KUPI BEUNGOH
Kampus Biru dan Kurikulum Cinta
Kemenag RI meluncurkan kurikulum Cinta yang menjadi pedoman pembelajaran Pendidikan mulai dari tingkat Madrasah sampai Perguruan Tinggi
Kurikulum ini menghendaki adaya upaya untuk menanamkan nilai nilai cinta kepada ilmu.
Kampus harus menjadi samudera yang menjadi sumber segala pengetahuan.
Dosen dan mahasiswa adalah ikan-ikan yang dengan riang gembira bersenang-senang di dalamnya.
Saya memakai kata-kata bersenang-senang karena cinta itu melahirkan keindahan.
Proses belajar mengajar adalah upaya yang seharusnya dibaluri oleh keinginan untuk mewujudkan harapan untuk cinta kepada ilmu.
Bukan hanya berorientasi nilai bagi mahasiswa dan pembayaran Sertifikasi bagi Dosen.
Baca juga: Perkuat Pendidikan Agama, Bupati Aceh Besar Launching ‘Beut Kitab Bak Sikula’ untuk SD dan SMP
Dosen yang memiliki sifat cinta kepada ilmu akan menyenangi pekerjaannya dengan berbagai motivasi yang indah.
Menyiapkan bahan mengajar juga dengan penuh penghayatan karena cinta memang tidak terjadi secara sembarangan.
Ruang pertemuan kuliah menjadi tempat yang dirindukan untuk bertemu dan berdiskusi dengan mahasiswa.
Memeriksa semua lembaran jawaban mahasiswa juga menjadi pekerjaan yang dirindukan karena dasarnya adalah cinta pekerjaan.
Yang terpenting adalah menanamkan rasa cinta terhadap ilmu kepada mahasiswa.
Mahasiswa mesti diajak untuk merindukan buku, bahan kuliah, tugas, diskusi dan proses perkuliahan.
Dosen harus mampu membangkitkan rasa cinta Mahasiswa untuk rindu akan kegiatan belajar.
Mahasiswa harus menyampaikan segala isi hatinya terhadap materi ajar di ruang kuliah atau tempat tempat diskusi lainnya.
Dosen yang mampu memahami perasaan dan intelektual mahasiswa adalah dosen yang diinginkan mahasiswa sehingga rasa Rindu untuk terus bersama dalam konteks adademik menjadi pilihan terbaik.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.