KUPI BEUNGOH
Idul Fitri, Kopi Aceh, “Dopamin”, dan Rasionalitas
Bagi sebagian besar masyarakat Aceh, paling kurang sampai hari ini, yang namanya minum kopi itu, ya kopi yang dibuat, dan diminum di kedai.
“Caffein” adalah “candu” -gugus kimia yang mampu melepaskan “dopamin” -hormon yang menstimulasi rasa senang kepada peminum kopi.
“Dopamine” adalah salah satu hormon senang pada otak yang salah satu pemicunya untuk bangkit adalah kopi-caffein.
Efek kafein mirip dengan efek heroin. Kecanduan kopi (kafein) tidak lain karena koneksinya dengan “dopamine”.
Kafein pada kopi itu mempunyai padanan pada elemen kimia yang bertanggung jawab pada kecanduan ganja, yakni “cannabidiol” dan “tetrahydracannabinol”, atau “nicotine” pada rokok.
Tentang kecanduan pada kedai kopi sesunguhnya lebih berasosiasi dengan kimia sosial.
Bagi manusia peminum kopi yang juga makhluk sosial, kedai kopi adalah titik inti dari berbagai interaksi sosial.
Jauh sebelum era digital, semenjak lahirnya kedai kopi di berbagai tempat di dunia, kedai kopi telah berperan sebagai media sosial simbolik.
Bayangkan saja interaksi peminum kopi dalam berbagai bentuk Whatsapp, Facebook, Twitter, Instagram, Tik Tok, dan Telegram.

Ruang Publik Pertama dalam Sejarah
Jauh hari sebelum berbagai media sosial itu datang sebagai ruang publik virtual, kedai kopi telah berperan sebagai ruang publik nyata, baik dalam bentuk iinteraksi-informasi, hiburan, gosip, bahkan arena peredebatan kritis.
Ruang publik, istilah yang diperkenalkan Jürgen Habermas (1962), dari bahasa Jerman öffentlichkeit - ruang publik sebagai “masyarakat yang terlibat dalam perdebatan publik yang kritis”.
Pentolan Mazhab Frankfurt itu, sedari awal sudah melihat kedai kopi sebagai ruang publik pertama yang menonjol dalam sejarah peradaban kebangkitan Eropa.
Habermas dengan runtut mendeskripiskan sejarah ruang publik di Eropa berakar dalam tradisi unik- kedai kopi.
Baginya, kedai kopi bereperan tidak hanya ruang untuk berita, diskusi, dan pertemuan.
Kedai kopi adalah simpul pertama dari jaringan sosial asli dalam sejarah peradaban.
“Caffeein”, “dopamine”, ruang publik, dan simpul jaringan sosial, adalah komponen utama yang menjadikan kedai kopi sebagai oasis kehidupan sehari hari.
Kemudahan Tanpa Tantangan, Jalan Sunyi Menuju Kemunduran Bangsa |
![]() |
---|
Memaknai Kurikulum Cinta dalam Proses Pembelajaran di MTs Harapan Bangsa Aceh Barat |
![]() |
---|
Haul Ke-1 Tu Sop Jeunieb - Warisan Keberanian, Keterbukaan, dan Cinta tak Henti pada Aceh |
![]() |
---|
Bank Syariah Lebih Mahal: Salah Akad atau Salah Praktik? |
![]() |
---|
Ketika Guru Besar Kedokteran Bersatu untuk Indonesia Sehat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.