KUPI BEUNGOH
Mengurai Pengetahuan Ilmiah Sejati: Peran Struktur Revolusi Ilmiah Membedakan Fakta dan Misinformasi
Sebelum berbicara lebih jauh mengenai sains, berikut merupakan latar belakang mengapa sains itu hadir dalam kehidupan kita.
Pengetahuan ilmiah dikatakan sejati apabila memenuhi lima syarat yang telah disebutkan di atas sedangkan pengetahuan ilmiah semu tidak memenuhi lima syarat pengetahuan ilmiah.
Contoh dari ilmu pengetahuan ilmian sejati adalah hukum gravitasi Newton yang menjelaskan bahwa setiap benda bermassa akan saling menarik.
Contoh aplikasinya adalah mengapa benda jatuh ke tanah saat dilepaskan.
Pengetahuan ini diterima karena telah diuji dalam berbagai kondisi dan hasilnya konsisten.
Selanjutnya, Fotosintesis pada tumbuhan hijau menghasilkan makanan dengan mengubah energi matahari, karbon dioksida, dan air menjadi glukosa dan oksigen.
Ini adalah dasar pemahaman tentang ekosistem dan pentingnya tumbuhan bagi kehidupan.
Adapun contoh dari pengetahuan ilmiah semu diantaranya mandi malam yang sering dianggap menyebabkan rematik, tetapi ini tidak memiliki dasar ilmiah.
Rematik adalah penyakit autoimun atau inflamasi yang tidak dipengaruhi langsung oleh waktu mandi.
Selain itu, banyak yang percaya bahwa kerokan bisa "mengeluarkan angin" dari tubuh.
Meski kerokan dapat meningkatkan aliran darah di kulit, efek penyembuhan yang dirasakan lebih bersifat psikologis dan tidak terkait langsung dengan "angin" yang tidak ada secara ilmiah.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang dinamis, lahirlah pemikiran baru dari seorang filsuf yang bernama Thomas Khun dengan bukunya yang berjudul The Structure of Scientific Revolutions tahun 1922 yang menawarkan konsepsi baru yang sangat berpengaruh, tetapi juga radikal, tentang sifat kemajuan ilmiah.
Selain itu, Thomas Khun mengkritisi mengenai komponen pengetahuan ilmiah sejati menurut putusan Hakim Overton khususnya pada poin ketiga yaitu dapat diuji terhadap dunia empiris serta poin kelima bahwa pengetahuan ilmiah dapat dipalsukan (falsifiable).
Terdapat tiga hal yang dikritisi Khun diantaranya bahwa yang pertama, sains tidak berkembang secara bertahap, melainkan melalui revolusi ilmiah dan pergantian paradigma (kerangka teori atau pendekatan ilmiah yang diterima secara luas oleh komunitas ilmiah pada suatu periode tertentu).
Kedua, paradigma ilmiah yang ada sering kali tidak objektif meskipun idealnya bersifat objektif, tidak sepenuhnya terlepas dari konteks sosial, budaya, dan psikologis para ilmuwannya.
Paradigma ilmiah terbentuk dalam lingkungan manusia, sehingga tidak dapat sepenuhnya menghindari bias (tidak netral) dan pengaruh eksternal.
Kemudahan Tanpa Tantangan, Jalan Sunyi Menuju Kemunduran Bangsa |
![]() |
---|
Memaknai Kurikulum Cinta dalam Proses Pembelajaran di MTs Harapan Bangsa Aceh Barat |
![]() |
---|
Haul Ke-1 Tu Sop Jeunieb - Warisan Keberanian, Keterbukaan, dan Cinta tak Henti pada Aceh |
![]() |
---|
Bank Syariah Lebih Mahal: Salah Akad atau Salah Praktik? |
![]() |
---|
Ketika Guru Besar Kedokteran Bersatu untuk Indonesia Sehat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.