Sengitnya perlawanan rakyat Aceh, membuat ipaya Belanda untuk mendominasi bagian utara Sumatera tak pernah berhasil sepenuhnya.
Perang ini juga menyebabkan kerugian moneter yang sangat besar bagi pemerintah kolonial Belanda.
Pembangunan kembali Masjid Baiturrahman menjadi salah satu upaya pemerintah Belanda untuk mendapatkan simpati masyarakat Aceh.
Belanda mencoba melakukan pendekatan agama, setelah mengalami banyak kerugian dalam perang Aceh.
Tapi nyatanya, pembangunan kembali Masjid Baiturrahman tetap tidak bisa melunakkan hati rakyat Aceh.
Bahkan pada awalnya orang Aceh menolak menggunakan masjid ini.
Mereka beranggapan, masjid ini dibangun oleh penjajah Belanda yang merupakan musuh rakyat Aceh dan agama mereka.
Perang antara pemerintah kolonial Belanda dan orang-orang Aceh, dilihat sebagai perang yang tidak hanya untuk kekuasaan atau wilayah.
Tapi itu juga perang agama antara pemerintah kolonial Belanda dan orang-orang Aceh.
Apalagi beredar kabar saat itu bahwa Masjid Baiturraham dirancang dalam bentuk salib.
Hal ini menyebabkan konflik spasial antara orang Aceh dan pemerintah kolonial Belanda.
Orang-orang Aceh merasa kecewa dengan desain Masjid Baiturrahman.
Karena itu, pada tahun 1936, gubernur Van Aken memerintahkan untuk memperluas Masjid Baiturrahman.
Desain Masjid diubah menjadi rencana persegi panjang.
Kebijakan ini mengubah sudut pandang orang Aceh terhadap Masjid Baiturrahman.
Kala itu, satu per satu kerajaan di Pulau Sumatera jatuh dan menjadi bagian dari pemerintah kolonial Belanda.
Medan-Deli, Langkat, dan Siak jatuh ditaklukkan dan jatuh ke tangan pemerintah kolonial Belanda.
Strategi politik pemerintah Kolonial Belanda untuk membangun kembali masjid, juga membuat Belanda merasa sedikit tenang di Aceh.
Meski tidak benar-benar bisa ditaklukkan.
Kini, Masjid Baiturrahman adalah masjid yang sangat terkenal di Aceh.
Setiap tahun ribuan orang datang mengunjungi masjid yang indah ini.
Masjid yang terletak di jantung kota Banda Aceh ini adalah kebanggaan masyarakat Aceh.
Orang menemukan ketenangan dan kebahagiaan di masjid yang selamat dari tsunami dahsyat pada tahun 2004.