Opini
Tambang Antara Dampak Lingkungan dan Masa Depan Energi Aceh
Menurut Ahrens dan Morrissey (2005), batubara hanya berdampak buruk pada ekosistem laut jika dalam jumlah besar, yang tidak terjadi dalam kasus ini.
Masa depan pertambangan
Aceh kini juga menghadapi tantangan besar dalam transisi energi global, seiring upaya beralih dari energi fosil ke energi terbarukan seperti angin, surya, dan panas bumi. Meski transisi ini bisa mengurangi dampak lingkungan, daerah seperti Aceh yang bergantung pada batubara akan sangat terdampak di semua lini kehidupan.
Dengan 50 persen energi Aceh berasal dari batubara, pemanfaatan energi terbarukan di hampir semua daerah di Indonesia kurang dari 5 % , dan hanya Jakarta dan Yogyakarta yang siap jika energi terbarukan diterapkan, tantangan ini menjadi sangat nyata.
Transisi energi ini juga membutuhkan infrastruktur dan tenaga kerja yang siap. Ketika batubara habis, pekerja di sektor ini perlu di-upskill dan di-reskill agar bisa beralih ke sektor energi terbarukan. Potensi Aceh dalam energi terbarukan, seperti geotermal (1,09 GW menurut Outlook Energi 2023 oleh Dewan Energi Nasional), sangatlah besar.
Namun, Aceh memerlukan investasi besar, termasuk dalam pelatihan, teknologi, dan kebijakan yang mendukung. Dengan pendekatan yang tepat, Aceh bisa tetap menjadi bagian penting dari perekonomian nasional bahkan dalam era transisi energi ini. Jika tidak, mungkin saja kutukan sumber daya (resource curse) akan terjadi lagi di Aceh. Hasil bumi habis, namun masyarakatnya tidak maju.
Pembangunan berkelanjutan
Menghadapi tantangan, solusi utama harus berfokus pada pengelolaan pertambangan yang lebih baik dan kesiapan untuk transisi energi. Langkah penting meliputi: (1) penggunaan teknologi penambangan ramah lingkungan, (2) edukasi masyarakat tentang bahaya merkuri dan bahan kimia, (3) penciptaan lapangan kerja di sektor energi terbarukan, (4) penyempurnaan regulasi, dan (5) pengawasan ketat terhadap operasi tambang.
Aceh memiliki potensi besar untuk menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi melalui pertambangan berkelanjutan. Dengan kebijakan yang tepat dan kerja sama lintas sektor, pembangunan dapat tercapai tanpa mengorbankan lingkungan. Sebagaimana Rasulullah saw. bersabda, "Allah mencintai seseorang yang melakukan pekerjaannya dengan itqan (kesungguhan)." Hal ini sejalan dengan perintah Allah swt dalam Surat Al-Hujurat ayat 6 untuk selalu meneliti kebenaran suatu informasi sebelum bertindak, sehingga terhindar dari kesalahan yang dapat mencelakakan orang lain.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.