Breaking News

Kesehatan

Mana Lebih Berisiko Bagi Kesehatan, Mi Instan atau Bumbunya? Ini Saran Ahli Gizi dan Cara Memasaknya

dr Tan mengatakan, komponen mi dari mi instan merupakan produk rafinasi yang berasal dari terigu atau tepung gandum.

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Amirullah
KOLASE SERAMBINEWS.COM/FREEPIK.COM/LINE TODAY
Ilustrasi mi instan dan bumbunya - Mana Lebih Berisiko Bagi Kesehatan, Mi Instan atau Bumbunya? Ini Saran Ahli Gizi dan Cara Memasaknya 

SERAMBINEWS.COM - Mi instan telah menjadi makanan favorit masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan usia.

Selain karena proses membuatnya yang praktis, mi instan juga memiliki rasa yang nikmat dan gurih.

Oleh karena itu, makanan ini sering menjadi pilihan untuk mengganjal perut disaat lapar.

Namun di balik kelezatannya, mi instan kerap mendapat sorotan karena dianggap tidak sehat.

Hal itu karena efek samping dari makanan kemasan ini yang dapat memicu berbagai masalah kesehatan apabila terlalu sering dikonsumsi.

Di balik bungkus mi instan, umumnya terdapat mi sebagai komponen utama dan plastik kecil berisi bumbu yang menentukan aroma dan rasanya.

Antara kedua komponen tersebut, sering muncul pertanyaan dan perdebatan terkait mana yang lebih tidak sehat.

Hal itu tentunya untuk menghindari risiko buruk saat mengonsumsi mi instan.

Lantas, mana yang sebenarnya lebih tidak sehat dari mi instan, mi atau bumbunya?

Baca juga: Bolehkah Makan Mi Instan Saat Sahur? Begini Kata Dokter dan Dampaknya

Mi vs bumbu dari mi instan

Melansir Kompas.com, Jumat (5/1/2024), dokter gizi komunitas dari Dr Tan & Remanlay Institute Banten, Tan Shot Yen mengatakan, mi maupun bumbu dari mi instan sama-sama tidak sehat.

Hal itu karena bumbu mi instan umumnya tinggi garam dan penguat rasa Monosodium glutamate alias MSG.

Komposisi MSG terdiri atas natrium dan klorida, dengan mineral natrium berperan dalam keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.

Menurut Tan, tubuh manusia membutuhkan natrium untuk keseimbangan eletrolit yang digunakan sebagai penunjang kerja otot dan syaraf.

"Kecukupan garam mampu menahan air dalam tubuh. Bekerja sama dengan kalium menjaga tekanan darah, kesehatan jantung, dan ginjal," kata Tan, Kamis (4/1/2024), dikutip dari Kompas.com.

Namun, menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebagaimana dikutip dari laman resminya, terlalu banyak asupan natrium berakibat pada air yang lebih banyak pada pembuluh darah.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved