Kesehatan

dr Zaidul Akbar: Jangan Dikit-Dikit Baper & Emosian, Belajar Memaafkan Bisa Jaga Imunitas Tubuh

Radikal bebas inilah yang dapat merusak sel-sel tubuh, menurunkan daya tahan dan memicu berbagai penyakit.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Amirullah
Tangkapan layar kanal YouTube dr Zaidul Akbar Official
Dokter sekaligus pendakwah kesehatan, dr Zaidul Akbar, kembali mengingatkan masyarakat pentingnya menjaga emosi agar tubuh tetap sehat, Sabtu (16/8/2025). 

Dalam unggahan tersebut, dr Zaidul Akbar menceritakan kisah nyata seorang wanita yang mengalami penderitaan emosional luar biasa. Ia ditinggalkan oleh suaminya saat sedang hamil, tanpa uang, tanpa dukungan dan harus menjalani proses kehamilan serta persalinan seorang diri.

Luka batin yang ia alami tidak hanya melukai secara psikologis, tapi juga berdampak fisik.

Bertahun-tahun kemudian, ia didiagnosis menderita kanker. Meski telah mencoba berbagai pengobatan medis, tak satu pun memberikan hasil.

Hingga suatu hari, ia menemui seorang tabib. Alih-alih memberi obat, tabib tersebut justru menyampaikan satu pesan penting: "Maafkan suamimu."

Baca juga: Gula Stabil Meski Makan Nasi Setiap Hari? Ini 11 Jurus Sehat dari dr Zaidul Akbar, Campur saat Masak

Wanita itu sempat menolak. Dalam tangis, ia berseru, "Sampai mati, saya nggak akan maafkan suami saya!"

Namun sang tabib menjawab dengan tenang: "Itu pilihan Ibu. Tapi kanker ini tak akan bisa sembuh kecuali sumbatan hati itu dilepaskan."

Pesan itu menjadi titik balik.

Sang wanita pun mulai membuka hatinya untuk memaafkan.

Ia menangis, berdamai dengan kenyataan, melepaskan dendam dan akhirnya mengikhlaskan semuanya. Perlahan, kondisi kesehatannya pun membaik.

“Ketika hatimu tersumbat dengan dendam, hasad, curiga, marah… maka organ dalam tubuhmu juga akan tersumbat,” tulis dr Zaidul Akbar.

Ia menegaskan bahwa luka batin yang dipendam bertahun-tahun bisa menjadi akar dari berbagai penyakit fisik.

Emosi negatif yang tidak tersalurkan seperti dendam, amarah, dan kebencian dapat menggerogoti tubuh secara perlahan.

Lebih lanjut, dr Zaidul Akbar mengingatkan, melepaskan dendam bukan berarti membenarkan kesalahan orang lain, tapi menyelamatkan diri sendiri dari beban yang terus menekan jiwa dan tubuh.

"Lepaskan semua sumbatan hati. Agar bahagiamu tak bergantung pada kondisi. Agar bahagiamu tak butuh syarat dan janji," pungkasnya. (Serambinews.com/Firdha Ustin)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved