KUPI BEUNGOH
Aceh dan Hegemoni Pusat: Dari Batas Wilayah ke Batas Kesabaran
Aceh tidak hanya dilukai secara administratif, Aceh sedang diuji batas kesabaran damainya.
Jika negara masih menganggap keputusan ini adalah urusan biasa, maka negara sedang mempertaruhkan sesuatu yang luar biasa: kepercayaan. Dan jika kepercayaan itu benar-benar hilang, maka bukan hanya empat pulau yang pergi, tetapi mungkin Aceh sendiri yang akan memilih menjauh dari bangsa yang tak lagi mengenalnya.
Pemerintah Pusat harus segera bersikap bijak. Jalan terbaik adalah dengan membuka dialog terbuka dan transparan bersama Pemerintah Aceh dan seluruh pemangku kepentingan terkait. Audit ulang terhadap data batas wilayah perlu dilakukan secara partisipatif. Jangan jadikan peta sebagai senjata, tapi jadikan sejarah sebagai penunjuk arah.
Baca juga: Laga Skuad Pra PORA Langsa Vs Aceh Tamiang Imbang, Waketum PSSI Aceh: Ini Gambaran Kesiapan Tim
Baca juga: Pria Mengaku Ahli Waris Generasi Ke 4 Teuku Raja Udah Minta Mendagri Segera Kembalikan Pulau Aceh
Empat pulau itu mungkin kecil di mata negara, tapi nilai simboliknya sangat besar bagi rakyat Aceh. Ini bukan soal pulau, ini soal harga diri. Dan sejarah telah berkali-kali mengingatkan: jika negara tidak mampu menjaga harga diri rakyatnya, maka rakyat akan memilih menjaga dirinya sendiri, dengan cara apa pun.(*)
PENULIS adalah Peneliti pada SCAD Independent dan Wakil Ketua Umum ISAD Aceh.
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab penulis.
Opini Kupi Beungoh
Opini Kupi Beungoh Tabrani ZA
Opini Tabrani ZA tentang Sengketan Empat Pulau
Aceh dan Hegemoni Pusat
Sengketa 4 Pulau di Aceh
Empat Pulau di Aceh Masuk Sumut
Sengketa Empat Pulau
Pencaplokan Empat Pulau Aceh
Sengketa Empat Pulau dan Perdamaian Aceh
Refleksi Kemerdekaan dalam Menikmati Kemerdekaan |
![]() |
---|
RAPBN 2026: Alokasi Ambisius, Harapan Besar, dan Tantangan Implementasi |
![]() |
---|
Revitalisasi Nilai-Nilai Kemerdekaan Dalam 80 Tahun Kemerdekaan Indonesia |
![]() |
---|
Aceh dan Kemerdekaan yang Masih Tertunda |
![]() |
---|
Merdeka yang Tertunda: Dari Proklamasi ke Penjajahan Nafsu dan HIV/AIDS |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.