Opini
Hari Penglihatan Sedunia Anak-anak, Cintai Matamu
Hari ini diperingati untuk meningkatkan kesadaran tentang kebutaan dan gangguan penglihatan, serta mengadvokasi akses ke perawatan mata
Dr dr Siti Hajar MKes M Ked (Oph) SpM, Dokter mata anak dan strabismus, staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/SMF Mata RSUDZA
WORLD Sight Day atau Hari Penglihatan Sedunia merupakan acara global tahunan yang diperingati pada Kamis kedua bulan Oktober. Hari ini diperingati untuk meningkatkan kesadaran tentang kebutaan dan gangguan penglihatan, serta mengadvokasi akses ke perawatan mata yang berkualitas untuk semua orang. Tahun ini, Hari Penglihatan Sedunia dirayakan pada 10 Oktober 2024.
Pada Hari Penglihatan Sedunia, menyoroti pentingnya kesehatan mata anak. Tema tahun ini, “Children, Love Your Eyes,” (Anak-anak, Cintai Mata mu) menekankan perlunya perawatan mata sejak dini dan menghindari dampak parah yang dapat ditimbulkan pada kehidupan anak.
Penglihatan sangat penting untuk tumbuh kembang anak, mulai dari belajar di sekolah hingga bermain dengan teman-teman. Penglihatan yang baik mendukung setiap aspek pertumbuhan anak. Sayangnya, banyak anak di seluruh dunia tidak memiliki akses ke perawatan mata yang mereka butuhkan. Faktanya, 450 juta anak di seluruh dunia tidak dapat menerima perawatan yang diperlukan untuk masalah penglihatan mereka.
Gangguan penglihatan
Gangguan penglihatan yang dapat dikoreksi akan mempengaruhi prestasi pendidikan dan interaksi sosial anak-anak. Penggunaan kacamata yang tepat bagi anak-anak yang mengalami gangguan penglihatan seperti rabun jauh dapat memperbaiki penglihatan. Bayangkan perbedaan yang dapat ditimbulkan oleh sepasang kacamata sederhana dapat mengubah kemampuan anak-anak untuk melihat lebih terang sehingga dapat meningkatkan kemampuan belajar, bermain, dan berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka.
Pada World Sight Day 2024, penting untuk mengingatkan betapa berharganya kesehatan mata sejak usia dini. Gangguan penglihatan pada anak sering kali tidak disadari karena anak-anak mungkin tidak bisa mengungkapkan apa yang mereka alami dengan jelas. Berikut adalah beberapa gangguan penglihatan yang umum terjadi pada anak dan penting untuk diwaspadai.
Rabun Jauh (Miopia)
Mata adalah salah satu pancaindra yang sangat penting bagi manusia. Tentu saja tanpa mata, manusia tidak dapat melihat. Namun sering kali fungsi mata sebagai indra penglihatan terganggu karena beberapa faktor seperti rabun jauh. Mekanisme kerja mata mirip dengan fungsi kamera. Mata kita dapat melihat dengan tajam apabila pancaran cahaya dari suatu obyek jatuh tepat di titik fokus saraf mata atau yang kita kenal sebagai retina.
Bagian mata yang kita sebut sebagai pupil akan berfungsi sebagai “jendela” mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam mata, yang kemudian akan difokuskan oleh lensa kristalin dan diteruskan ke sentral penglihatan di retina. Maka mata dapat melihat dengan jelas obyek tersebut. Apabila pancaran cahaya tidak jatuh tepat di retina maka bayangan obyek akan menjadi kabur. Kondisi ini yang kita sebut sebagai kelainan refraksi. Salah satu kelainan refraksi yang sering terjadi yaitu rabun jauh atau miopia.
Rabun jauh bisa diterapi dengan memberikan koreksi kacamata atau lensa kontak tergantung dari besarnya miopia untuk membantu memfokuskan kembali bayangan yang masuk agar bisa tepat jatuh ke dalam retina sehingga penglihatan menjadi jelas.
Ambliopia (Mata Malas)
Ambliopia terjadi ketika salah satu atau kedua mata tidak berkembang dengan baik, sehingga menyebabkan penglihatan buram pada mata tersebut walaupun sudah diberikan koreksi kaca mata yang terbaik. Jika tidak terdeteksi dan diobati dini, ambliopia bisa menyebabkan gangguan penglihatan permanen. Sekitar 1-5 persen dari seluruh populasi mengalami ambliopia dan merupakan penyebab terbesar penurunan ketajaman penglihatan pada anak dan kondisi ini dapat berdampak buruk pada penglihatan. Seperti kebutaan di usia dewasa jika tidak diobati dengan baik pada masa anak-anak.
Beberapa gangguan mata yang dapat menyebabkan ambliopia atau mata malas adalah gangguan refraksi (hiperopia, miopia, & astigmatisme) yang tidak pernah dikoreksi sebelumnya, strabismus atau mata juling dan gangguan gerakan mata seperti nystagmus.
Skrining pada bayi baru lahir sebaiknya dilakukan pada usia sekitar 35 bulan, atau usia 0 hingga 2 tahun. Skrining berikutnya dilakukan pada usia 36 hingga 47 bulan, atau sekitar 3 hingga 4 tahun. untuk mengetahui riwayat kesehatan, termasuk masalah mata pada keluarga.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.