Kupi Beungoh
Pemuda dan Aceh Utara Bangkit
Kita harus mengakui, pemuda Aceh Utara hari ini berada pada persimpangan jalan yang rumit. Di satu sisi, potensi mereka sungguh besar
Kesenjangan kualitas pendidikan juga sangat nyata: sekolah-sekolah di pedalaman kekurangan guru berkualitas, fasilitas seadanya, akses internet minim, membuat lulusan desa kesulitan bersaing dengan yang dari kota.
Hal yang tak kalah serius adalah degradasi budaya lokal. Generasi muda semakin asing dengan bahasa Aceh halus, rapai Pasee, seudati, peusijuek, dan hikayat.
Media sosial dan budaya global tanpa filter membuat anak muda lebih fasih meniru budaya luar daripada menjaga warisan sendiri.
Baca juga: Mualem Berdialog Dengan Duta Besar dan Investor Timur Tengah, Oktober Dijadwalkan ke Aceh
Sementara itu, banyak kebijakan pembangunan masih bersifat top down menganggap pemuda hanya sebagai objek, bukan subjek pembangunan.
Ruang diskusi, organisasi kepemudaan, dan forum kebudayaan kadang hanya formalitas seremonial tanpa daya hidup.
Dalam kondisi seperti ini, kita harus bertanya dengan jujur: bagaimana mungkin Aceh Utara bisa “bangkit” jika generasi mudanya patah sayap bahkan sebelum terbang? Karena itulah makna “Aceh Utara Bangkit” harus kita perjelas dan perlu kita kayakan peran dan fungsinya.
Bangkit bukan hanya berarti memacu pertumbuhan ekonomi makro, melainkan membangun ekonomi kerakyatan. Kita perlu memberdayakan UMKM lokal menjadi rujukan provinsi dan nasional.
Kerajinan tradisional, kuliner khas Aceh Utara, kopi, keripik, kain tenun perlu dipoles dan dipromosikan dengan strategi modern berbasis digital.
Pemerintah perlu menyediakan pelatihan manajemen, akses modal murah, hingga kanal pemasaran online.
Anak muda harus didorong bukan hanya menjadi pekerja, tapi wirausahawan kreatif yang membuka lapangan kerja.
Selain itu, sektor pariwisata daerah harus dijadikan mesin kemakmuran. Aceh Utara memiliki potensi wisata alam, sejarah, religi, dan budaya.
Pantai, gunung, situs bersejarah, festival adat bisa dihidupkan dengan pengelolaan profesional. Pemuda dapat menjadi pemandu wisata, pemilik homestay, kreator konten promosi.
Pemerintah harus serius menata infrastruktur pendukung dan mempermudah perizinan usaha pariwisata. Strategi ekonomi kreatif juga wajib menjadi fokus.
Generasi muda yang melek digital bisa menjadi desainer, fotografer, penulis, atau penjual online untuk memasarkan produk lokal.
Baca juga: Bupati Aceh Utara Lobi Pemerintah Pusat, Desak Intervensi Sosial untuk Rakyat Miskin
Di sektor pertanian dan perikanan, kita perlu modernisasi. Aceh Utara kaya lahan pertanian dan sumber daya laut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.