Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Ditolak Koalisi Masyarakat Sipil

 Titiek Soeharto, salah satu putri Soeharto, menyambut positif masuknya nama sang ayah dalam daftar tokoh diusulkan untuk menjadi pahlawan nasional

Editor: Faisal Zamzami
KOMPAS/JB SURATNO
USULAN PAHLAWAN NASIONAL - Presiden Soeharto. Gambar diambil pada 15 Januari 1998. Pro dan kontra mencuat atas wacana pengusulan Presiden ke-2 RI, Soeharto menjadi Pahlawan Nasional 

Dimas berharap MPR RI mempertimbangkan surat yang diberikan oleh Kontras dan beberapa lembaga lain soal penolakan gelar pahlawan untuk Soeharto.

“Jadi, hari ini kami menyerahkan surat dan sudah diterima oleh sekretariat umum MPR RI per tanggal ini, kami memberikan surat desakan ini dan menyampaikan kira-kira aspirasi kami,” kata Diimas.

Sementara itu, Saifullah mengeklaim bahwa Kemensos akan mendengarkan seluruh aspirasi terkait usul menjadikan Soeharto pahlawan nasional, termasuk dari mereka yang mengkritik.

"Ya tentu kita semua dengar ya, ini bagian dari proses, semua kita dengar, kita ikuti," ujar dia.

Gus Ipul, sapaan akrabnya, mengeklaim penetapan pahlawan nasional akan mengikuti prosedur yang berlaku.

 Ia menjelaskan, setelah usulan pahlawan nasional sampai di Kemensos, pihaknya akan membentuk tim yang terdiri dari akademisi, sejarawan, tokoh agama, hingga tokoh masyarakat.

Tim ini akan membahas usulan nama-nama pahlawan yang datang dari provinsi-provinsi se-Indonesia.

"Nah, setelah itu nanti kita matangkan, saya akan mendiskusikan, memfinalisasi, kami tanda tangani, langsung kita kirim ke Dewan Gelar," kata Gus Ipul.

Selain Soeharto, K.H. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur (Jawa Timur), Sansuri (Jawa Timur), Idrus bin Salim Al-Jufri (Sulawesi Tengah), Teuku Abdul Hamid Azwar (Aceh), dan K.H. Abbas Abdul Jamil (Jawa Barat) juga diusulkan menjadi pahlawan nasional.

Lalu, empat nama baru yang diusulkan tahun ini adalah Anak Agung Gede Anom Mudita (Bali), Deman Tende (Sulawesi Barat), Prof. Dr. Midian Sirait (Sumatera Utara), dan K.H. Yusuf Hasim (Jawa Timur).

Baca juga: Tak Berpotensi Tsunami, Ini Pemicu Gempa Magnitudo 4,5 Guncang Sabang

Baca juga: Pasukan AS Terus Membom Yaman

Baca juga: Kompol Syafnil Dicopot karena Biarkan Wanita Dikeroyok di Depan Polsek, Kapolda Riau: Malu Saya

Artikel ini telah tayang di Kompas.com 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved