KUPI BEUNGOH

Aceh dan Hegemoni Pusat: Dari Batas Wilayah ke Batas Kesabaran

Aceh tidak hanya dilukai secara administratif, Aceh sedang diuji batas kesabaran damainya.

Editor: Yocerizal
Serambinews.com
Dr Tabrani ZA, Peneliti pada SCAD Independent dan Wakil Ketua Umum ISAD Aceh. 

Jika negara masih menganggap keputusan ini adalah urusan biasa, maka negara sedang mempertaruhkan sesuatu yang luar biasa: kepercayaan. Dan jika kepercayaan itu benar-benar hilang, maka bukan hanya empat pulau yang pergi, tetapi mungkin Aceh sendiri yang akan memilih menjauh dari bangsa yang tak lagi mengenalnya.

Pemerintah Pusat harus segera bersikap bijak. Jalan terbaik adalah dengan membuka dialog terbuka dan transparan bersama Pemerintah Aceh dan seluruh pemangku kepentingan terkait. Audit ulang terhadap data batas wilayah perlu dilakukan secara partisipatif. Jangan jadikan peta sebagai senjata, tapi jadikan sejarah sebagai penunjuk arah. 

Baca juga: Laga Skuad Pra PORA Langsa Vs Aceh Tamiang Imbang, Waketum PSSI Aceh: Ini Gambaran Kesiapan Tim

Baca juga: Pria Mengaku Ahli Waris Generasi Ke 4 Teuku Raja Udah Minta Mendagri Segera Kembalikan Pulau Aceh

Empat pulau itu mungkin kecil di mata negara, tapi nilai simboliknya sangat besar bagi rakyat Aceh. Ini bukan soal pulau, ini soal harga diri. Dan sejarah telah berkali-kali mengingatkan: jika negara tidak mampu menjaga harga diri rakyatnya, maka rakyat akan memilih menjaga dirinya sendiri, dengan cara apa pun.(*)

PENULIS adalah Peneliti pada SCAD Independent dan Wakil Ketua Umum ISAD Aceh.

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab penulis.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved