Kesehatan
Minum Obat Paracetamol Berlebihan Bisa Picu Efek Samping, Simak Bahaya & Batas Konsumsi Per Harinya
Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Zullies Ikawati mengatakan, overdosis paracetamol dapat terjadi pada penggunaan akut maupun
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM - Bagi masyarakat, obat paracetamol tentu sudah tidak asing lagi.
Jenis obat ini hampir dimiliki dan disediakan di setiap rumah sebagai pertolongan pertama dalam mengatasi keluhan ringan sehari-hari.
Paracetamol merupakan salah satu jenis obat yang termasuk dalam golongan obat bebas, artinya obat ini dapat dibeli tanpa resep dokter.
Obat ini sangat umum digunakan untuk membantu menurunkan demam serta meredakan berbagai jenis nyeri, seperti sakit kepala, nyeri otot, atau bahkan nyeri akibat flu.
Karena efektivitasnya dan kemudahannya untuk didapatkan, paracetamol menjadi pilihan pertama yang sering digunakan saat seseorang merasa kurang sehat.
Secara umum, paracetamol tergolong aman untuk dikonsumsi oleh berbagai kelompok usia, baik anak-anak maupun orang dewasa.
Jika digunakan sesuai dengan petunjuk dosis yang dianjurkan, obat ini jarang menimbulkan efek samping yang serius.
Baca juga: Lawan Asam Urat Tanpa Obat Kimia, Coba Ramuan Tradisional Ini dari dr Zaidul Akbar, Pakai Jahe
Meskipun begitu, penggunaan paracetamol tetap harus dilakukan dengan bijak.
Sama seperti obat-obatan lainnya, konsumsi yang berlebihan atau terlalu sering tanpa pengawasan dapat membawa dampak negatif bagi kesehatan.
Dosis yang melebihi batas aman, terutama jika dilakukan secara terus-menerus, dapat menyebabkan efk samping yang berbahaya bagi kesehatan, bahkan bisa berpotensi fatal.
Lalu, apa saja efek samping yang ditimbulkan jika mengonsumsi paracetamol secara berlebihan?
Efek samping konsumsi paracetamol berlebihan
Efek samping paracetamol bisa terjadi ketika obat ini dikonsumsi dalam jumlah berlebih dan menyebabkan overdosis.
Berikut beberapa efek samping konsumsi paracetamol berlebihan:
1. Kerusakan hati
Dilansir dari Kompas.com, Jumat (14/4/2025), Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Zullies Ikawati mengatakan, overdosis paracetamol dapat terjadi pada penggunaan akut maupun penggunaan berulang.
Adapun salah satu efek samping dari konsumsi paracetamol berlebihan yaitu memicu kerusakan pada hati.
"Overdosis paracetamol akut dapat terjadi jika seseorang mengonsumsi paracetamol dalam dosis besar dalam waktu 8 jam atau kurang," ujarnya, Rabu (9/4/2025).
"Kemudian untuk kejadian toksik pada hati (hepatotoksisitas) akan terjadi pada penggunaan 7,5-10 gram dalam waktu 8 jam atau kurang," tambahnya.
Baca juga: Kasus Gangguan Ginjal Akut, Dokter Sarankan Setop Beri Paracetamol untuk Anak Sementara Waktu
Pada dosis ini, tingkat kematian bisa terjadi, yakni mencapai 3-4 persen kasus, jika paracetamol digunakan sampai 15 gram.
Dikutip dari British Liver Trust, berikut gejala kerusakan hati yang disebabkan oleh overdosis paracetamol:
- Warna kuning pada mata atau kulit
- Gula darah rendah
- Berkeringat
- Menjadi mudah tersinggung
- Menjadi lebih kikuk atau kurang terkoordinasi dari biasanya
- Mual
- Muntah
- Merasa sangat lelah (kelelahan)
- Sakit di perut.
2. Gagal ginjal
Pada kasus yang jarang terjadi, paracetamol yang dikonsumsi secara berlebihan bisa menyebabkan gagal ginjal.
Pasalnya, pada dosis terapi 500 mg-2 gram, sebanyak 5-15 persen obat ini umumnya dikonversi oleh enzim sitokrom P450 dalam hati menjadi metabolit reaktifnya yang disebut N-acetyl-p-benzoquinoneimine (NAPQI).
Proses itu disebut sebagai aktivasi metabolik dan dalam hal ini NAPQI berperan sebagai radikal bebas yang memiliki hidup yang sangat singkat.
Zullies mengatakan, meski metabolisme paracetamol melalui ginjal tidak begitu berperan, namun jalur aktivasi metabolik ini terdapat pada ginjal dan penting secara toksikologi.
