Menuju Pilkada Aceh 2024
Saksi Bustami-Fadhil di Pidie dan Pidie Jaya Siap Pasang Badan untuk Kawal Suara
Para saksi paslon Bustami Hamzah-Fadhil Rahmi menegaskan kesiapannya mengawal tahapan pemungutan dan penghitungan suara di Pidie dan Pidie Jaya.
SERAMBINEWS.COM - Para saksi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Aceh nomor urut 1, Bustami Hamzah-Fadhil Rahmi menegaskan kesiapannya mengawal tahapan pemungutan dan penghitungan suara di Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya.
Muhammad Rizal dari Kecamatan Tiro, Kabupaten Pidie, misalnya, mengatakan siap bekerja apapun hambatan yang mungkin nanti dihadapinya.
Pria yang sebelumnya pernah menjadi PPK pada pemilu legislatif lalu di Kecamatan Tiro itu mengatakan, dirinya bersedia pasang badan untuk Bustami lantaran kagum kepada sosok Bustami yang dinilainya cocok memimpin Aceh.
"Aceh butuh perubahan. Pak Bustami mampu orangnya," kata Muhammad Rizal, Senin (21/10/2024), saat menghadiri pembekalan saksi di Hotel Safira, Sigli, Kabupaten Pidie.
Acara yang bertajuk 'Konsolidasi dan TOT Saksi Kabupaten dan Kecamatan' itu dihadiri 150 saksi dari Pidie dan Pidie Jaya.
"Saya pribadi sudah siap. Apapun hambatannya, saya siap memenangkan Om Bus, insya Allah menang," tambah Muhammad Rizal.
Hal senada disampaikan Murtada dari Kecamatan Mutiara Timur.
Sebagai saksi dari partai Golkar, Murtada mengatakan dirinya bersedia menjadi saksi untuk calon gubernur Bustami Hamzah lantaran ingin adanya perubahan untuk Aceh lebih baik.
Baca juga: Kelangkaan Gas 3 Kg Terus Berlanjut, Dijual Rp 50 Ribu Per Tabung, Ketua DPRK Pidie Angkat Bicara
Baca juga: Polisi Sidak Pangkalan Gas di 3 Kecamatan di Pidie, Kasat Reskrim: Jangan Timbun Gas 3 KG
Murtada mengaku sebelumnya pernah bekerja untuk pasangan calon satu lagi. Namun, ternyata tidak ada perubahan untuk Aceh.
Murtada mengaku sudah 10 tahun menjadi saksi di tingkat kecamatan setiap Pilkada tiba.
Bahkan, dia mengaku pernah mendapat intimidasi berupa ancaman dari pihak lawan.
Namun, itu tak menyurutkan nyalinya untuk mengawal suara Bustami pada Pilkada 27 November mendatang.
"Insya Allah saya siap dan bisa melewati rintangan yang ada untuk memenangkan
Om Bus untuk gubernur Aceh,"
"Insya Allah menang untuk harapan baru Aceh," pungkas Murtada.
Sementara itu, calon gubernur Aceh, Bustami Hamzah, saat menghadiri pembekalan saksi, mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada para saksi yang hadir meninggalkan pekerjaannya masing-masing.
Bustami mengingatkan kepada para saksi bahwa dirinya tidak ingin mengalahkan pihak lain, melainkan mencari cara untuk menang dengan tidak mencaci-maki pihak lain.
Baca juga: Abiya Anwar Ungkap, Dukungan Alumni Dayah Darul Munawarah ke Bustami atas Restu Abu Kuta Kreung
Baca juga: Polisi Sebut Etnis Rohingya di Perairan Aceh Selatan Murni Tindak Pidana Perdagangan Manusia
"Menyoe na niet caci maki, goet bek (Kalau ada niat mencaci maki, lebih baik tidak)," ujar Bustami.
"Islam itu mengajarkan perdamaian dan kekeluargaan dalam segala hal," tambahnya.
Bustami mengatakan, Aceh hari ini membutuhkan energi baru yang dapat mengeluarkan Aceh dari kemiskinan dan bersiap menjelang berakhirnya Dana Otonomi Khusus pada 2027.
"Aceh hari ini membutuhkan energi baru, harapan baru, untuk masa depan yang lebih baik dan sejahtera," kata Bustami.
Bustami juga mengingatkan, dulu Gubernur Ibrahim Hasan mampu membebaskan pantai barat-selatan Aceh dari rakit dengan anggaran hanya Rp 1,9 triliun.
"Tapi sekarang kita dapat puluhan triliun setelah damai, namun Aceh belum terbebas dari kemiskinan," imbuhnya.
Pemerintah, lanjut Bustami lagi, harus berdiri di atas semua golongan untuk semua rakyat, bukan hanya untuk kepentingan kelompoknya.
Bustami menegaskan, dirinya merasa gundah melihat Aceh tak kunjung maju di tengah banyaknya kucuran dana otonomi khusus.
Baca juga: Lagi, Lima Imigran Rohingya yang Sakit Dievakuasi ke Rumah Sakit
Baca juga: Jubir Tim Pemenangan Cabup/Cawabup Aceh Timur Sulaiman Tole-Abdul Hamid Tanggapi Serangan Lawan
Selama ini, Bustami bekerja sebagai birokrat melayani apa yang diputuskan oleh para gubernur terdahulu.
"Ada kegundahan melihat Aceh. Ini adalah panggilan hati untuk berbuat sesuatu bagi kemajuan Aceh,"
"Kalau saya berpikir untuk diri, saya tidak akan mundur dari jabatan saya. Juga tidak mundur dari PNS, apalagi saya sudah eselon 1 sebagai Sekda Aceh. Bagi saya hidup adalah pilihan," kata Bustami.
"Saya ini mualaf politik. Saya orang birokrat. Saya jadi orang politik baru mulai, 23 Agustus lalu, walaupun sebelumnya sepanjang karir saya berada di lingkungan orang politik," tambahnya lagi.
Jika kelak terpilih sebagai gubernur, Bustami mengatakan akan memenuhi hak-hak dasar masyarakat terlebih dahulu.
"Harus kita penuhi hak-hak dasar dulu. Menyoe pruet hana troe, hana mungken na kesejahteraan (Jika perut tidak kenyang, tidak mungkin ada kesejahteraan)," tegasnya.
Sebelumnya, pada hari yang sama, Bustami juga memberi motivasi kepada para saksi tingkat kabupaten dan kecamatan se-Pidie Jaya yang diselenggarakan di Hotel Ananda, Meureudu.(*)
Baca juga: Punya Jumlah Menteri Terbanyak Sejak Orba, Ini 22 Kementerian Baru yang Lahir di Kabinet Prabowo
Baca juga: Sadis! Pelaku Tikam Mahasiswa Sedang Tertidur 3 Kali, Motifnya Ingin Curi HP Korban untuk Digadaikan
Saksi Bustami Fadhil di Pidie dan Pidie Jaya
Saksi Bustami Fadhil Siap Pasang Badan
Saksi Bustami Fadhil Siap Kawal Suara
Menuju Pilkada Aceh 2024
Calon Gubernur Aceh Bustami Hamzah
Karang Taruna Aceh Ajak Generasi Muda Gunakan Hak Pilihnya dalam Pilkada Besok |
![]() |
---|
Surati KPU, Tim Bustami-Fadhil Minta KIP Aceh Diberi Teguran Keras |
![]() |
---|
Tim Bustami-Fadhil Ajak Masyarakat Aceh Kawal Suara dan jadi Saksi di TPS |
![]() |
---|
Visi Misi Bustami-Fadhil di Debat Ketiga Ingin Tuntaskan Persoalan Korban Konflik Aceh |
![]() |
---|
Tim Bustami Polisikan Muhammad Daud atas Dugaan Fitnah dan Penistaan di Debat Ketiga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.