Jurnalisme Warga
IGI Aceh Menyemai Semangat ‘Sharing and Growing Togethe’ dari Takengon
Ratusan guru dari seluruh penjuru Aceh hadir dengan semangat tinggi, menjadikan Muswil IGI Aceh kali ini sebagai pertemuan akbar para pendidik yang ha
FITRIADI, S.Pd.I., M.Pd., Sekretaris Wilayah katan Guru Indonesia (IGI) Provinsi Aceh, melaporkan dari Takengon, Aceh Tengah
Sebuah momentum penting bagi dunia pendidikan di Aceh kembali tercipta saat Ikatan Guru Indonesia (IGI) Wilayah Aceh menggelar Musyawarah Wilayah (Muswil) Ke-3 di Takengon yang terletak di jantung Kabupaten Aceh Tengah pada 30 Juni hingga 1 Juli 2025.
Kota beriklim sejuk dan memiliki danau terbesar di Aceh, yakni Danau Laut Tawar ini, dipilih sebagai tempat muswil tidak hanya karena keindahan alamnya, tetapi juga karena nilai filosofis yang dikandungnya: kesejukan, ketenangan, dan refleksi karakter yang sejalan dengan semangat guru yang mengabdi tiada henti.
Suasana kota yang tenang dan bersahabat sangat mendukung kegiatan diskusi, perumusan ide, serta evaluasi menyeluruh terhadap perjalanan organisasi. IGI Aceh ingin agar semangat dari alam Takengon yang sejuk dan menenangkan mewarnai langkah-langkah strategis organisasi ke depan. Dalam suasana ini, para guru dapat merefleksikan kembali peran dan tanggung jawab mereka, serta menguatkan tekad untuk terus belajar dan berbagi.
IGI Aceh juga menjadikan Takengon sebagai simbol harapan bahwa organisasi ini harus selalu menjadi rumah yang nyaman bagi para guru. Sebuah tempat yang aman untuk berbagi pengalaman, berbagi gagasan, sekaligus bertumbuh bersama dalam semangat kebersamaan.
Muswil ini dibuka resmi oleh Bupati Aceh Tengah. Kehadiran kepala daerah tersebut tidak hanya menjadi simbol dukungan pemerintah terhadap organisasi profesi guru ini, tetapi juga menunjukkan komitmen bahwa kemajuan pendidikan adalah tanggung jawab bersama.
Ratusan guru dari seluruh penjuru Aceh hadir dengan semangat tinggi, menjadikan Muswil IGI Aceh kali ini sebagai pertemuan akbar para pendidik yang haus akan perubahan dan pembaruan.
Dari & untuk guru
Sebagai organisasi profesi, IGI hadir dengan semangat kemandirian, tidak dikelola oleh birokrat atau akademisi luar, IGI murni dibangun dan digerakkan oleh guru aktif. Inilah yang membuat organisasi ini begitu peka terhadap kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh para guru di lapangan.
Dengan mengusung filosofi ‘Sharing and Growing Together’, IGI percaya bahwa kolaborasi antarguru adalah kunci utama peningkatan mutu pendidikan.
Lewat berbagai pelatihan, seminar, kelas daring, dan forum diskusi yang difasilitasi IGI, ribuan guru di seluruh Aceh telah merasakan manfaat nyata dari kehadiran organisasi profesi ini. Bukan hanya peningkatan kompetensi para guru, IGI juga mendorong penguatan mentalitas berbagi sebagai bagian dari etos kerja pendidik masa kini.
IGI Aceh tumbuh dari bawah, secara organik dan inklusif, membangun jaringan dari satu kabupaten/kota ke kabupaten /kotalainnya. Muswil ke-3 ini menjadi bukti nyata bahwa IGI tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang secara dinamis.
Forum tertinggi
Muswil merupakan forum tertinggi dalam struktur organisasi IGI di tingkat provinsi. Diselenggarakan setiap lima tahun, muswil memberikan ruang bagi anggota untuk mengevaluasi kinerja pengurus sebelumnya, merumuskan rekomendasi strategis, dan memilih pemimpin baru yang akan memimpin organisasi ke depan.
Namun, muswil bukan hanya forum politik organisasi. Di dalamnya terkandung semangat konsolidasi ide, penguatan solidaritas, dan perumusan arah baru organisasi. Dalam muswil ke-3 ini, selain laporan pertanggungjawaban, peserta juga mengikuti sesi inspiratif dari guru-guru inovatif yang berbagi praktik baik mereka. Semangat ini menjadi roh utama kegiatan: saling menguatkan dan tumbuh bersama.