Dalam keadaan normal, NAPQI akan didetoksikasi secara cepat oleh enzim glutation dari hati.
Glutation mengandung gugus sulfhidril yang akan mengikat secara kovalen radikal bebas NAPQI dan menghasilkan konjugat sistein.
Baca juga: Gawat! Obat dan Jamu Palsu Beredar di Aceh Utara hingga Aceh Timur, 2 Pelaku Racik Secara Ototidak
Adapun sebagian lainnya akan diasetilasi menjadi konjugat asam merkapturat, yang kemudian keduanya dapat diekskresikan melalui urine.
"Pada paparan paracetamol overdosis, jumlah dan kecepatan pembentukan NAPQI melebihi kapasitas hati dan ginjal untuk mengisi ulang cadangan glutation yang diperlukan," ujar dia.
"NAPQI kemudian menyebabkan kerusakan intraseluler diikuti nekrosis (kematian sel) hati dan bisa juga menyebabkan kegagalan ginjal (walaupun lebih jarang kejadiannya)," tambahnya.
3. Autisme, ADHD, dan asma
Meskipun umumnya penggunaan paracetamol selama kehamilan dianggap aman, namun beberapa penelitian menunjukkan hasil berbeda.
Dilansir dari Kompas.com (11/9/2023), sebuah penelitian menemukan bahwa ibu hamil yang menggunakan paracetamol lebih mungkin memiliki anak yang menderita asma pada usia 3 tahun.
Maria Magnus dari Norwegian Institute of Public Health di Oslo, Norwegia mengatakan, temuan ini sangat penting bagi kesehatan masyarakat lantaran menunjukkan kemungkinan dampak buruk penggunaan paracetamol pada kehamilan.
Akan tetapi, asma bukan satu-satunya risiko yang mungkin timbul dengan penggunaan asetaminofen pada kehamilan.
Medical nutritional therapy (MNT) melaporkan, sebuah penelitian menemukan hubungan antara paparan asetaminofen selama kehamilan, autisme, dan gangguan hiperaktif defisit perhatian (ADHD).
Dari analisis terhadap lebih dari 2.600 wanita hamil, para peneliti menemukan wanita yang menggunakan paracetamol dalam 32 minggu pertama kehamilan memiliki kemungkinan 30 persen lebih besar untuk memiliki keturunan dengan gangguan perhatian pada usia 5 tahun.
Adapun ini sering terlihat pada anak-anak dengan autisme atau ADHD.
Baca juga: Kebiasaan Letakan Obat dekat TV dan Kulkas Bisa Timbulkan Senyawa Berbahaya, Ini Kata Ahli Farmasi
Batas konsumsi paracetamol dalam sehari
Penting untuk selalu membaca petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan atau berkonsultasi dengan tenaga medis jika merasa ragu.
Kesadaran akan aturan pakai dan kewaspadaan terhadap efek samping sangat penting untuk memastikan bahwa manfaat paracetamol bisa didapatkan secara optimal, tanpa menimbulkan risiko kesehatan di kemudian hari.
Dilansir dari Kompas.com, Jumat (14/4/2025), dosis paracetamol yang dianjurkan untuk orang dewasa dan anak 12 tahun ke atas adalah:
- Tidak lebih dari 1 gram setiap 4 hingga 6 jam.
- Total 4 gram setiap hari.
- Untuk anak-anak usia 1 bulan sampai 11 tahun adalah 15 mg per kg.
Paracetamol akan mulai meredakan nyeri dan menurunkan suhu tinggi sekitar 30 menit setelah dosis diminum. Kemudian, efeknya biasanya berlangsung sekitar 4 hingga 6 jam.
(Serambinews.com/Yeni Hardika)
BACA BERITA LAINNYA DI SINI
Perbandingan Air Galon, Isi Ulang dan Air PDAM, Mana yang Lebih Sehat Untuk Diminum? |
![]() |
---|
Jangan Buang Biji Alpukat! dr Zaidul Akbar Ungkap Khasiat Hebatnya untuk Kesehatan, Kaya Inti Sel |
![]() |
---|
Tips Sehat Makan Bubur Ayam ala dr Zaidul Akbar, Ini Alasan Pagi Hari Jangan Makan Berat |
![]() |
---|
Benarkah KB Bisa Bikin Mandul? Seksolog dr Boyke Buka Suara, Ini Faktanya! |
![]() |
---|
Enzim Hilang, Imun Drop: Inilah Alasan Anak Mudah Sakit Zaman Sekarang, Diungkap dr Zaidul Akbar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.