Terutama mampu menerjemahkan konsep pembangunan dalam visi dan misi pemerintah yang telah dituangkan dalam RPJMD sesuai dengan sektor dan subsektor masing-masing.
Di samping itu harus mampu melahirkan inovasi baru tidak hanya copy paste program yang sudah dilakukan orang terdahulu.
Nenek moyang kita sudah meletakkan dasar di sektor perkebunan, pertanian, kelautan, lalu apa inovasi kita di sektor yang sudah ada tersebut.
Secara umum ide dan gagasan sudah dituangkan berulang-kali oleh Abusyik dengan narasi dan gaya bahasa yang berbeda-beda, yang makna dan maksudnya hampir sama.
Hanya saja mampukah semua ide dan gagasan itu diimplementasikan dalam bentuk kerja nyata Pemerintah Kabupaten Pidie sehingga bermanfaat bagi masyarakat?
• Hapus Video Gadis Ini yang Kritik China atas Penanganan Muslim Uighur, TikTok Minta Maaf
Why Milenial?
Kesuksesan roda pemerintahan ke depan sangat ditentukan sejauh mana merangkul kaum milenial dalam proses pembangunan.
Karena mereka adalah masa depan bangsa yang memiliki preferensi sendiri tentang kehidupan.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2015 jumlah penduduk yang masuk dalam golongan millenial (kelahiran antara 1980-2000) mencapai 33%, dan diprediksi pada tahun 2020 porsi populasinya akan menjadi yang tertinggi di Indonesia.
Kini muncul istilah Millenials Kill everything yang menghantui bisnis dan industri dunia.
Betapa tidak, banyak industri raksasa yang gulung tikar gara-gara ditinggalkan oleh kaum millenial dikarenakan perubahan gaya hidup mereka.
Contohnya, produsen foto Kodak merupakan penjual kertas foto terbesar di seluruh dunia hingga tahun 1998.
Namun dalam waktu sekitar 3 tahun, mereka harus bangkrut, dan menyebabkan 170.000 pegawai kehilangan pekerjaan.
Hal itu disebabkan gaya hidup milenial yang beralih ke foto digital, sehingga kamera foto dengan model film negatif hilang dari peredaran.
Dalam sebuah buku berjudul "Millenials Kill Everything."
Yang ditulis oleh Yuswohadhy dijelaskan bagaimana milenial akan "membunuh" begitu banyak produk, layanan, industri, teknologi, musik, olahraga, dan banyak lagi lainnya.
Dijelaskan bahwa ada 50 produk, layanan, industri, perilaku, dan lain-lain yang akan terdampak oleh adanya Millenial Disruption, di antaranya: Waktu Kerja “9-to-5”, Tempat Kerja, Pakaian Kerja Formal, Televisi, Grup Lawak, Agen Perjalanan, Album Foto, Kamera, Call Center, SMS, Kartu Kredit, Kebersamaan Keluarga, Mainan Anak, Radio, CD dan Music Download, Perpustakaan, Media Cetak, dan lain-lain.
Di sini tercermin bagaimana kaum milenial menjadi mesin pembunuh berdarah dingin bagi berbagai aspek kehidupan, sehingga semua harus mengikuti alur gaya hidup mereka, kalau tidak akan lenyap.
• Ini Keistimewaan 7 Stafsus Milenial Jokowi, Gaji Rp51 Juta hingga Kerja Tidak Full Time
• Ahok Jadi Komut Pertamina, Sujiwo Tejo Nilai Ada Sejarah yang Landasi Jokowi Tunjuk BTP
Perlu inovasi layanan
Untuk skala nasional, dalam rangka menyongsong era baru yang disebutnya sebagai Indonesia maju, Jokowi melantik 3 orang Milenial dalam Kabinet, dan 7 orang milenial sebagai Staf khusus.
Yang ditunjuk sebagai Menteri dan Wakil Menteri yaitu:
Nadiem Makarim (35 tahun) Pendiri Gojek, sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Angela Hary Tanoesoedibjo (32 tahun) sebagai Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Jerry Sambuaga (34 tahun) sebagai Wakil Menteri Perdagangan.
Sementara 7 orang staf khusus dari kalangan milenial adalah:
Putri Tanjung (usia 23 tahun), pendiri Creativepreneur
Adamas Belva Syah Devara, pendiri Ruang guru
Ayu Kartika Dewa (berusia 36 tahun), perumus Gerakan Sabang Merauke
Angki Yudistia, pendiri ThisAble Enterprise
Billy Mambrasar, Direktur PT Papua Muda Inspiratif Billy Mambrasar
Aminuddin Ma'ruf, mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Indonesia
Andi Taufan Garuda Putra, pemimpin PT Amartha Mikro Fintech.
• Tak Lagi Jadi Staf Khusus Jokowi, ke Mana Perginya Ali Mochtar Ngabalin?
Perlu penguatan IT
Dikarenakan kaum milenial sangat familiar dengan teknologi, maka pola kerja dan layanan pemerintahan juga harus mengarah ke penggunaan IT dan internet sebagai alat utama.
Sehingga kerja berbasis output dan layanan, bukan lagi hadir di kantor untuk setor wajah tapi tidak menyelesaikan tugas sesuai tupoksinya.
Jika tugas dapat diselesaikan dengan teknologi, maka pegawai tidak wajib lagi masuk kantor, tetapi bisa kerja di mana saja.
Dalam konteks ini Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) tengah menggodok skema kerja PNS tak wajib ngantor.
Ada sekitar 1.000 PNS yang akan bekerja secara mobile mulai januari 2020.
Ide dan gagasan yang didengungkan oleh Jokowi secara bertahap sudah mulai diimplemetasikan di tingkat nasional, bagaimana dengan ide dan gagasan Abusyik?
Abusyik bukanlah Rambo atau Spiderman yang mampu menyelesaikan masalah sendirian.
Abusyik membutuhkan pada kabinet yang cepat tanggap dan mampu menerjemahkan ide dan gagasannya menjadi program yang prorakyat.
Kabinet itulah yang akan mengeksplor semua keinginan Abusyik tersebut ke dalam program kerja Dinas masing-masing,
Sehingga kejayaan Pidie sebagai salah satu daerah yang memiliki keunggulan di sektor Gle, Blang, Laot, dan sektor lainnya dapat dimaksimalkan untuk kesejahteraan rakyat. Semoga...
* PENULIS MULYADI NURDIN adalah Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) pada IAIN Zawiyah Cot Kala Langsa.
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.