Kupi Beungoh
Mampukah Damai Aceh Menuju Kesejahteraan ?
Dua dekade damai telah lewat. Aceh menerima dana otonomi khusus, kewenangan diperluas, dan hak lebih besar atas hasil migas
Ke depan, investasi pada SDM bisa menjadi motor industrialisasi berbasis rakyat, terutama di sektor energi terbarukan. Jalannya bisa lewat BUMD yang profesional, koperasi hingga wakaf produktif.
Komunitas petani bisa membangun pabrik pengolahan hasil komoditas unggulan pertanian dan perkebunan: kopi, coklat, atau rempah yang dikelola langsung petani. Sementara itu, pengembangan sektor wisata, komoditas makanan halal juga tidak kalah menarik yang tentu punya nilai tawar besar.
Intinya, kekayaan alam berkelanjutan harus menjadi modal untuk menciptakan nilai tambah di rumah sendiri.
Dua dekade damai seharusnya mengubah kutukan sumber daya menjadi berkah. Aceh harus menempatkan kekayaan alam sebagai amanah, keuntungan sebagai alat keadilan, bukan monopoli elite. Segala hasil bumi kembali ke rakyat lewat layanan dasar, energi hijau, dan pembangunan berkelanjutan.
Penulis: Direktur Bidang Politik dan Kebijakan Publik, Lembaga ESGE Study Center Email: Akhsanfuqara@gmail.com
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab penulis.
Baca artikel KUPI BEUNGOH lainnya di SINI
Muhammad, Nabi Ramah Anak dan Perempuan |
![]() |
---|
Pajak Sama Mulianya dengan Zakat: Tafsir Baru atau Distorsi Syariat? |
![]() |
---|
Refleksi Kemerdekaan dalam Menikmati Kemerdekaan |
![]() |
---|
RAPBN 2026: Alokasi Ambisius, Harapan Besar, dan Tantangan Implementasi |
![]() |
---|
Revitalisasi Nilai-Nilai Kemerdekaan Dalam 80 Tahun Kemerdekaan Indonesia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.