Kupi Beungoh
Prabowo-Mualem: Mengubah “Rahmat” Menjadi “Nikmat” – Bagian I
Kalau kedekatan Mualem dan Presiden Prabowo saat ini bisa disebut sebagai rahmat, maka tugas mereka berdua mengubahnya menjadi nikmat.
Maka wajar bila kedekatannya dengan Prabowo dilihat sebagai aset luar biasa, sejenis “jalan tol politik” untuk membawa aspirasi Aceh langsung ke telinga Presiden.
Kedekatan ini bahkan berkali-kali ditegaskan sendiri oleh Prabowo dalam forum-forum penting.
Dalam pidato-pidatonya baik sebelum maupun sesudah menjabat sebagai Presiden, ia secara terbuka menyebut hubungan istimewanya dengan Mualem dan Aceh.
Dalam salah satu rapat kabinet awal pemerintahannya, di hadapan para menteri dan tokoh-tokoh nasional, Prabowo bercerita hangat dan sungguh-sungguh bahwa ia memiliki sahabat dan mitra strategis di Aceh.
Bagi Prabowo suara-suara dari bumi Serambi Mekkah akan selalu mendapat perhatiannya.
Yang terbaru, hanya beberapa hari lalu, dałam salah satu acara, bersama Presiden Putin di Moskow dan beberapa tokoh global lainnya, Prabowo kembali menyinggung soal kedekatannya dengan Aceh dan Mualem.
Ia bahkan memberi contoh bahwa Aceh adalah prioritas dalam agendanya, bukan semata demi kepentingan politik, melainkan bentuk tanggung jawab sejarah dan moral.
Ia mengatakan di depan Putin dan tokoh-tokoh lain, bahwa Aceh harus menjadi contoh bagaimana kedekatan personal seorang pemimpin pusat dan daerah- walaupun pernah bermusuhan dan bahkan berperang, bisa melahirkan perubahan konkrit dan kesejahteraan untuk rakyatnya.
Pernyataan demi pernyataan semacam itu memperlihatkan bahwa kedekatan Mualem dan Prabowo bukanlah klaim kosong.
Ini adalah modal sosial dan politik yang nyata dan diakui secara publik bahkan di forum-forum internasional.
Modal ini harus segera dikapitalisasi menjadi kebijakan dan program, sebagai nikmat untuk Aceh.
Mualem dalam hal ini harus memposisikan dirinya sebagai konektor, katalisator, dan dinamisator, penghubung aspirasi rakyat dan pintu Presiden, agar setiap kebutuhan Aceh benar-benar diutamakan dan ditunaikan.
Baca juga: Di Forum Dunia, Prabowo Singgung Sosok Mualem Saat Konflik Aceh: Kini Dia Gubernur Saya Presiden
Terlalu Mahal Untuk Dilewatkan
Sekali lagi, momentum ini terlalu mahal untuk dilewatkan.
Di tangan Prabowo, negara tengah membangun ulang arsitektur pembangunan nasional dengan logika percepatan dan ketegasan.
Di tangan Mualem, Aceh memiliki kekuatan moral dan dukungan sosial untuk menyuarakan apa yang selama ini tertinggal di pinggir republik.
prabowo mualem
hubungan mualem dan prabowo
Prabowo Subianto
Muzakir Manaf
Mualem
kupi beungoh
opini serambi
Humam Hamid
Genosida Gaza dan Dosa Besar Amerika |
![]() |
---|
Menjadikan Baitul Mal Aceh Sebagai Katalisator Kesejahteraan Rakyat |
![]() |
---|
Refleksi 20 Tahun Damai Aceh: Menanti Peran Anak Syuhada Menjaga Damai Aceh Lewat Ketahanan Pangan |
![]() |
---|
Utang: Membangun Negeri atau Menyandera Masa Depan? |
![]() |
---|
Melihat Peluang dan Tantangan Potensi Migas Lepas Pantai Aceh |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.