Kesehatan

Benarkah Jahe Bisa Bantu Turunkan Kadar Gula Darah dan Cegah Komplikasi Diabetes? Simak Faktanya

Penulis: Yeni Hardika
Editor: Mursal Ismail
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

Menurut sebuah penelitian, konsumsi bubuk jahe selama 12 minggu (2 gram per hari) dapat menurunkan glukosa darah puasa secara signifikan.

SERAMBINEWS.COM - Jamu tradisional telah digunakan sejak zaman dahulu untuk mengobati atau mencegah berbagai penyakit, termasuk diabetes.

Jahe, yang secara ilmiah dikenal sebagai Zingiber officinale Roscoe, adalah salah satu tanaman obat terbaik dan efektif yang digunakan dalam pencegahan dan pengelolaan diabetes.

Efeknya yang menjanjikan juga disebutkan dalam Ayurveda dan Pengobatan Cina.

Kemudian, apakah benar tanaman herbal ini dapat dimanfaatkan untuk mengurangi kadar gula darah hingga mencegah komplikasi akibat penyakit diabetes ?

Melansir Boldsky, berikut ini adalah ulasan manfaat jahe sebagai pengobatan untuk penyakit diabetes.

Baca juga: Kenali, 6 Tanda-tanda Menunjukkan Terkena Diabetes, Ini Gejala Saat Kelebihan Kadar Gula

Baca juga: 14 Tips Kesehatan Sederhana dan Efektif untuk Cegah Diabetes

Senyawa aktif dalam jahe

Sebuah studi terkait senyawa aktif dalam jahe segar dan organik yang ditanam menunjukkan bahwa ramuan atau bumbu penting ini mengandung banyak senyawa alami.

Di antaranya seperti paradol, gingerol, turunan asetil dari gingerol, gingerdiols, shogaols, 3-dihydroshogaols, diarylheptanoids, dan turunan metil eter dari beberapa senyawa ini.

Dari banyaknya kandungan senyawa alami tersebut, gingerol adalah paling dominan yang bermanfaat menghambat sebagian besar efek antidiabetik. 

Pengaruh jahe pada glukosa darah puasa

Puasa mengacu pada menahan diri dari makan.

Ketika seseorang berpuasa selama berjam-jam, kadar glukosa mereka turun rendah.

Hormon yang disebut glukagon dilepaskan oleh pankreas untuk merangsang pelepasan glukosa yang tersimpan di hati untuk menyeimbangkan kekurangan glukosa dalam tubuh.

Menanggapi pelepasan glukosa, tubuh mengeluarkan insulin untuk menyeimbangkan kadar gula dalam tubuh.

Karena penderita diabetes mengalami penurunan produksi insulin atau ketidakmampuan insulin untuk mengubah glukosa menjadi energi, glukosa darah tetap tinggi di dalam tubuh.

Glukosa darah puasa adalah batas kadar gula darah yang normal sebelum makan.

Untuk menentukan apakah seseroang terkena diabetes atau tidak dapat diukur dengan cara pemeriksaan glukosa darah puasa.

Memiliki kadar gula antara 100 hingga 125 mg / dL merupakan tanda pradiabetes sedangkan di atas 126 mg / dL atau lebih tinggi berarti diabetes.

Glukosa darah puasa di bawah 100 mg / dL dianggap normal.

Menurut sebuah penelitian, konsumsi bubuk jahe selama 12 minggu (2 gram per hari) dapat menurunkan glukosa darah puasa secara signifikan.

Selain itu, gula darah berkurang lebih cepat setelah empat jam ketika dosis 100-800 mg / Kg diambil.

Baca juga: Ini 12 Tips Aman dan Efektif Perawatan Kaki Diabetik bagi Penderita Diabetes

Baca juga: 10 Manfaat Luar Biasa dari Teh Kunyit untuk Kesehatan, Cegah Alzheimer hingga Obati Diabetes

Pengaruh jahe terhadap sensitivitas insulin

Sensitivitas insulin adalah penyebab utama diabetes tipe 2 karena di sini, tubuh tidak dapat merespons insulin dengan baik untuk mengubah glukosa menjadi energi.

Sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa konsumsi jahe setiap hari (sekitar 3 g) selama delapan minggu dapat menyebabkan peningkatan resistensi insulin, dengan mengurangi glukosa darah puasa dan hemoglobin terglikasi (HbA1c). 

Bisakah jahe membantu cegah komplikasi diabetes?

Ya, jahe dapat membantu mencegah banyak komplikasi diabetes mulai dari nefropati diabetik (penyakit ginjal), hingga neuropati diabetik (kerusakan saraf).

Berikut ini adalah manfaat jahe yang bisa membantu dalam hal mencegah komplikasi diabetes.

1. Jahe untuk nefropati diabetik

Neuropati diabetik adalah penyakit ginjal yang berhubungan dengan diabetes.

Ini mempengaruhi sekitar 25-35 persen penderita diabetes yang berusia di bawah 30 tahun.

Neuropati diabetes dapat menyebabkan gagal ginjal kronis dan dapat menyebabkan kematian dalam 2-3 tahun.

Sebuah penelitian telah menunjukkan efek renoprotektif jahe, mirip dengan metformin, obat yang banyak digunakan untuk penderita diabetes.

Jahe membantu mencegah degenerasi sel ginjal dan dengan demikian, mencegah kerusakan ginjal akibat glukosa tinggi dalam tubuh.

2. Jahe untuk retinopati diabetik

Diabetes jangka panjang dapat menyebabkan retinopati diabetik atau kerusakan pada mata.

Glukosa darah yang berlebihan dapat mendorong pelepasan sitokin inflamasi (yang menyebabkan peradangan) dan angiogenesis (pembentukan pembuluh darah baru dari pembuluh yang ada).

Hal ini mengakibatkan kerusakan fungsional dan struktural pada berbagai bagian mata seperti retina.

Menurut sebuah penelitian, gingerol dalam jahe memiliki aktivitas anti inflamasi dan antiangiogenik yang dapat membantu menurunkan glukosa darah dan mencegah kerusakan pembuluh retinal.

Baca juga: Manfaat Jambu Biji Bantu Sistem Imun Tubuh Hingga Mengontrol Diabetes, Cocok juga Bagi yang Diet

Baca juga: Wajib Tahu! Ini Deretan Makanan dan Minuman Harus Dihindari Para Penderita Diabetes

3. Jahe untuk kardiomiopati diabetik

Kardiomiopati diabetik adalah penyebab utama kematian pada penderita diabetes.

Sekitar 65 persen kematian akibat diabetes disebabkan oleh kelainan pembuluh darah atau gagal jantung.

Peradangan dan stres oksidatif adalah penyebab utama dari komplikasi tersebut.

Jahe memiliki sifat anti-diabetes, anti-inflamasi dan antioksidan dan dapat digunakan sebagai alternatif terbaik dalam manajemen diabetes dibandingkan dengan terapi insulin.

4. Jahe untuk neuropati diabetes

Neuropati diabetes mengacu pada kerusakan saraf akibat kandungan glukosa yang tinggi dalam tubuh.

Neuropati diabetes terutama mempengaruhi saraf dan menyebabkan nyeri kronis dan mati rasa.

Sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa 6-shogaol, senyawa aktif dalam ramuan penting ini dapat membantu mengurangi rasa sakit akibat neuropati diabetes. 

Jahe memang dapat membantu mencegah diabetes dalam jangka panjang.

Namun, jika sudah menderita diabetes, mengatur kadar glukosa hanya dengan mengonsumsi jahe mungkin tidak efektif.

Oleh karena itu, para ahli menyarankan kombinasi jamu dan obat-obatan untuk pengelolaan diabetes yang efektif. (Serambinews.com/Yeni Hardika)

Berita Terkini