Kesehatan

Jadi Favorit Banyak Orang, Manakah yang Paling Tidak Sehat Antara Mie Instan dan Bumbunya?

dr Tan mengatakan, komponen mi dari mi instan merupakan produk rafinasi yang berasal dari terigu atau tepung gandum.

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Amirullah
Freepik.com/KamranAydinov
Ilustrasi 

SERAMBINEWS.COM - Mie instan telah menjadi salah satu makanan favorit di Indonesia, digemari oleh berbagai kalangan usia.

 Dengan harga terjangkau dan kemudahan dalam penyajian, mie instan sering kali menjadi pilihan praktis bagi banyak orang, terutama di tengah kesibukan sehari-hari.

Namun, di balik popularitasnya, mie instan kerap dianggap sebagai makanan yang tidak sehat. Beberapa ahli kesehatan mengingatkan bahwa konsumsi mie instan yang berlebihan dapat memicu berbagai masalah kesehatan.

Mie instan umumnya mengandung natrium tinggi, pengawet, dan bahan tambahan lainnya yang bisa berdampak negatif jika dikonsumsi secara rutin.

Di dalam kemasan mie instan, terdapat mi sebagai komponen utama dan bumbu dalam plastik kecil yang menentukan cita rasa.

Pertanyaan pun muncul: mana yang lebih berisiko bagi kesehatan, mi itu sendiri atau bumbu yang menyertainya?

Salah satunya, dari warganet X (dulu Twitter) @bbiiutiful.

"Sebenernya mie instan tuh yg gak sehat mie nya apa bumbunya?" tulis pengunggah.

Lantas, mana yang sebenarnya lebih tidak sehat dari mi instan, mi atau bumbunya?

Baca juga: VIRAL Pemuda 20 Tahun Serangan Jantung Kebanyakan Mi Instan, Benarkah? Ini Penjelasan Dokter

Mi vs bumbu dari mi instan

Melansir Kompas.com, dokter gizi komunitas dari Dr Tan & Remanlay Institute Banten, Tan Shot Yen mengatakan, mi maupun bumbu dari mi instan sama-sama tidak sehat.

Hal itu karena bumbu mi instan umumnya tinggi garam dan penguat rasa Monosodium glutamate alias MSG.

Komposisi MSG terdiri atas natrium dan klorida, dengan mineral natrium berperan dalam keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.

Menurut Tan, tubuh manusia membutuhkan natrium untuk keseimbangan eletrolit yang digunakan sebagai penunjang kerja otot dan syaraf.

"Kecukupan garam mampu menahan air dalam tubuh. Bekerja sama dengan kalium menjaga tekanan darah, kesehatan jantung, dan ginjal," kata Tan, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (4/1/2024), sebagaimana dikutip dari pemberitannya.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved