KUPI BEUNGOH

Mengurai Pengetahuan Ilmiah Sejati: Peran Struktur Revolusi Ilmiah Membedakan Fakta dan Misinformasi

Sebelum berbicara lebih jauh mengenai sains, berikut merupakan latar belakang mengapa sains itu hadir dalam kehidupan kita.

Editor: Firdha Ustin
FOR SERAMBINEWS.COM
Safrina (kiri) dan Ani Nurhayati, keduanya merupakan Mahasiswa S2 Pendidikan Matematika, Universitas Pendidikan Indonesia. 

Pengetahuan ilmiah dikatakan sejati apabila memenuhi lima syarat yang telah disebutkan di atas sedangkan pengetahuan ilmiah semu tidak memenuhi lima syarat pengetahuan ilmiah.

Contoh dari ilmu pengetahuan ilmian sejati adalah hukum gravitasi Newton yang menjelaskan bahwa setiap benda bermassa akan saling menarik. 

Contoh aplikasinya adalah mengapa benda jatuh ke tanah saat dilepaskan.

Pengetahuan ini diterima karena telah diuji dalam berbagai kondisi dan hasilnya konsisten.

Selanjutnya, Fotosintesis pada tumbuhan hijau menghasilkan makanan dengan mengubah energi matahari, karbon dioksida, dan air menjadi glukosa dan oksigen.

Ini adalah dasar pemahaman tentang ekosistem dan pentingnya tumbuhan bagi kehidupan.

Adapun contoh dari pengetahuan ilmiah semu diantaranya mandi malam yang sering dianggap menyebabkan rematik, tetapi ini tidak memiliki dasar ilmiah.

Rematik adalah penyakit autoimun atau inflamasi yang tidak dipengaruhi langsung oleh waktu mandi.

Selain itu, banyak yang percaya bahwa kerokan bisa "mengeluarkan angin" dari tubuh.

Meski kerokan dapat meningkatkan aliran darah di kulit, efek penyembuhan yang dirasakan lebih bersifat psikologis dan tidak terkait langsung dengan "angin" yang tidak ada secara ilmiah.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang dinamis, lahirlah pemikiran baru dari seorang filsuf yang bernama Thomas Khun dengan bukunya yang berjudul The Structure of Scientific Revolutions tahun 1922  yang menawarkan konsepsi baru yang sangat berpengaruh, tetapi juga radikal, tentang sifat kemajuan ilmiah.

Selain itu, Thomas Khun mengkritisi mengenai komponen pengetahuan ilmiah sejati menurut putusan Hakim Overton khususnya pada poin ketiga yaitu dapat diuji terhadap dunia empiris serta poin kelima bahwa pengetahuan ilmiah dapat dipalsukan (falsifiable).

Terdapat tiga hal yang dikritisi Khun diantaranya bahwa  yang pertama, sains tidak berkembang secara bertahap, melainkan melalui revolusi ilmiah dan pergantian paradigma (kerangka teori atau pendekatan ilmiah yang diterima secara luas oleh komunitas ilmiah pada suatu periode tertentu).

Kedua, paradigma ilmiah yang ada sering kali tidak objektif meskipun idealnya bersifat objektif, tidak sepenuhnya terlepas dari konteks sosial, budaya, dan psikologis para ilmuwannya.

Paradigma ilmiah terbentuk dalam lingkungan manusia, sehingga tidak dapat sepenuhnya menghindari bias (tidak netral) dan pengaruh eksternal.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved