Kupi Beungoh
Muhammad, Nabi Ramah Anak dan Perempuan
Beliau berasal dari garis keturunan bangsawan Arab, sosok yang paling dipercaya dan memimpin yang mampu menyatukan kabilah Arab
Kultur yang kurang memihak kepada kaum perempuan masih mendominasi dan sampai saat ini nasib kaum perempuan belum terwujud sebagaimana dipraktekkan oleh Rasulullah SAW.
Tragedi demi tragedi kemusiaan terus saja menimpa kaum perempuan dan anak, mulai dari kasus perdagangan manusia (traffiking), pekerja anak, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), kekerasan fisik dan seksual, penelantaran hak-hak pasca perceraian, pengabaian hak-hak sebagai istri yang sah, dan masih sederet kepiluan lainnya yang diderita oleh kaum perempuajn dan anak di negeri-negeri tersebut.
pemerintah dan beberapa organisasi yang bergerak pada ranah kemanusiaan ini juga belum bisa mengurangi dampak dari pemahaman kultur yang menyimpang dari ajaran Islam ini. Banyak kasus yang menimpa perempuan yang dibawa ke ranah hukum, perempuan sebagai korban justru bernasib sebaliknya, dipersalahkan dan dituduh sebagai akar dari kasus yang dialaminya.
Melalui momen mengenang kembali kelahiran Rasulullah SAW (maulid) di tahun ini, sudah saatnya umat Islam melakukan muhasabah (instrospeksi) atas kesalahan selama ini dalam memperlakukan kaum perempuan baik sebagai ibu, istri maupun anak.
Mari membentuk maindset dan sikap yang benar tentang bagaimana memuliakan, menghormati dan memberikan hak-hak kaum perempuan sebagaimana telah dicontohkan oleh Rasulullah kepada istri dan anak-anak.
Terutama hak-hak psikologis dalam kehidupan rumah tangga dan juga pemenuhan kebutuhan fisik dan sosial yang layak dan pantas. Hentikan perilaku dhalim kepada mereka dalam bentuk apapun, jadikan keluarga sebagai tempat yang teduh, nyaman dan tentram. Karena dari sinilah cayaha dan lantera Islam mulai bersemi untuk menerangi hiruk-pikuk kehidupan dunia yang semakin gelap dan tidak karuan. Semoga!
Penulis adalah Akademisi UIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab penulis.
Baca artikel KUPI BEUNGOH lainnya di SINI
Pajak Sama Mulianya dengan Zakat: Tafsir Baru atau Distorsi Syariat? |
![]() |
---|
Refleksi Kemerdekaan dalam Menikmati Kemerdekaan |
![]() |
---|
RAPBN 2026: Alokasi Ambisius, Harapan Besar, dan Tantangan Implementasi |
![]() |
---|
Revitalisasi Nilai-Nilai Kemerdekaan Dalam 80 Tahun Kemerdekaan Indonesia |
![]() |
---|
Aceh dan Kemerdekaan yang Masih Tertunda |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.