Konflik Suriah

Pemberontak Suriah Deklarasikan Berakhirnya Pemerintahan Bashar al-Assad, Teriakan Takbir Menggema

Pemberontak Suriah menyatakan bahwa mereka telah merebut ibu kota Damaskus dan mengumumkan jatuhnya pemerintahan Bashar al-Assad.

Editor: Faisal Zamzami
Istimewa
Kolase foto Presiden Suriah Bashar Al-Assad dan kelompok oposisi pemberontak Hay'at Tahrir al-Sham (HTS) 

-8 Desember: 

- Setelah menguasai Homs, kota terbesar ketiga di Suriah, pemberontak mengatakan bahwa mereka sekarang memasuki Damaskus.

- Oposisi Suriah mengatakan para pejuangnya telah membebaskan semua tahanan di Penjara Sednaya dekat Damaskus.

-Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan penjara tersebut adalah tempat pasukan pemerintah melakukan penyiksaan yang mengerikan terhadap para tahanan.

"Kami mengumumkan berakhirnya era tirani di Penjara Sednaya," kata pihak oposisi dalam sebuah pernyataan.

Kekacauan di bandara

Saat pasukan pemberontak Suriah bergerak cepat menuju ibu kota, kekacauan dan kepanikan terjadi di dalam Bandara Damaskus.

Dalam sebuah video, puluhan orang terlihat berlarian melewati pos pemeriksaan keamanan dan bergegas menuju gerbang keberangkatan.

 
Mengutip CNN, bandara tersebut tampaknya kekurangan staf, dan situs web pemantauan penerbangan tidak menunjukkan jadwal keberangkatan dalam waktu dekat.

Assad tinggalkan Damaskus

Presiden Suriah Bashar al-Assad telah menaiki pesawat dan meninggalkan Damaskus ke tujuan yang belum diketahui, lapor kantor berita Reuters mengutip pernyataan dua perwira senior Suriah.

Pemantau perang Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) juga mengatakan sebuah pesawat pribadi yang telah meninggalkan bandara Damaskus kemungkinan membawa Assad. Pasukan pemerintah di bandara dipulangkan setelah pesawat itu berangkat, katanya.

Oposisi Suriah rebut gedung Radio dan TV Publik di Damaskus
Kontributor Al Jazeera Arabic, mengutip sumber-sumber oposisi, melaporkan bahwa pemberontak telah mengambil alih gedung Radio dan TV Publik di ibu kota Suriah.

Gedung Radio dan TV Publik merupakan situs penting dan simbolis di Suriah.

Selain berlokasi di jantung kota Damaskus, gedung tersebut digunakan untuk mengumumkan pemerintahan baru selama era kudeta berturut-turut di Suriah pada tahun 1950-an dan 1960-an.

Baca juga: Universitas Malikussaleh Sambut Kedatangan 8 Mahasiswa Internasional dari Kamboja

Baca juga: Kunker ke Disdik Dayah Aceh Tengah, Komisi VII DPRA Dorong Penguatan Pendidikan Dayah

Baca juga: Mantan Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Yong-hyun Ditangkap terkait Deklarasi Darurat Militer

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved