Konflik Suriah

Rezim Bashar al-Assad Jatuh, Israel Caplok Dataran Tinggi Golan, Tank IDF Dekati Damaskus

Menurut laporan, tank-tank IDF (Angkatan Pertahanan Israel) kini berada hanya sekitar 20 kilometer dari ibu kota Suriah, Damaskus.

Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM/AFP
Pasukan lapis baja penduduk Israel mengambil posisi di luar desa Majdal Shams yang diduduki di dekat zona penyangga yang memisahkan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel dari wilayah Suriah lainnya, pada 9 Desember 2024. 

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Israel secara resmi mengumumkan pencaplokan Dataran Tinggi Golan, sebuah wilayah strategis yang telah menjadi sumber perselisihan internasional selama puluhan tahun.

Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang menegaskan bahwa Dataran Tinggi Golan akan menjadi bagian tak terpisahkan dari Negara Israel.

Pernyataan ini disampaikan di tengah serangan udara Israel yang intensif terhadap berbagai basis militer Suriah.

Serangan udara Israel dilaporkan mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan sekitar 200 serangan yang menghancurkan sejumlah besar aset militer Suriah, termasuk helikopter dan jet tempur.

"Serangan ini adalah yang terberat hingga saat ini, menghancurkan instalasi militer di seluruh Suriah," ungkap sumber keamanan regional kepada Reuters.

Deklarasi Netanyahu

Netanyahu menegaskan bahwa kontrol atas Dataran Tinggi Golan sangat penting untuk keamanan dan kedaulatan Israel.

Ia menyebut bahwa situasi di Suriah, setelah jatuhnya rezim Bashar al-Assad, memberikan kesempatan bagi Israel untuk memperkuat posisinya di kawasan.

"Ini menandai awal babak baru yang dramatis dalam sejarah Timur Tengah," kata Netanyahu.

Menurut laporan, tank-tank IDF (Angkatan Pertahanan Israel) kini berada hanya sekitar 20 kilometer dari ibu kota Suriah, Damaskus.

Sumber keamanan Suriah menyatakan bahwa pasukan Israel telah mencapai Qatana, yang berjarak 10 kilometer dari zona demiliterisasi yang memisahkan Dataran Tinggi Golan dari Suriah.

Meskipun IDF menyatakan bahwa mereka hanya berencana untuk beroperasi di dalam zona penyangga, situasi di lapangan tetap tidak menentu.

Israel Hancurkan Seluruh Fasilitas Militer Suriah

Israel diketahui juga telah meluncurkan serangan udara besar-besaran di Suriah sebagai respons terhadap kejatuhan mengejutkan Presiden Suriah Bashar Assad.

Dalam 48 jam terakhir, pesawat tempur Israel telah melakukan lebih dari 300 serangan yang ditargetkan pada lokasi militer penting di Suriah.

Serangan ini dianggap sebagai yang terkuat sejak Perang Oktober 1973.

Menurut sumber senior Israel, tujuan utama dari operasi ini adalah untuk menghancurkan semua peralatan militer Angkatan Bersenjata Suriah, termasuk tank dan rudal.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved