Perang Gaza
Penyesalan Tentara Israel Terlibat di Perang Gaza: Saya Ambil Bagian Dalam Sesuatu yang Buruk
"Saya merasa seperti saya telah mengambil bagian dalam sesuatu yang buruk, dan saya perlu melawannya dengan sesuatu yang baik yang saya lakukan...
"Saya terlempar ke udara. Saya pikir saya terluka, tetapi darah di mulut saya berasal dari teman saya—dia berteriak minta tolong. Saya membeku."
Bahkan setelah paramedis menyelamatkan temannya, Yonatan tidak bisa makan atau tidur.
"Semuanya terasa seperti darah," tutupnya.
Kesaksian lain datang dari Omer dari Brigade Givati, mengatakan tentara awalnya gembira setelah 7 Oktober, bersemangat untuk memasuki Gaza.
"Sekarang ini terasa konyol. Saya sudah tidak bisa menghitung berapa banyak orang yang saya kenal yang telah terbunuh—teman-teman dari unit saya, lingkungan saya, sekolah saya. Saya tidak punya kekuatan untuk mendengar kematian lainnya," ucapnya.
Ia mengatakan banyak prajurit tewas tanpa alasan, bukan dalam pertempuran tetapi akibat perencanaan yang buruk atau kekurangan amunisi.
Media menyalahkan IED, dan orang-orang berpikir itu normal.
"Tapi ternyata tidak. Berapa banyak teman lagi yang harus kukubur sebelum orang-orang sadar?" tanyanya.
Ia menambahkan, para prajurit menulis surat wasiat mereka di ponsel dan bercanda di malam hari tentang siapa yang akan menghadiri pemakaman mereka—dan apakah mantan pacar mereka akan menangis.
Sementara itu, Yair dari unit pengintaian Nahal, menggambarkan dampak mental dan fisiknya.
"Tahukah kau rasanya tidak melepas sepatu bot selama sepuluh hari berturut-turut? Atau ambruk di tanah sambil melindungi timmu, tak mampu membuka mata?" ujarnya.
Rambutnya rontok karena stres, dan dia terus-menerus mencabutnya tanpa menyadarinya.
"Aku terus-menerus bilang pada diriku sendiri untuk tidak menangis, bahwa aku beruntung tidak tertabrak roket. Tapi itu sulit. Aku tidak tahu apakah aku akan pulih. Aku hanya ingin hidup kembali normal."
Di antara para prajurit itu, terdapat prajurit yang bahkan memberikan pesan kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Ori, dari unit teknik elit Yahalom, menanyakan kepada Netanyahu, kapan semua perang ini akan berhenti.
"Kapan kau akan mengerti bahwa sudah waktunya untuk berhenti? Ketika kita mencapai 900 orang tewas? Seribu? Kumohon. Berhenti saja," tegas Ori.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tentara Muda IDF Mulai Buka Mata Soal Perang di Gaza, PBB: Mereka Alami Kerusakan Psikologis,
Brigade Qassam Sergap Patroli Tentara Israel dengan Bom Tanam, 5 Tewas 20 Luka-luka |
![]() |
---|
Macron kepada Netanyahu: Anda telah Mempermalukan Seluruh Prancis |
![]() |
---|
PBB Sebut Memalukan Penyangkalan Israel atas Kelaparan di Gaza |
![]() |
---|
Tentara Israel Terus Merangsek ke Kota Gaza, Bunuh dan Usir warga Palestina |
![]() |
---|
Menteri Israel: Biarkan Mereka Mati karena Kelaparan atau Menyerah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.