Konflik Suriah

Pesan Militan Suriah dari Masjid Umayyah: Sabarlah Wahai Penduduk Gaza, Kami Akan Datang Membantu

"Sabar wahai penduduk Gaza, sabar, sabar, Kami berjalan di atas jalan nabi Muhammad SAW, dan jalan para sahabat"

Editor: Faisal Zamzami
Tangkapan layar X/ @officialxkathir
Kemenangan para militan Suriah dalam menggulingkan rezim Bashar Assad di Suriah diwarnai dengan ucapan empati kepada warga Gaza yang masih tertindas. 

Namun setelah peristiwa Penaklukan Damaskus tahun 634, bangunan ini diubah menjadi sebuah kompleks yang berisi Basilika Katolik Roma yang didedikasikan untuk Santo Yohanes Pembaptis dan Musala di bagian tenggara untuk Muslim beribadah.

Kemudian secara final bangunan ini diubah dan ditingkatkan statusnya menjadi masjid pada tahun 706, atas perintah Khalifah Al-Walid bin Abdul-Malik dari Bani Umayyah.

 
 

Sejarah Masjid

Masjid Umayyah atau juga dikenal sebagai Masjid Agung Damaskus, adalah salah satu dari masjid tertua dan terbesar di dunia. 

Masjid bersejarah ini terletak di kota tua Damaskus, ibu kota negara Suriah

Masjid Agung Damaskus merupakan peninggalan Bani Umayyah di Damaskus, yang menjadi salah satu simbol masa kejayaan peradaban umat Islam. 

Sosok yang membangun masjid di Damaskus adalah Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik, yang memerintah sejak tahun 705 hingga 715.

Kapan berdirinya Masjid Umayyah

Lokasi berdirinya Masjid Umayyah saat ini telah disucikan sebagai rumah ibadah sejak Zaman Besi, ketika bangsa Aram membangun kuil untuk dewa hujan, Hadad. 

Pada tahun 64, ketika Damaskus diambil alih oleh orang-orang Romawi, kuil bangsa Aram diubah menjadi pusat pemujaan kekaisaran terhadap Yupiter, dewa hujan Romawi.

Tiga abad kemudian, Kaisar Theodosius I dari Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium) mengubah kuil menjadi katedral dan tempat kedudukan bagi Patriarkat Antiokhia.

Pada tahun 634, Damaskus menjadi kota Bizantium pertama yang ditaklukkan oleh Islam di bawah kepemimpinan Khalifah Abu Bakar dan jenderalnya, Abu Ubaidah bin Jarrah dan Khalid bin Walid. 

Setelah penaklukan Muslim atas Damaskus, sebagian dari katedral dijadikan musala bagi tentara Islam, sedangkan sebagian tetap menjadi tempat ibadah umat Kristen.

Sejak itu hingga dimulainya kekuasaan Khalifah Walid bin Abdul Malik, atau sekitar 70 tahun lamanya, umat Islam dan Kristen memasuki tempat ibadah masing-masing melalui pintu yang sama.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved