Konflik Palestina vs Israel
Usai Dipecat, Yoav Gallant Bongkar Fakta Mengejutkan PM Israel Benjamin Netanyahu
Eks Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant membongkar kelakukan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu usai dipecat.
Namun, seiring berlanjutnya perang yang kemudian menyebar ke Lebanon, perbedaan kebijakan pun muncul.
Netanyahu menyerukan tekanan militer berkelanjutan terhadap Hamas, sedangkan Gallant mengambil pendekatan yang lebih pragmatis.
Gallant menilai kekuatan militer telah menciptakan kondisi yang diperlukan untuk setidaknya mencapai kesepakatan diplomatik sementara yang dapat membawa pulang para tawanan yang ditawan Hamas.
Dalam konferensi pers larut malam yang disiarkan televisi nasional, Gallant mengatakan ia tidak setuju dengan Netanyahu dalam tiga isu utama yaitu perlunya mengakhiri pengecualian wajib militer kontroversial bagi pria dari kalangan ultra-Ortodoks, kebutuhan mendesak untuk mencapai kesepakatan terkait tawanan, dan perlunya membentuk komisi penyelidikan resmi atas kegagalan politik dan keamanan pada peristiwa 7 Oktober.
Dalam peristiwa 7 Oktober 2023, Hamas menyerbu Israel dan diklaim Tel Aviv menewaskan 1.200 orang serta menawan 250 orang lainnya.
Israel memperkirakan sekitar 100 orang masih ditawan di Gaza yang telah hancur lebur akibat bombardir membabi buta Israel sejak 7 Oktober 2023. Dari jumlah itu, diperkirakan hanya sekitar 65 tawanan yang masih hidup.
Sementara dilansir Al Jazeera, serangan Israel ke Gaza telah menewaskan sedikitnya 43.374 orang termasuk 16.765 anak-anak, per 3 November 2023.
Dengan wajib militer bagi sebagian besar orang Yahudi, Gallant mengatakan bahwa merekrut orang-orang ultra-Ortodoks merupakan masalah keadilan dan keamanan di saat Israel menghadapi begitu banyak tantangan.
Ia mengatakan kesepakatan terkait tawanan diperlukan "secepat mungkin, saat mereka masih hidup" dan mengatakan "tidak akan ada pengampunan" karena mengabaikan mereka.
Ia juga mengatakan penyelidikan menyeluruh atas peristiwa 7 Oktober adalah satu-satunya cara untuk memastikan pemerintah akan belajar dari kesalahan yang sebenarnya.
Netanyahu telah menolak seruan agar dilakukan penyelidikan, dengan mengatakan hal itu seharusnya hanya dilakukan setelah perang berakhir.
Gallant mengakhiri pernyataannya dengan memberi penghormatan kepada para prajurit yang bertugas di ketentaraan dan mereka yang tewas dalam perang.
Ia mengangkat tangan dan memberi hormat saat meninggalkan podium.
Banyak keluarga tawanan, bersama dengan puluhan ribu orang yang telah bergabung dalam protes antipemerintah, menuduh Netanyahu menggagalkan kesepakatan gencatan senjata untuk mempertahankan kekuasaannya.
Mitra garis keras Netanyahu mengancam akan menjatuhkan pemerintah jika ia memberi konsesi kepada Hamas, yang meningkatkan risiko pemilihan umum dini saat popularitas sang perdana menteri sedang rendah.
| Netanyahu Tegaskan Israel yang Tentukan Negara Mana Saja yang Boleh Kirim Tentara ke Gaza |   | 
|---|
| 3 Orang Tewas saat Israel Gempur Lebanon, Termasuk Anggota Hizbullah, Pasukan PBB Jadi Sasaran |   | 
|---|
| Protes Rencana Israel Caplok Tepi Barat, Trump: Israel akan Kehilangan Semua Dukungan AS |   | 
|---|
| Israel Bunuh 97 Warga Gaza Selama Gencatan Senjata, Termasuk 11 Orang Sekeluarga di Mobil Terbuka |   | 
|---|
| Biaya Rekonstruksi Gaza Diperkirakan Capai Rp1.158 Triliun, Negara-Negara Dunia Siap Bantu |   | 
|---|


 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.