Konflik Iran vs Israel

Serangan Israel di Teheran Tewaskan Ilmuwan Nuklir Iran Mostafa Sadati-Armaki dan Keluarganya

Ilmuwan nuklir Iran Mostafa Sadati-Armaki bersama istri dan tiga anaknya dilaporkan tewas dalam serangan terbaru Israel ke Teheran.

|
Editor: Faisal Zamzami
Tasnim
SERANGAN KE ILMUWAN NUKLIR IRAN - Ilmuwan nuklir Iran Mostafa Sadati-Armaki bersama istri dan tiga anaknya dilaporkan tewas dalam serangan terbaru Israel ke Teheran. Sadati-Armaki adalah anggota "elit ilmiah." Ia tewas bersama istri, tiga anak, dan mertuanya dalam serangan terbaru Israel di ibu kota Republik Islam tersebut. 

SERAMBINEWS.COM - Satu per satu ilmuwan nuklir Iran tewas terbunuh dalam serangan Israel. 

Bahkan pihak Israel mengklaim sudah membunuh belasan ilmuwan nuklir Iran selama perang berlangsung.

Ilmuwan nuklir Iran Mostafa Sadati-Armaki bersama istri dan tiga anaknya dilaporkan tewas dalam serangan terbaru Israel ke Teheran.

Mostafa Sadati-Armaki adalah anggota "elit ilmiah." Ia tewas bersama istri, tiga anak, dan mertuanya dalam serangan terbaru Israel di ibu kota Republik Islam tersebut.

Laporan Kantor Berita Tasnim menyatakan, mereka tewas oleh serangan militer Israe ke Teheran yangl sengaja menargetkan daerah pemukiman dan warga sipil yang "tidak ada hubungannya dengan masalah militer.

Pembunuhan terhadap Mostafa Sadati-Armaki terjadi setelah Israel melancarkan kampanye brutal untuk menyasar ilmuwan Iran sejak negara itu melancarkan serangan terhadap negara itu awal bulan ini. 

IDF sejauh ini melaporkan telah membunuh lebih dari selusin spesialis nuklir di Iran.

Pada Selasa pagi, media Iran Nour News melaporkan tewasnya seorang ilmuwan nuklir lainnya yakni Mohammad Reza Sadighi yang disebut-sebut tewas dalam serangan Israel yang dilakukan sebelum gencatan senjata diumumkan antara Teheran dan Yerusalem Barat.

Kantor berita tersebut mencatat bahwa Sadighi adalah salah satu pakar terkemuka di bidangnya. 
 
Menurut media berita Channel 9 Israel, Sadighi menjadi ilmuwan nuklir Iran ke-17 yang tewas oleh IDF.

Israel menyerang Iran pada 13 Juni, mengklaim bahwa Teheran hampir mengembangkan bom nuklir, meskipun Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan intelijen AS bersikeras tidak ada bukti.

Teheran dengan keras menolak tuduhan Israel, mengatakan serangan itu sama saja dengan deklarasi perang, dan membalas dengan meluncurkan serangannya sendiri.

Pada 22 Juni, AS memasuki konflik tersebut, mengerahkan pesawat pengebom B-2 dan rudal Tomahawk untuk menyerang tiga lokasi nuklir Iran.

Teheran menanggapi dengan menyerang pangkalan militer AS di Qatar.

Pada hari Selasa, Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa Iran dan Israel telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata.

Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Teheran telah mengonfirmasi gencatan senjata tersebut, tetapi memperingatkan bahwa mereka siap untuk menanggapi setiap "tindakan pelanggaran oleh musuh."

Baca juga: Sosok Esmail Qaani, Komandan Pasukan Quds Iran, Berkali-kali Dilaporkan Tewas Rupanya Masih Hidup

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved