Jurnalisme Warga
Penulis Hebat Adalah Pembaca yang Lahap
Kegiatan ini diadakan oleh mahasiswa yang tergabung dalam Forum Aceh Menulis (FAMe) Chapter Universitas Islam Kebangsaan Indonesia (Uniki) Bireuen, Ac
Jadi, jelas, nutrisi otak itu adalah bahan bacaan. Lebih jauh beliau sampaikan bahwa membaca itu mencari tahu, sedangkan menulis adalah memberi tahu. Nah, orang yang tidak membaca, apa yang dapat ia sampaikan kepada pembaca sebagai pengetahuan yang bermakna dan bermanfaat?
Begitu pentingnya membaca (buku), kata Yarmen, sampai-sampai Unesco membuat manifesto bahwa bangku pendidikan terakhir bagi setiap orang adalah perpustakaan. Itu karena, di perpustakaanlah terdapat banyak buku, koleksi yang akan memperkaya ilmu pengetahuan dan wawasan insani.
Tokoh-tokoh besar lainnya dalam sejarah sastra pun telah membuktikan pentingnya membaca, seperti Stephen King yang dikenal sebagai pembaca setia sebelum menjadi penulis produktif.
Dalam bukunya “On Writing”, ia tekankan bahwa membaca dan menulis adalah dua sisi dari koin yang sama. Bahkan, ia menyebutkan, “Jika kamu tidak punya waktu untuk membaca, maka kamu juga tidak akan punya waktu (atau alat) untuk menulis.”
Bagi King, membaca adalah latihan yang terus memperbarui amunisi kreatifnya sehingga dia dapat berkembang dan terkenal.
Membaca juga melatih kepekaan karena melalui membaca penulis belajar bagaimana bahasa digunakan dalam berbagai konteks dan dialog dibangun secara alami, serta deskripsi bisa begitu hidup, atau kalimat pendek bisa lebih kuat daripada pragraf panjang.
Dapat dipahami bahwa semua ilmu itu akan didapatkan dengan membaca dan menjadi pembaca yang lahap itu bukan berati harus membaca ratusan buku dalam setahun. Namun, jadikanlah membaca itu sebagai kebiasaan dan kebutuhan intelektual karena setiap buku yang dibaca adalah investasi kreatif.
Ketika seorang penulis mengisi pikirannya dengan bacaan berkualitas, maka tanpa sadar ia sedang membangun perpustakaan batin yang menjadi sumber inspirasi tiada habisnya. Di sanalah ide-ide bermekaran, konflik cerita tumbuh, dan karakter-karakter imajinatif hidup.
Ketika seseorang membaca karya dari berbagai penulis dengan gaya yang berbeda, ia akan terbiasa dengan aneka bentuk ekspresi. Dari sana, ia akan mulai menemukan suaranya sendiri, bukan dengan meniru, melainkan dengan mengolah pengaruh-pengaruh tersebut menjadi gaya yang khas.
Gaya penulis tidak muncul begitu saja, ia dibentuk oleh pengalaman literasi yang luas dan mendalam.
Dalam satu literatur disebutkan, untuk menjadi penulis yang utuh, tidak cukup dengan hanya membaca satu jenis bacaan. Seorang penulis hebat perlu menjelajahi berbagai genre dan bentuk tulisan. Ada beberapa kategori bacaan yang bermanfaat, sebagai berikut.
1. Fiksi klasik, berguna untuk memahami struktur narasi dan karakter yang kuat;
2. Fiksi modern dan kontemporer, bermanfaat untuk menangkap perkembangan gaya dari tema masa kini;
3. Puisi, untuk melatih kepekaan terhadap irama, simbol, dan bahasa yang padat makna;
4. Esai dan opini, untuk membentuk argumentasi dan gaya persuasi yang efektif;
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.