Meuseuraya Akbar 2025
Cek Midi Ajak Masyarakat Aceh Sukseskan Meuseuraya Akbar di Pidie Darul Amni
Direktur Rumoh Manuskrip Aceh ini menjelaskan bahwa Meuseuraya merupakan tradisi gotong royong khas masyarakat Aceh
Penulis: Idris Ismail | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM, PIDIE — Budayawan Aceh asal Pidie, Tarmizi A. Hamid, yang akrab disapa Cek Midi, mengajak seluruh masyarakat Aceh, khususnya warga Kabupaten Pidie, untuk bersama-sama menyukseskan kegiatan Meuseuraya Akbar yang akan digelar di Sigli, Pidie Darul Amni, pada 25 hingga 29 Mei 2025.
Direktur Rumoh Manuskrip Aceh ini menjelaskan bahwa Meuseuraya merupakan tradisi gotong royong khas masyarakat Aceh.
Dalam kegiatan ini, semangat kebersamaan diwujudkan dalam bentuk pelestarian batu nisan kuno dan peninggalan sejarah lainnya yang selama ini kurang mendapat perhatian.
Baca juga: CISAH dan MAPESA Ingatkan Dampak Negatif Aktivitas Metal Detector di Situs Sumatra-Pasai
Tujuannya adalah membangkitkan kesadaran kolektif tentang pentingnya merawat warisan budaya dan nilai-nilai sejarah yang terkandung di dalamnya.
Khazanah Budaya Pidie dan Pentingnya Pelestarian
Pidie dikenal sebagai salah satu wilayah tertua di Aceh dengan sejarah panjang yang kaya.
Sebagai bekas pusat pemerintahan dan peradaban Islam, wilayah ini menyimpan banyak situs penting seperti makam ulama besar, raja-raja, serta artefak batu nisan berornamen khas Aceh yang mencerminkan kejayaan intelektual dan spiritual masa silam.
Batu nisan tersebut bukan hanya peninggalan benda mati, tetapi juga sumber informasi penting tentang sejarah sosial, budaya, dan keilmuan masyarakat Aceh tempo dulu.
Melalui kegiatan ini, masyarakat diajak untuk menyaksikan langsung nilai historis dari batu nisan dan manuskrip kuno yang menjadi bagian dari identitas kolektif Aceh.
Baca juga: Masyhurnya Nama Aceh Darussalam di Thailand, Cek Midi Undang Pengelola Museum Dunia Melayu ke Aceh
Kegiatan Langka dan Pertama Kali Digelar
Meuseuraya Akbar merupakan kegiatan langka dan pertama kali diselenggarakan oleh lembaga Masyarakat Peduli Sejarah Aceh (MAPESA).
Kegiatan ini mendapat dukungan dari Kementerian Kebudayaan Indonesia, Pemerintah Kabupaten Pidie, serta sejumlah media dan komunitas budaya Aceh.
Rangkaian acara mencakup:
Aksi gotong royong (Meuseuraya) pelestarian situs batu nisan
Duek Pakat (seminar dan diskusi publik)
Pameran benda-benda bersejarah daerah Pedir
Edukasi budaya bagi pelajar dan masyarakat umum
Ajakan Cek Midi untuk Generasi Muda dan Pemerintah
Sebagai tokoh masyarakat Pidie dan kolektor naskah kuno aceh , Cek Midi menekankan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam menjaga khazanah budaya.
Baca juga: Berkunjung ke Museum Mahathir, Jejak Legenda Hidup yang Majukan Malaysia
Ia menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar ajang seremonial, melainkan peluang berharga untuk menyerap ilmu, memperkuat jati diri, dan membangun kepedulian sejarah sejak dini.
Cek Midi juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, termasuk Pemerintah Kabupaten Pidie, komunitas budaya, dan masyarakat yang turut berkontribusi dalam menyukseskan acara ini.
“Mari kita jadikan Meuseuraya Akbar ini sebagai awal kebangkitan kesadaran budaya dan sejarah di Aceh khususnya di Pidie Darul Amni,” ujar Cek Midi.(*)
Baca juga: Momen Warga Aceh Shalat Jumat di Thailand Selatan, Khutbah Dalam Bahasa Siam, Ini Pesan Khatib
Mapesa Gelar Khanduri Jeurat di Pidie, Tradisi di Aceh yang Hampir Punah |
![]() |
---|
MAPESA Peringatkan Warisan Sejarah Pidie Sedang Dijarah, Meuseuraya Akbar 2025 Jadi Tindakan Nyata |
![]() |
---|
Libatkan 14 Tim Perumus, Meuseuraya Akbar Lahirkan Tujuh Rekomendasi dalam Duek Pakat |
![]() |
---|
Pidie Perkuat Identitas sebagai Pusat Peradaban Islam di Asia Tenggara |
![]() |
---|
Mapesa Canangkan Desa Cot Geunduek sebagai Gampong Warisan Sejarah Aceh, ini Alasannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.