Kupi Bengoh
Tempat Sejarah Sebagai Fondasi Masa Depan Wisata Halal di Aceh
Kekayaan budaya Indonesia dapat dilihat melalui berbagai bentuk seni, seperti tari, musik, kerajinan tangan, dan kuliner yang bervariasi dari satu dae
Tantangan dalam Pengembangan Wisata Halal di Aceh
Namun, pengembangan pariwisata halal di Aceh juga memiliki tantangan. Dalam upaya menarik perhatian wisatawan, ada risiko bahwa nilai-nilai budaya dan religius yang menjadi inti dari identitas Aceh dapat dimodifikasi. Komodifikasi budaya sering kali mengarah pada perubahan cara memandang masyarakat terhadap tradisi dan warisan mereka. Oleh karena itu, penting untuk menilai sejauh mana pariwisata halal dapat berkembang tanpa mengorbankan kepunahan lingkungan dan pelestarian budaya lokal.
Dalam pengembangan wisata yang lebih baik untuk kedepannya, sering juga membawa dampak negatif bagi lingkungan, hingga menyebabkan bencana tanpa diundang, seperti banjir bahkan longsor efek dari kerusakan lingkungan, apabila tidak dikelola dengan semestinya. Ini menjadi tantangan bagi pemerintah khususnya dalam menerapkan perubahan tanpa merugikan sebelah pihak. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan praktik pariwisata yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, seperti pengelolaan limbah yang baik, konservasi energi, dan perlindungan habitat alami.
Aceh memiliki wisata halal yang indah mulai dari pulau, gunung hingga mesjid yang dipadukan ala timur tengah, begitu juga dengan makanan serta minuman khas Aceh yang sangat mudah ditemukan, kekurangannya hanya pada tatanan pengelolaan sebagian tempat bersejarah yang jarang disentuh oleh pemerintah, padahal memiliki nilai jual yang tinggi.
Mempertahankan warisan sejarah dalam konsep pariwisata halal Aceh merupakan langkah penting untuk menjaga identitas dan integritas budaya lokal di tengah arus globalisasi dan modernisasi. Dengan mengintegrasikan situs-situs sejarah dan nilai-nilai Islami ke dalam pariwisata, Aceh memiliki potensi besar untuk menarik wisatawan lokal maupun mancanegara, serta memperkuat perekonomiannya. Tulisan ini memberi gambaran untuk kita sama-sama dalam mengembangkan potensi tempat wisata sejarah dalam konteks islami, karena sejarah menjadi identitas setiap daerahnya yang harus dipertahankan dan dilestarikan untuk anak cucu nantinya.
*) Penulis Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Pascasarjana UIN AR-Raniry Banda Aceh, Sekaligus peminat mata kuliah Komunikasi Bisnis dan Pariwisata.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.