuh Israel di Iran beberapa waktu lalu.
Dilansir dari Times of Israel pada Senin (12/8/2024), kelompok pejuang Islam Hamas dari Palestina mengumumkan bahwa mereka tidak akan mengirimkan delegasi.
Sumber-sumber Israel kepada CNN pada Minggu kemarin mengatakan, pemimpin Hamas Yahya Sinwar telah mengindikasikan ke mediator Mesir dan Qatar untuk mengakhiri perang.
Meski demikian, kelompok pejuang Islam itu mengatakan pada Minggu malam bahwa mereka tidak berencana mengirim negosiator ke pembicaraan pada Kamis mendatang.
Dikatakan, pihaknya telah meminta para mediator untuk menyajikan rencana yang didasarkan pada perundingan sebelumnya 2 Juli lalu.
Hamas tidak tertarik terlibat dalam perundingan baru untuk mencapai kesepakatan berdasarkan kerangka kerja yang telah diamandemen.
"Para mediator harus menegakkan hal ini terhadap pendudukan (Israel) alih-alih melakukan putaran negosiasi lebih lanjut atau proposal baru yang akan memberikan kedok bagi agresi pendudukan dan memberinya lebih banyak waktu untuk melanjutkan genosida terhadap rakyat kami," demikian pernyataan Hamas.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.