Pemuda dengan Langkah Kecil, Dampak Besar untuk Kemanusiaan
"Kami pernah menempuh perjalanan berjam-jam ke pelosok, melewati jalanan yang hampir tak bisa dilalui kendaraan. Cuaca pun tak selalu bersahabat,"
Namun, menjadi relawan bukan hanya tentang berbagi senyum dan menerima ucapan terima kasih.
Ada hari-hari di mana tubuh terasa lelah, perjalanan jauh, dan medan yang penuh tantangan.
"Kami pernah menempuh perjalanan berjam-jam ke pelosok, melewati jalanan yang hampir tak bisa dilalui kendaraan. Cuaca pun tak selalu bersahabat,"
"Tapi saya selalu ingat, di ujung perjalanan itu ada orang-orang yang menunggu, yang mungkin selama ini merasa tak terlihat. Itu yang membuat saya terus maju," ceritnya
Dampak dari perjalanan kemanusiaannya pun nyata.
Dari menyalurkan bantuan Al-Qur’an ke daerah terpencil hingga membangun sumur air bersih untuk desa-desa yang kesulitan akses air, semuanya dilakukan dengan satu tujuan: agar kehidupan mereka sedikit lebih baik.
Bagi Khalid, menjadi relawan bukanlah pilihan, tetapi panggilan jiwa.
Ia percaya bahwa tugas ini harus terus berlanjut, terutama oleh anak muda. "Kalau bukan kita, siapa lagi? Dunia ini butuh lebih banyak tangan yang mau membantu, lebih banyak hati yang peduli," katanya dengan penuh keyakinan.
Ia juga ingin menepis anggapan bahwa menjadi relawan harus selalu bergabung dengan organisasi besar.
"Relawan bukan hanya tentang pergi ke daerah bencana atau membagikan bantuan dalam jumlah besar. Kita bisa mulai dari hal sederhana. Membantu orang tua kita, mendengarkan cerita mereka, menolong tetangga yang kesulitan—itu juga bentuk kemanusiaan."
Baginya, tak ada batas dalam kebaikan.
"Saya selalu percaya, setiap langkah kebaikan yang kita ambil, ada doa-doa yang mengiringi. Dan Tuhan selalu punya cara untuk membalasnya, entah dalam bentuk apa," pungkasnya dengan senyum yang sarat makna.
Khalid Muntadzar tak hanya bercerita tentang menjadi relawan.
Ia mengajak kita untuk ikut merasakannya—ikut bergerak, ikut peduli, ikut menjadi bagian dari perubahan.
Sebab, dalam setiap senyum yang kita ciptakan untuk orang lain, ada kebahagiaan yang juga kembali kepada diri kita sendiri. (*)
Ketua Komisi I DPRA Kecam Penyiksaan Lima Pemuda Aceh di Kapal Nelayan |
![]() |
---|
Pemuda Aceh Besar, Muhammad Nur Isi Seminar Internasional di Thailand |
![]() |
---|
Ikatan Pemuda Aceh Utara Apresiasi Pengibaran Bendera Raksasa di Pante Bahagia |
![]() |
---|
Kisah Aulia Al Farabi, Pemuda Aceh yang Tempuh 90 Hari ke Tanah Suci Naik Sepeda ‘Kodama’ |
![]() |
---|
Kemendagri RI Dorong Penguatan Kapasitas Redkar Jadi Garda Terdepan Kesiapsiagaan Kebakaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.