Kupi Beungoh
Fenomena Celana Ketat, Baju Di Atas Pantat, Bukan Begitu Pakaian Kita Wahai Wanita Muslimah
Fenomena di zaman sekarang ini, banyak perempuan muslim itu ketika berpakaian, pakaiannya sangat ketat
Oleh: Dr. Ainal Mardhiah, S Ag, M.Ag
Fenomena, maraknya para remaja nongkrong-nongkrong di kafe, di warkop, di pinggir pantai, berdua-duan dengan laki-laki, atau sesama teman perempuan, sampai malam menjelang, bahkan ada yang sampai larut malam.
Dengan make up tebal, lipstik tebal, celana ketat, baju di atas pantat, ada yang bajunya tipis, warna putih nampaklah bagian-bagian tubuh yang harusnya ditutup.
Nampaklah aurat yang mestinya di tutup oleh seorang wanita muslimah, untuk menjaga dirinya, kemuliaannya, kehormatannya, menjaga mereka dari pandangan laki-laki yang bukan suami, yang bukan mahram, yang bisa mendatangkan bahaya dan dosa bagi dirinya dan orang lain.
Ada bangga diwajah-wajah mereka para remaja masa kini, ada bangga dicara mereka berjalan, dapat berpenampilan demikian, ada bangga diwajah mereka terlihat demikian dihadapan banyak orang, terutama laki-laki.
Apakah orang tua tidak melarang, tidak menjaganya? saya yakin orang tua sudah mengingatkan, mungkin sampai lelah, namun lingkungan lebih kuat dalam mempengaruhi generasi muda sekarang ini.
Nasihat orang tua, nasihat guru, ustadz-ustadzah tidak lagi berpengaruh bagi mereka, akibat begitu kuatnya pengaruh negatif dari gadged dan pengaruh lingkungan dan kawan-kawan. Sedih dan khawatir saya rasa kita melihatnya.
A. Wahai Saudaraku Para Wanita Muslimah Malu Itu Sebagian Dari Iman
Fenomena di zaman sekarang ini, banyak perempuan muslim itu ketika berpakaian, pakaiannya sangat ketat, sampai-sampai dada dan pantatnya nampak menonjol.
Dada menonjol ke depan, pantat menonjol ke belakang, lalu berjalan di hadapan banyak orang dengan bangga, dengan rasa senang. Hal ini dapat kita lihat dari senyum, dari gaya ia berjalan, kibasan jilbab sambil ia berjalan, seolah-seolah sedang mencari penilai, pengakuan, perhatian, validasi bahwa ia berhasil tampil cantik dan menarik.
Wahai wanita muslimah, bukan begitu yang diajarkan Rasulullah.
Kita muslimah, diminta untuk malu kalau aurat kita nampak wahai saudaraku. Kita diminta untuk malu ketika aurat kita dapat dilihat oleh laki-laki yang bukan muhrim dan bukan suami kita. Karena itu sebagai tanda kita orang beriman.
Coba kita lihat nasehat Rasulullah berikit ini.
"Iman itu ada 70 atau 60 sekian cabang. Yang paling tinggi adalah perkataan ‘laa ilaha illallah’ (tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah), yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalanan, dan sifat malu merupakan bagian dari iman. (HR. Al Bukhari dan Muslim).
Dengan demikian, tutuplah auratmu (seluruh tubuhmu kecuali muka dan telapak tanganmu) dengan benar wahai saudaraku, sebagai tanda kita wanita beriman. Jangan engkau tampakkan auratmu itu kepada laki-laki yang bukan suamimu, yang bukan mahrimmu, karena itu awal bencana dan musibah bagimu dan bagi Islam wahai saudaraku.
Integritas dan Sistem Bercerai, Korupsi Berpesta |
![]() |
---|
Kemudahan Tanpa Tantangan, Jalan Sunyi Menuju Kemunduran Bangsa |
![]() |
---|
Memaknai Kurikulum Cinta dalam Proses Pembelajaran di MTs Harapan Bangsa Aceh Barat |
![]() |
---|
Haul Ke-1 Tu Sop Jeunieb - Warisan Keberanian, Keterbukaan, dan Cinta tak Henti pada Aceh |
![]() |
---|
Bank Syariah Lebih Mahal: Salah Akad atau Salah Praktik? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.