Perjalanan Hidup Kwik Kian Gie Ekonom Senior yang Meninggal Dunia pada Usia 90 Tahun

Jenazah Kwik Kian Gie kemudian disemayamkan di Rumah Duka Sentosa, Jakarta Pusat, Selasa (29/7/2025).

Editor: Amirullah
Kolase Tribun Medan/Istimewa
Jenazah Kwik Kian Gie disemayamkan di Rumah Duka Sentosa, Jakarta Pusat, Selasa (29/7/2025). Suasana Rumah Duka Sentosa berjejer sejumlah karangan bunga berisi ucapan belasungkawa. Salah satu karangan bunga dari mantan Kepala BIN Jenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono. (Kolase Tribun Medan/Istimewa)  

Tugas Kwik cukup menantang. Dia mesti menulis dan mengirimkan laporan tertulis terkait diskusi dengan para pemimpin dan politisi Belanda ke Kedutaan Besar Indonesia di Bonn, Jerman Barat secara teratur.

Tugas lainnya, dia mesti mengumpulkan data dan informasi dari semua surat kabar dan siaran radio yang ada hubungannya dengan Irian Barat.

Untuk tugas yang satu ini, terutama perekaman siaran radio, ternyata berguna sebagai pemetaan dalam konflik di Irian Barat.

Di hari tertentu, terutama Minggu, melalui radio disiarkan langsung dari Irian Barat penyampaian pesan oleh tentara Belanda yang ada di sana kepada keluarganya, terutama orang tua atau anak-istri mereka di Belanda.

“Kebanyakan mengirim salam dari tempat mereka berada, misalnya, ‘Hallo Papa dan Mama, ini Kolonel Jansen memberi salam dari Fakfak, saya baik-baik saja’. Pesan seperti ini saya rekam dan teruskan ke Jakarta,” kenang Kwik.

Dari informasi itu, TNI mengetahui kalau di Fakfak misalnya, ada seorang kolonel yang berarti ada kekuatan tentara sebanyak sekian orang.

Dengan demikian, perubahan-perubahan peta penguasaan oleh tentara Belanda di Irian Barat yang berubah-ubah dapat diikuti, yang sangat penting untuk menerjunkan TNI di tempat-tempat yang tak ada tentara Belanda-nya.

Jenazah Kwik Kian Gie disemayamkan di Rumah Duka Sentosa
Jenazah Kwik Kian Gie disemayamkan di Rumah Duka Sentosa, Jakarta Pusat, Selasa (29/7/2025). Suasana Rumah Duka Sentosa berjejer sejumlah karangan bunga berisi ucapan belasungkawa. Salah satu karangan bunga dari mantan Kepala BIN Jenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono. (Kolase Tribun Medan/Istimewa) 

 

Aktivitas intelnya terendus Belanda

Lambat laun, kegiatan intelijen Kwik tercium oleh intel Belanda.

Indikasi itu terlihat ketika suatu hari istri Kwik yang orang Belanda, Edith Johanna de Wit, ditelepon orang tak dikenal.

Sang penelepon menanyakan, apakah Kwik menggunakan mesin tik merek Triumph.

Dengan lugu, istrinya menjawab “iya”.

“Saya memang menggunakan merek itu yang diwarisi dari kakak saya, Tik Tjiauw,” tulis Kwik.

Kwik menyimpulkan, semua surat yang dikirim ke atase militer di Bonn disadap dan dianalisis.

Intel Belanda berhasil mengenali kalau Kwik menulis menggunakan mesin tik merek Triumph.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved