Breaking News

Liputan Eksklusif Aceh

Aksi Maling Sawit di Perkebunan PT KTS, 2 Ton Raib Setiap Bulan

Setiap bulannya, perusahaan ini harus menelan kerugian akibat kehilangan lebih dari 2 ton tandan buah segar (TBS) karena ulah oknum...

|
Penulis: Sadul Bahri | Editor: Nurul Hayati
SERAMBINEWS/Foto dokumen
ILUSTRASI - Sejumlah truk pengangkut Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit mengantre untuk pembongkaran di salah satu pabrik minyak kelapa sawit milik PT Karya Tanah Subur (KTS) Desa Padang Sikabu, Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Selasa (17/5/2022). 

Setiap bulannya, perusahaan ini harus menelan kerugian akibat kehilangan lebih dari 2 ton tandan buah segar (TBS) karena ulah oknum pelaku yang nekat mencuri.

Laporan Sa'dul Bahri | Aceh Barat

SERAMBINEWS.COM, MEULABOH – Kasus pencurian kelapa sawit kembali marak terjadi di wilayah perkebunan milik PT Karya Tanah Subur (KTS).

Setiap bulannya, perusahaan ini harus menelan kerugian akibat kehilangan lebih dari 2 ton tandan buah segar (TBS) karena ulah oknum pelaku yang nekat mencuri.

Humas PT KTS, Azra, kepada Serambinews.com, Kamis (31/7/2025) mengatakan, bahwa aksi pencurian ini sering kali dilakukan secara terorganisir dan memanfaatkan waktu-waktu rawan seperti subuh, magrib, saat shalat Jumat, dan di hari-hari libur. 

“Para pelaku biasanya menggunakan sepeda motor, bahkan ada yang membawa mobil yang sela mini berhasil tertangkap basah oleh petugas di perkebunan. Buah sawit hasil curian dimasukkan ke dalam karung hingga menjadi brondolan dan langsung dijual ke penampung yang ada di sekitar kecamatan wilayah tersebut,” ungkap Azra.

Disebutkan, meski perusahaan telah memperketat patroli dan pengawasan, pencurian masih saja terjadi.

Meski kini jumlahnya tidak terlalu besar, namun aksi tersebut kini mulai menurun, sejak dilakukan tindakan tegas dengan menyerahkan kepada penegak hukum, sehingga aksi pencurian mulai menurun.

Dari total produksi sekitar 9.000 ton lebih per bulan, perusahaan hanya mengalami kehilangan sekitar 2 ton, terutama di beberapa titik yang rawan pencurian, karena menggunakan jalan tikus atau jalan setapak dan  yang hanya bisa dilalui kendaraan roda dua.

“Kami terus meningkatkan pengawasan di titik-titik yang selama ini sering menjadi sasaran. Dulu hasil panen dari titik-mencapai 5 ton lebih, tapi kini hanya sekitar 3 ton,” jelas Azra.

Ironisnya, sebagian besar pelaku pencurian yang tertangkap di lapangan merupakan anak-anak muda.

Azra menyebutkan bahwa hal ini harus menjadi perhatian serius bagi orang tua dan tokoh masyarakat.

“Kami berharap para orang tua lebih aktif mengawasi gerak-gerik anak-anak, agar tidak terjerumus ke tindakan kriminal yang merugikan diri mereka sendiri,” tegasnya.

Humas PT KTS, Azra.
Humas PT KTS, Azra. (SERAMBINEWS.COM/ SA'DUL BAHRI)

Baca juga: Lahan Kebun Sawit di Nagan Capai 124.000 Hektare, Terluas di Aceh

Pihak perusahaan sendiri tidak serta-merta membawa seluruh pelaku ke ranah hukum.

Azra menjelaskan bahwa bagi pencurian yang nilainya di bawah Rp 2,5 juta, PT KTS lebih memilih pendekatan pembinaan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved