Kesehatan

Simak 7 Perbedaan Antara Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2, Gejala Umumnya Sama, Tapi Muncul Secara Berbeda

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

diabetes

SERAMBINEWS.COM -  Berikut adalah perbedaan penyakit diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2.

Sebagaimana diketahui, diabetes terdiri dari dua tipe utama, yakni tipe 1 dan tipe 2.

Kedua jenis diabetes ini merupakan penyakit kronis yang mempengaruhi cara tubuh mengatur gula darah atau glukosa.

Kedua penyakit ini juga berkaitan dengan insulin, yakni hormon yang dibuat di pankreas.

Insulin berfungsi untuk mengatur jumlah glukosa dalam darah, dan mengubah gula dari karbohidrat menjadi energi.

Meski sama-sama dipengaruhi oleh insulin, antara diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2 sebenarnya memiliki penyebab yang berbeda.

Melansir Healthline, orang dengan diabetes tipe 1 akan mengalami kondisi dimana tubuhnya tidak bisa memproduksi insulin.

Baca juga: Waspada 12 Gejala tak Biasa Penyakit Diabetes

Baca juga: 14 Makanan Pahit yang Menurunkan Gula Darah, Cocok untuk Penderita Diabetes, Ada Pare hingga Temurui

Sedangkan penderita diabetes tipe 2 tidak bisa merespon atau menggunakan insulin sebagaimana mestinya.

Selain perbedaan itu, masih ada beberapa perbedaan lainnya antara diabetes tipe 1 dan tipe dua.

Baik dari segi penyebabnya, gejala, diagnosis, faktor resiko hingga bentuk pengobatan dan pencegahannya.

Melansir dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa perbedaan antara diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2.

1. Penyebab

Diabetes tipe 1 dan tipe 2 mungkin memiliki nama yang mirip, tetapi keduanya adalah penyakit yang berbeda dengan penyebab yang unik.

- Diabetes tipe 1

Melansir Medical News Today, diabetes tipe 1 adalah penyakit autoimun yang menyerang pankreas sehingga menyebabkan kekurangan insulin.

Diabetes tipe 1 paling sering muncul pada masa kanak-kanak atau remaja, tetapi orang dari segala usia juga dapat mengembangkan penyakit ini.

Melansir Healthline, pada penderita diabetes tipe 1, sistem kekebalan salah mengira sel sehatnya sendiri sebagai penyerang asing.

Sebagaimana diketahui, sistem kekebalan tubuh bertanggung jawab untuk melawan penjajah asing, seperti virus dan bakteri berbahaya.

Diabetes tipe 1 berkembang karena reaksi autoimun yang menyebabkan sistem kekebalan, atau sel T, menyerang dan menghancurkan sel-sel penghasil insulin di pankreas.

Baca juga: Kayu Manis hingga Daun Temurui, Ini 14 Bumbu Dapur untuk Cegah dan Atasi Diabetes

Baca juga: 10 Bentuk Olahraga Terbaik Untuk Penderita Diabetes, Ada yang Ringan dan Bisa dikerjakan di Rumah

Setelah sel beta ini dihancurkan, tubuh tidak dapat memproduksi insulin.

Para peneliti tidak tahu mengapa sistem kekebalan terkadang menyerang sel-selnya sendiri.

Kondisi ini kemungkinan ada hubungannya dengan faktor genetik dan lingkungan, seperti paparan virus. 

- Diabetes Tipe 2

Bentuk diabetes yang paling umum ialah tipe 2, dan paling banyak menyerang mereka yang berusia di atas umumnya 45 tahun .

Tapi juga bisa diderita oleh anak, remaja, dan dewasa muda karena berbagai kebiasaan gaya hidup, seperti diet padat energi dan kurangnya aktivitas fisik.

Berbeda dengan penderita diabetes tipe 1, orang dengan diabetes tipe 2 memiliki resistensi insulin.

Tubuh penderita diabetes masih memproduksi insulin, tetapi tidak dapat menggunakannya secara efektif.

Melansir Medical News Today, kondisi ini menunjukkan tubuh tidak merespons insulin yang dibuat oleh pankreas.

Biasanya, pankreas meningkatkan suplai insulin pada awalnya, tetapi seiring waktu, hal itu mengurangi jumlah insulin yang diproduksi.

Ketika pankreas tidak dapat menghasilkan insulin yang cukup , itu menyebabkan penumpukan glukosa dalam aliran darah.

Para peneliti tidak yakin mengapa beberapa orang menjadi resisten terhadap insulin dan yang lainnya tidak.

Tetapi beberapa faktor gaya hidup dapat berkontribusi, termasuk tidak aktif dan membawa berat badan berlebih.

Faktor genetik dan lingkungan juga mungkin memainkan peran.

Baca juga: 6 Pemanis Buatan untuk Membatasi Asupan Gula, Cocok untuk Penderita Diabetes

2. Gejala 

Secara umum, diabetes tipe 1 dan tipe 2 dapat menimbulkan gejala seperti :

- sering buang air kecil

- merasa sangat haus dan banyak minum

- merasa sangat lapar

- merasa sangat lelah

- memiliki penglihatan kabur

- mengalami luka atau luka yang tidak sembuh dengan baik

Orang dengan diabetes tipe 1 dan tipe 2 juga mungkin mengalami iritabilitas, perubahan suasana hati, dan penurunan berat badan yang tidak disengaja .

Orang dengan diabetes tipe 1 dan tipe 2 juga mungkin mengalami mati rasa dan kesemutan di tangan atau di kaki.

Menurut American Diabetes Association (ADA), manajemen glukosa yang baik secara signifikan dapat mengurangi risiko timbulnya mati rasa dan kesemutan pada penderita diabetes tipe 1.

Meskipun banyak dari gejala diabetes tipe 1 dan tipe 2 serupa, tapi keduanya hadir dengan cara yang sangat berbeda.

Melansir Healthline, banyak penderita diabetes tipe 2 tidak akan mengalami gejala selama bertahun-tahun.

Gejala itu pun sering berkembang perlahan seiring berjalannya waktu.

Beberapa penderita diabetes tipe 2 bahkan ada yang tidak memiliki gejala sama sekali dan tidak menemukan kondisi tersebut sampai komplikasi muncul.

Sedangkan pada penderita diabetes tipe 1, gejalanya berkembang dengan cepat, biasanya selama beberapa minggu.

Pernah dikenal sebagai diabetes remaja, tipe ini biasanya berkembang di masa kanak-kanak atau remaja .

Namun, diabetes tipe 1 mungkin berkembang di kemudian hari.

3. Faktor risiko 

Faktor risiko diabetes tipe 1 meliputi:

- Riwayat keluarga: Orang dengan orang tua atau saudara kandung dengan diabetes tipe 1 memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkannya sendiri.

- Usia: Diabetes tipe 1 dapat muncul pada semua usia, tetapi paling umum terjadi pada anak-anak dan remaja.

- Geografi: Prevalensi diabetes tipe 1 meningkat semakin jauh Anda dari khatulistiwa.

- Genetika: Kehadiran gen tertentu menunjukkan peningkatan risiko diabetes tipe 1.

Sementara bagi risiko terkena diabetes tipe 2 jika:

- menderita pradiabetes , atau sedikit peningkatan kadar gula darah

- mengalami kelebihan berat badan atau mengalami obesitas

- memiliki banyak lemak perut

- tidak aktif secara fisik

- berusia di atas usia 45

- pernah menderita diabetes gestasional , yaitu diabetes selama kehamilan

- telah melahirkan bayi dengan berat lebih dari 9 pon

- memiliki anggota keluarga dekat dengan diabetes tipe 2

- memiliki sindrom ovarium polikistik (PCOS).

Baca juga: Bisakah Mentimun Membantu Mencegah dan Mengontrol Diabetes?

Baca juga: 9 Tanda Seseorang Idap Penyakit Diabetes, Sering Pipis dan Merasa Haus serta Lapar

4. Cara didiagnosis

Tes utama yang digunakan untuk mendiagnosis diabetes tipe 1 dan tipe 2 dikenal sebagai tes A1C, atau tes hemoglobin terglikasi .

Tes darah ini menentukan tingkat gula darah rata-rata selama 2 sampai 3 bulan terakhir.

Dokter akan mengambil darah berupa tusukan kecil di jari sebagai sampel.

Semakin tinggi kadar gula darah selama beberapa bulan terakhir, semakin tinggi kadar A1C.

Hasil tes dinyatakan sebagai persentase, jika tingkat A1C 6,5 persen atau lebih tinggi menunjukkan diabetes.

Tes A1C tidak akurat untuk orang dengan anemia sel sabit atau sifat sel sabit.

Jika memiliki kondisi atau sifat ini, dokter harus menggunakan tes yang berbeda.

5. Pengobatan

Melansir Helathline, tidak ada obat untuk mengobati penyakit diabetes tipe 1.

Penderita diabetes tipe 1 tidak memproduksi insulin, jadi harus disuntikkan secara teratur ke dalam tubuh.

Beberapa orang melakukan suntikan ke jaringan lunak, seperti perut, lengan, atau bokong, beberapa kali sehari.

Ada juga yang menggunakan pompa insulin, memasok insulin dalam jumlah yang stabil ke dalam tubuh melalui tabung kecil.

Tes gula darah adalah bagian penting dari pengelolaan diabetes tipe, karena kadarnya bisa naik turun dengan cepat.

Sedangkan diabetes tipe 2 dapat dikelola dan bahkan dibalik dengan diet dan olahraga saja, tetapi banyak orang membutuhkan dukungan ekstra.

Jika perubahan gaya hidup tidak cukup, dokter mungkin akan meresepkan obat yang membantu tubuh  menggunakan insulin dengan lebih efektif.

Sama seperti diabetes tipe 1, memantau gula darah juga merupakan bagian penting dari manajemen diabetes tipe 2.

Ini merupakan satu-satunya cara untuk mengetahui apakah Anda memenuhi level target Anda.

Dokter mungkin merekomendasikan pengujian gula darah sesekali atau lebih sering.

Jika kadar gula darah tinggi, dokter mungkin merekomendasikan suntikan insulin.

6. Bentuk diet yang direkomendasikan

Manajemen nutrisi merupakan bagian penting dalam hidup penderita diabetes.

Jika menderita diabetes tipe 1, konsultasikan dengan dokter untuk mengidentifikasi berapa banyak insulin yang mungkin perlu disuntikkan setelah mengonsumsi jenis makanan tertentu .

Misalnya, karbohidrat bisa menyebabkan kadar gula darah cepat meningkat pada penderita diabetes tipe 1.

Sehingga penderita diabetes tipe 1 harus mengatasi ini dengan mengonsumsi insulin, tetapi harus tahu berapa banyak insulin yang harus dikonsumsi.

Sedangkan orang dengan diabetes tipe 2 perlu fokus pada makan sehat .

Penurunan berat badan sering kali menjadi bagian dari rencana perawatan diabetes tipe 2.

Jadi dokter mungkin merekomendasikan rencana pola makan rendah kalori, yang berarti mengurangi konsumsi lemak hewani dan junk food.

7. Bentuk pencegahan

Tak seperti diabetes tipe 2, sayangnya diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah.

Namun, untuk diabetes tipe 1 masih dimungkinkan menurunkan risiko terkena diabetes tipe 2 melalui perubahan gaya hidup.

Bagaimana caranya ? Yaitu dengan beberapa kebiasaan berikut:

- mempertahankan berat badan sedang

- bekerjasama dengan dokter untuk mengembangkan rencana penurunan berat badan yang sehat , jika kelebihan berat badan

- meningkatkan aktivitas 

- makan makanan seimbang

- mengurangi asupan makanan manis atau makanan yang diproses secara berlebihan

Walaupun tidak dapat mencegah penyakit iini, pemantauan yang cermat dapat membuat kadar gula darah kembali normal dan mencegah perkembangan komplikasi serius. (Serambinews.com/Yeni Hardika)

Berita Terkini