Kupi Beugoh
Bulan Sya'ban dan Khanduri Beureuat di Aceh, Tradisi Leluhur sebagai Bentuk Syukur kepada Allah SWT
Di Aceh, bulan Sya'ban juga identik dengan tradisi ‘Kenduri Beureuat’, sebuah budaya yang masih lestari hingga kini.
Setelah Shalat Isya melaksanakan Shalat Tasbih dan berzikir serta tausiah dari teungku imum.
Tradisi kenduri yang digelar masyarakat Aceh pada bulan Sya'ban biasanya berupa berbagi makanan kepada keluarga, tetangga, dan fakir miskin.
Makna dan Tujuan Khanduri Beureuat
1. Ungkapan Syukur.
Tradisi ini merupakan bentuk rasa syukur kepada Allah atas rezeki yang telah diberikan sepanjang tahun.
2. Memohon Keberkahan.
Dengan mengadakan kenduri, masyarakat berharap mendapatkan keberkahan dalam menyambut bulan Ramadhan.
3. Mempererat Silaturahmi.
Kenduri ini menjadi ajang berkumpul dan mempererat hubungan kekeluargaan serta hubungan sosial di masyarakat.
Prosesi Khanduri Beureuat
Khanduri Beureuat biasanya diadakan di masjid, meunasah (surau), masyarakat membawa idang, yaitu paket makanan yang berisi nasi dan lauk pauk.
Beberapa rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam tradisi ini antara lain:
Pembacaan Doa dan Zikir – Biasanya dipimpin oleh imam atau teungku (ulama) setempat.
Dilanjutkan teungku menyampaikan ceramah dan masyarakat melaksanakan Shalat Tasbih dan berzikir bersama
Pembacaan Surah Yasin - Pada Malam Nisfu Sya'ban, pembacaan Surah Yasin dilakukan tiga kali dengan niat yang berbeda: meminta umur panjang dalam kebaikan, dijauhkan dari musibah, dan dimudahkan rezeki.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.