Konflik Palestina vs Israel
Bukan Cuma Israel, Amerika Serikat Saja Deg-degan Memikirkan Taktik Serangan Balasan dari Iran
Amerika Serikat (AS) ikut panik jelang invasi besar-besaran Iran ke Israel yang diprediksi Gedung Putih berdasarkan data intelijennya pekan ini.
Penulis: Sara Masroni | Editor: Eddy Fitriadi
Hal ini sebagai pembalasan atas pembunuhan Komandan Hizbullah, Fuad Shukr oleh Israel pada 30 Juli 2024, setelah serangan roket Hizbullah menewaskan dua belas anak di Dataran Tinggi Golan beberapa hari sebelumnya.
Diketahui Kabinet melakukan rapat di Lubang, sebutan ruang komando bawah tanah sebagai latihan menghadapi kemungkinan situasi darurat, Kamis malam kemarin.
Rapat yang diadakan secara terus-terusan dalam beberapa hari terakhir ini membahas kesiapan Israel menghadapi potensi serangan oleh kelompok pejuang Islam Hizbullah di Lebanon.
Israel tengah mempersiapkan diri menghadapi serangan yang dijanjikan oleh Iran dan para kelompok proksinya yang terlibat dalam beberapa pembunuhan besar baru-baru ini.
Media Ibrani melaporkan, kabinet bertemu di ruang komando bawah tanah markas besar militer Kirya itu pertama kalinya pada malam 13-14 April 2024.
Rapat kala itu membahas serangan Iran yang meluncurkan sekitar 300 rudal dan pesawat tak berawak ke Israel, hampir semuanya dicegat.
Kirim Surat Ancaman ke Lebanon
Sementara Menteri Pertahanan, Yoav Gallant mengeluarkan surat yang tidak biasa kepada rakyat Lebanon.
Dia memperingatkan dalam bahasa Arab bahwa Israel akan memerangi Hizbullah “dengan sekuat tenaga” jika kelompok itu terus meningkatkan ketegangan.
"Negara Israel menginginkan perdamaian, kemakmuran, dan stabilitas di kedua sisi perbatasan utara dan karena itu tidak akan membiarkan milisi Hizbullah mengganggu stabilitas perbatasan dan wilayah tersebut," tulis Gallant.
"Jika Hizbullah melanjutkan agresinya, Israel akan melawannya dengan sekuat tenaga," sambungnya.
Dia mengingatkan penyesalan [pemimpin Hizbullah Hassan] Nasrallah atas petualangan berbahaya dan tak terduga pada Agustus 2006 lalu.
Hal itu mengacu pada Perang Lebanon Kedua, konflik selama 34 hari yang meletus ketika pasukan Hizbullah menangkap dua tentara Israel dan membunuh beberapa lainnya.
“Mereka yang bermain api harus siap menghadapi kehancuran,” kata Gallant.
Wali Kota Haifa, Yona Yahav, juga merujuk pada Perang Lebanon Kedua pada hari Kamis, dengan mengatakan kepada lembaga penyiaran publik, Kan bahwa persenjataan Hizbullah jauh lebih canggih dibandingkan 18 tahun yang lalu.
"Rudal-rudal itu sangat presisi, dan mereka diperkirakan akan menembakkan 4.000 rudal ke arah kita setiap hari," kata Yahav.
"Itulah yang kami persiapkan [warga negara kami]. Bagaimanapun, kami meminta mereka untuk menyiapkan cukup makanan, cukup air, karena kami perkirakan mereka harus tinggal di sana [di tempat perlindungan dan daerah aman] selama empat hingga enam hari" jika Hizbullah menyerang, tambahnya.
Dalam penilaian di Komando Front Dalam Negeri IDF, Gallant mengatakan Israel berupaya memberikan peringatan yang memadai terhadap setiap serangan yang diharapkan.
Namun menyarankan warga untuk melanjutkan kehidupan seperti biasa jika tidak ada arahan khusus.
"Ketahanan masyarakat memungkinkan kita untuk membuat keputusan operasional yang tepat," kara Gallant.
"Dalam menghadapi upaya musuh untuk menebar ketakutan, kita harus melanjutkan kehidupan sehari-hari yang normal," tambahnya.
Israel telah bersiap menghadapi serangan sejak militer membunuh Shukr minggu lalu, beberapa jam sebelum Ismail Haniyeh, pemimpin politik kelompok Hamas yang juga tewas dalam ledakan di Teheran.
Kematian Haniyeh tidak diklaim atau disangkal oleh Israel sebagai pihak yang bertanggung jawab hingga saat ini.
Iran, yang mendukung Hizbullah dan Hamas, bersumpah untuk membalas pembunuhan tersebut.
Laporan The Wall Street Journal pada Kamis kemarin, Amerika Serikat (AS) telah memperingatkan Iran.
Negara Paman Sam itu mengingatkan, pemerintahan dan ekonomi Iran bisa mengalami pukulan yang menghancurkan jika melancarkan serangan besar terhadap Israel.
Pesan tersebut disampaikan secara langsung kepada Teheran maupun melalui perantara.
“Amerika Serikat telah mengirim pesan yang jelas kepada Iran. risiko eskalasi besar jika mereka melakukan serangan balasan yang signifikan terhadap Israel sangat tinggi,” kata seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya dalam laporan tersebut.
Teheran telah diberi tahu "bahwa ada risiko serius yang akan berdampak pada ekonomi Iran dan stabilitas pemerintahan yang baru terpilih jika negara itu terus menempuh jalan itu," pejabat itu menambahkan.
Peringatan itu tidak dimaksudkan untuk mengkomunikasikan bahwa AS akan menyerang Iran secara langsung sebagaimana laporan Journal mengutip pejabat Amerika.
Republik Islam dilaporkan ragu-ragu apakah akan melancarkan serangan. Tetapi pada Rabu kemarin, CNN melaporkan pejabat Israel menilai Hizbullah mungkin menyerang Israel dalam beberapa hari mendatang, terlepas dari Iran sendiri.
Israel telah menyampaikan kepada Hizbullah dan Iran bahwa setiap serangan terhadap warga sipil di Israel akan melewati batas merah dan mengakibatkan respons yang tidak proporsional, menurut Channel 12.
Jaringan yang sama melaporkan pada Kamis kemarin bahwa Israel telah bersiap tidak hanya untuk melawan roket dan rudal, tetapi juga untuk mencegah penetrasi lintas perbatasan melalui darat atau laut.
(Serambinews.com/Sara Masroni)
BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.