Breaking News

Andi Ibrahim Cetak Uang Palsu di UIN Alauddin Makassar Untuk Dana Maju Pilkada 2024

Sebab, kata Yudhi, produksi uang palsu ini awalnya beroperasi di rumah ASS di Jalan Sunu 3, Kota Makassar.

Editor: Faisal Zamzami
Kolase Tribun Timur
Kolase Dr Andi Ibrahim dan uang palsu. 

Ia tampak hadir mengenakan batik cokelat terang dipadukan celana kain hitam panjang.

 

17 Tersangka, Bertambah 2 Orang
 
 Profesi 17 tersangka kasus uang palsu UIN Alauddin, beda-beda.

Tersangka pertama yang diamankan yakni Andi Ibrahim.

Andi Ibrahim diamankan saat polisi menggerebek pabrik uang palsu di Perpustakaan Syekh Yusuf, Kampus II UIN Alauddin Makassar, beberapa waktu lalu.

Andi Ibrahim merupakan seorang dosen dari Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Kepala UPT Perpustakaan Pusat UIN Alauddin Makassar.

Dosen bergelar Doktor itu disebut-sebut sebagai bos besar percetakan uang palsu di UIN Alauddin.

Tersangka lainnya yang sudah diungkap identitasnya oleh pihak kepolisian yakni MB (35), TA (52), IH (42), WY (32), dan MMB (40).

Lima tersangka itu ditangkap di Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), Senin (16/12/20240 malam.


Mereka yakini MB (35), TA (52), IH (42), WY (32), dan MMB (40).

 MB merupakan oknum pegawai honorer UIN Makassar.

TA dan MMB merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemprov Sulbar.

IH bekerja sebagai penjahit pakaian, sementara WY wiraswasta.

Dari tangan para pelaku, polisi mengamankan Rp11 juta uang palsu siap edar.

Terbaru, sudah 17 tersangka ditangkap, di mana dua di antaranya pegawai bank pelat merah.

 

 

 

Peran Penting ASS

Nama sosok ASS mencuat dalam kasus peredaran uang palsu yang diproduksi dari dalam Kampus Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Bahkan, sosok ASS yang dikabarkan seorang pengusaha itu, disebut mempunyai peran sentral dalam kasus peredaran uang palsu tersebut.

Kapolda Sulsel Irjen Yudhiawan Wibisono mengatakan sebelum mesin pencetak uang palsu di Kampus UIN Alauddin Makassar ditemukan, polisi lebih dahulu mendatangi rumah di Jalan Sunu 3, Kota Makassar.

Rumah tersebut milik ASS.

"Kalau kita lihat dari TKP buat cetak uang palsu, jadi di rumah saudara ASS Jl Sunu, Kota Makassar. Kemudian juga ada di Jl Yasin Limpo (UIN Alauddin Makassar), Gowa," kata Irjen Yudhiawan.

Lebih lanjut dijelaskan Yudhi, mulanya produksi uang palsu tersebut berlangsung di rumah ASS.

Namun, karena jumlah uang yang akan dicetak membutuhkan mesin dengan kapasitas lebih besar, akhirnya dipindahkan ke kampus UIN Alauddin.

"Awalnya ditemukan di Jl Sunu Makassar, karena sudah mulai membutuhkan jumlah yang lebih besar, maka mereka membutuhkan alat yang lebih besar. Jadi, tadinya menggunakan alat kecil," sebutnya.

Alat yang ditemukan dalam Perpustakaan UIN Alauddin itu, kata Yudhi, dibeli seharga Rp 600 juta.

Mesin cetak uang palsu yang diperkirakan berbobot dua ton itu, didatangkan langsung dari China lewat Surabaya.

"Alat besar itu senilai Rp600 juta dibeli di Surabaya namun dipesan dari China, alat itu dimasukkan oleh salah satu tersangka inisial AI ke dalam salah satu kampus di Gowa," ucapnya.

Lebih lanjut Yudhi memaparkan, dalam kasus ini, ada tiga sosok yang mempunyai peran sentral. Salah satunya, ASS.

"Jadi mereka di belakang 17 orang ini, perannya berbeda, tapi peran sentralnya ada pada saudara AI, kemudian juga saudara S, ada juga saudara ASS, ada juga yang DPO," jelas Yudhi.

Ia pun berjanji akan segera menangkap tiga DPO yang belum terciduk tersebut.

"DPO ini akan kita tangkap juga dan akan tuntas nanti kita periksa," tegasnya.

Baca juga: Wakil Ketua MPU Aceh Prof Muhibuththabry Jelaskan Faedah Khitan bagi Perempuan

Baca juga: Pakai Sebo dan Senjata Api, Tiga Pria Rampok Konter HP di Aceh Tamiang, Aksi Pelaku Terekam CCTV

Baca juga: Pj Bupati Ajak KNPI Kolaborasi Bangun Nagan Raya

Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Terungkap Tujuan Dosen UIN Andi Ibrahim Cetak Uang Palsu, Mau Dipakai Maju Pilkada Barru 2024

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved