Opini
Quo Vadis BLUD SMK di Aceh
Salah satu tujuan dibentuknya BLUD adalah untuk memberikan pelayanan barang dan
Oleh: Dr. Mahpud Sujai*)
BLUD atau Badan Layanan Umum Daerah merupakan Unit Pelaksana Teknis yang berada dibawah Dinas atau Badan di lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Salah satu tujuan dibentuknya BLUD adalah untuk memberikan pelayanan barang dan/atau jasa tanpa selalu berorientasi pada keuntungan.
Namun BLUD diberikan kebebasan untuk memperoleh pendapatan dan lebih fokus pada fleksibilitas pengelolaan, peningkatan efisiensi dan efektivitas pelayanan publik.
Terdapat beberapa poin utama yang melandasi pembentukan BLUD. Pertama, BLUD merupakan penyelenggara pelayanan publik.
BLUD memiliki tugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, seperti layanan kesehatan di rumah sakit atau puskesmas, atau layanan Pendidikan seperti sekolah dan perguruan tinggi.
Kedua, BLUD diberikan fleksibilitas untuk mengelola keuangan secara mandiri. BLUD memiliki fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan, yang memungkinkan mereka untuk lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat dan lebih efisien dalam menjalankan tugasnya.
Prinsip BLUD yang lainnya adalah BLUD didirikan bukan untuk mencari keuntungan (profit oriented). Meskipun ada potensi pendapatan dari pelayanan yang diberikan, BLUD tidak diwajibkan untuk selalu mencari keuntungan.
Keempat, BLUD didirikan untuk meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat. Dengan adanya fleksibilitas pengelolaan keuangan, BLUD diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan yang diberikan kepada masyarakat. Dan prinsip terakhir dari tujuan dibentuknya BLUD adalah, BLUD tetap dikelola oleh Pemerintah Daerah.
BLUD adalah bagian dari struktur pemerintah daerah dan dikelola oleh perangkat daerah atau unit kerja pada perangkat daerah.
Dengan demikian, BLUD berperan penting dalam upaya meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik di daerah.
Salah satu layanan jasa yang menjadi fokus pembentukan BLUD adalah di sektor Pendidikan. Salah satu sektor pendidikan yang seringkali dijadikan BLUD adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Terdapat beberapa alasan mengapa SMK selalu menjadi target untuk dijadikan BLUD.
Transformasi SMK menjadi BLUD dapat menjadi strategi efektif untuk meningkatkan jiwa wirausaha siswa.
Dengan BLUD, SMK memiliki fleksibilitas dalam mengelola keuangan, yang memungkinkan pengembangan unit usaha berbasis produk dan jasa dari kegiatan praktik siswa.
Hal ini menciptakan lingkungan belajar yang mirip dengan industri, mendorong siswa terlibat langsung dalam kegiatan bisnis, dan menghasilkan karya yang memiliki potensi komersial.
Sebagai BLUD, SMK dapat lebih meningkatkan kemandirian dan inovasi siswa. BLUD memberikan kebebasan kepada SMK untuk mengembangkan unit usaha yang relevan dengan kompetensi keahlian, mendorong siswa untuk berpikir kreatif dan inovatif dalam menciptakan produk atau jasa.
BLUD SMK juga dengan fleksibilitasnya, dapat melakukan keterlibatan langsung dalam bisnis. Siswa dapat terlibat dalam kegiatan produksi dan penjualan produk atau jasa, belajar langsung tentang proses bisnis, mulai dari produksi hingga pemasaran.
Kelebihan lain dari BLUD SMK adalah dapat mendorong penguatan keterampilan kewirausahaan. Melalui BLUD, siswa belajar mengelola keuangan, memasarkan produk, menghadapi persaingan, dan mengatasi tantangan dalam dunia bisnis.
BLUD SMK juga dapat berkolaborasi langsung dengan Industri. BLUD dapat memfasilitasi kerja sama yang lebih erat antara sekolah dan dunia usaha, membuka peluang magang dan penyerapan lulusan yang lebih baik. BLUD SMK juga dapat menjadi Teaching Factory (TeFa).
Penerapan TeFa dalam SMK BLUD menciptakan lingkungan belajar yang menyerupai industri, memungkinkan siswa menghasilkan produk yang memiliki nilai jual dan potensi komersial, serta memperkuat keterampilan kewirausahaan siswa.
Dengan menjadi BLUD, SMK juga dapat meningkatkan jiwa wirausaha siswa secara signifikan. Dengan BLUD, SMK dapat menjadi inkubator bisnis bagi siswa, menyiapkan mereka menjadi wirausaha muda yang siap bersaing di dunia kerja.
Di Aceh, terdapat 68 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang telah resmi menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
SMK di Aceh yang menjadi BLUD ini bertujuan untuk memberikan otonomi dalam pengelolaan anggaran sekolah, serta meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan pendidikan.
Dengan 68 SMK di Aceh sebagai BLUD, menjadikan Aceh sebagai provinsi dengan jumlah SMK BLUD terbanyak di Indonesia. Secara kuantitas, ini memang menjadi prestasi Aceh di dunia Pendidikan di Indonesia.
Namun pada kenyataannya, ternyata tidak semudah membalikan kedua telapak tangan. Terdapat banyak permasalahan yang terjadi dengan transformasi SMK menjadi BLUD di Aceh.
Permasalahan utama yang timbul antara lain adalah, pertama kurangnya pemahaman, informasi dan pengetahuan terkait pengelolaan BLUD baik di kalangan internal BLUD SMK maupun dikalangan eksternal seperti Dinas Pendidikan maupun masyarakat, siswa dan industri.
Terjadi kebingungan di hampir semua pihak baik itu manajemen SMK, siswa, masyarakat bahkan hingga pemerintahnya sendiri dengan transformasi SMK menjadi BLUD. Hal ini menjadikan tujuan utama menjadikan SMK sebagai BLUD seperti jauh panggang dari api.
Kendala lainnya adalah permasalahan administratif. Terdapat banyak urusan administratif yang harus dilengkapi oleh SMK sebagai BLUD.
SMK yang ingin menjadi BLUD harus memenuhi persyaratan administratif yang cukup kompleks, termasuk penyusunan dokumen seperti surat pernyataan kesanggupan meningkatkan kinerja, pola tata kelola, rencana strategis, standar pelayanan minimal, laporan keuangan, dan laporan audit.
Permasalahan lain yang cukup berat adalah terkait kesiapan sumber daya termasuk teaching factory.
Banyak SMK yang menjadi BLUD belum memiliki kesiapan sumber daya, baik dari sisi manajemen, keuangan, maupun kualitas produk, untuk dapat mengelola BLUD dengan baik.
Selain itu juga sebagian besar SMK yang menerapkan Teaching Factory kesulitan dalam operasionalnya karena belum ada regulasi yang jelas terkait Tefa, terutama dalam hal pengelolaan aset dan pendapatan dari hasil produksi Tefa.
Berdasarkan analisis diatas, transformasi SMK di Aceh menjadi BLUD sebetulnya memiliki potensi yang sangat besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pengelolaan keuangan.
Namun, perlu adanya pemahaman yang baik, kesiapan sumber daya, serta pengawasan yang ketat untuk mengatasi berbagai kendala yang mungkin timbul.
Dengan pengelolaan yang tepat, BLUD dapat menjadi solusi untuk meningkatkan daya saing SMK dan mempersiapkan siswa menghadapi dunia kerja.
*) PENULIS Kabid Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II, Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Aceh
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.