Dukungan penuh dari Pemkab Aceh Tengah, terutama dengan kehadiran langsung bupati untuk membuka acara, menambah energi positif bagi seluruh peserta. Pemkab menunjukkan bahwa mereka tidak hanya mengakui, tetapi juga menghargai peran guru sebagai fondasi pembangunan sumber daya manusia.
Apresiasi untuk semua
Suksesnya Muswil Ke-3 IGI Aceh tidak terlepas dari kerja sama banyak pihak. IGI Aceh menyampaikan penghargaan mendalam kepada Pemkab Aceh Tengah, panitia lokal, pengurus daerah, dan seluruh anggota IGI se-Aceh yang telah bekerja tanpa lelah demi kelancaran acara ini. Tidak ketinggalan para sponsor, mitra pendidikan, dan media lokal yang ikut ambil bagian mendukung kegiatan ini juga patut mendapat apresiasi setinggi-tingginya.
Penghargaan tertinggi dan paling utama diberikan kepada para guru peserta muswil. Mereka datang dari berbagai pelosok Aceh, menempuh perjalanan jauh, meninggalkan keluarga untuk sementara, demi satu tujuan: memperkuat profesi dan meningkatkan kualitas pendidikan Aceh.
Adaptif dan responsif
Dunia pendidikan kini tengah memasuki fase perubahan besar. Teknologi, kurikulum, dan kebutuhan peserta didik berkembang begitu cepat. Di tengah situasi ini, IGI Aceh tidak boleh hanya menjadi simbol atau wadah seremoni. Ia harus menjadi rumah yang strategis dan adaptif, menjawab kebutuhan riil para guru di lapangan.
Muswil kali ini melahirkan pemimpin baru, sosok visioner yang diharapkan mampu menggerakkan organisasi secara lebih progresif. IGI Aceh dituntut untuk lebih terbuka dalam kolaborasi lintas sektor, memperkuat layanannya, memperluas jaringan, dan yang paling penting: konsisten memperjuangkan hak serta kesejahteraan guru.
IGI Aceh juga telah menunjukkan keseriusannya melalui berbagai program pelatihan berbasis kebutuhan nyata guru, seperti teknologi pembelajaran, pembelajaran berdiferensiasi, literasi digital, kecerdasan buatan, hingga coding. Kolaborasi dengan dinas pendidikan, Balai Guru Penggerak, dan dunia industri telah menjadikan pelatihan-pelatihan tersebut kontekstual dan aplikatif, bahkan mampu menjangkau guru di daerah terpencil melalui platform daring.
Kepada pengurus baru IGI Wilayah Aceh Periode 2025–2030, semua guru menitipkan harapan besar dan penuh makna. Estafet kepemimpinan sekarang bukanlah sekadar amanah formal, melainkan sebuah kepercayaan dari ribuan guru di seluruh Aceh yang mendambakan perubahan nyata dalam perjalanan profesi dan pengabdian mereka.
Di tengah tantangan dunia pendidikan yang semakin kompleks dari tuntutan penguasaan teknologi, perubahan kurikulum, hingga dinamika sosial peserta didik, IGI dituntut untuk lebih dari sekadar organisasi profesi. IGI harus menjadi rumah pergerakan, ruang pembelajaran bersama, sekaligus garda terdepan yang melindungi dan memperjuangkan hak-hak guru.
Semangat baru
Muswil Ke-3 IGI Aceh di Takengon lebih dari sekadar pertemuan rutin. Ia adalah titik tolak bagi organisasi untuk berbenah dan bergerak maju. Para guru yang hadir membawa semangat perubahan. Mereka tidak datang hanya untuk memilih pemimpin, tetapi juga menyusun langkah bersama, membangun solidaritas, dan memperkuat peran guru sebagai agen transformasi sosial.
Dari dinginnya udara Takengon, semangat ‘Sharing and Growing Together’ kembali menyala. Semangat yang lahir dari ruang-ruang diskusi, dari deretan kursi sederhana—tempat para guru saling bertukar gagasan—dan dari hati yang sama-sama menginginkan pendidikan Aceh yang lebih baik.
Semoga semangat dari Takengon ini menyebar luas ke seluruh pelosok Aceh. IGI Aceh hendaknya senantiasa menjadi organisasi yang mengayomi, menginspirasi, dan terus menjadi ruang bertumbuh dan berkembang bagi setiap guru di negeri ini.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/Fitriadi-OKEE.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.