Kupi Beungoh

Kunjungan Ramadhan ke AD Pirous: Ali Hasymi, Cinta Meulaboh, dan Universitas Teuku Umar (V)

Editor: Zaenal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Staf Khusus Presiden Republik Indonesia, Gracia Billy Mambrasar meresmikan Pusat Inkubasi Bisnis Universitas Teuku Umar di Meulaboh, Aceh Barat, Rabu (17/2/2021).

Dan kata kunci itu menerangkan sangat banyak untuk saya.

Saya ingat ketika ia mengambil contoh kepiawaian Ali Hasyimi keluar dari kesulitan tentang gambar kedua tokoh besar yang belum ada, padahal peresmian Kopelma Darussalam hanya tinggal beberapa minggu lagi.

Hasyimi tak sabar dengan penugasan yang diberikan kepada seorang pelukis anomim yang juga gemar membaca-sebagian menyatakan Anzib Lamnyong atau orang lain yang dikawal olehnya, yang belum siap dengan gambarnya.

Padahal Soekarno akan datang kurang dari 2 minggu lagi.

Alasannya sangat sederhana, kedua tokoh itu tak ada fotonya.

Kegeraman Hasymi sesaat bertukar dengan dengan kearifan yang luar biasa.

Dia setuju bahwa gambar mereka tak ada, tapi ia juga menambahkan, “bukankah kamu baca banyak tulisan  tentang kedua tokoh itu. Bayangkan saja Ar-Raniry itu adalah orang Gujarat, ulama besar, teguh pendirian, tidak mau mengalah, dan sangat ingin memurnikan Islam menurut fiqih dan tauhid yang diyakininya.”

Hasymi melanjutkan, bayangkan juga As Singkili itu keturunan Persia yang sudah lama menetap dan belajar di Barus dan Mekkah.

Ia adalah penganjur nonkekerasan, dan bahkan mengeritik dan mendamaikan kedua faham yang pernah membuat Aceh berdarah pada masa Iskandar Tsani.

Bentrok besar faham wahdatul wujud dengan klaim sesat dan pemurnian tauhid versi Ar-Raniry kemudian membuat tragedi besar kehidupan beragama pada saat itu, kitab dibakar, dan pengikut dibunuh.

Adalah AsSingkili yang kemudian meluruskannya.

Baca juga: Kunjungan Ramadhan ke AD Pirous: Menyaksikan Seniman Bertasbih dan Berzikir (I)

Baca juga: Kunjungan Ramadhan ke AD Pirous: Menemukan Kembali Aceh di Amerika Serikat (II)

Baca juga: Kunjungan Ramadhan ke AD Pirous: Kasab Meulaboh, Ibunda, dan Ikon Etnis (III)

Baca juga: Kunjungan Ramadhan ke AD Pirous: Flash Gordon, Gampong Pande, Tanoh Abee, dan Makam Raja Pase (IV)

Baca juga: Kunjungan Ramadhan ke AD Pirous: Silaban, Gerrit Bruins, Ibrahim Hasan & Estetika Baiturrahman (IV)

Mencari Model Hingga ke Pasar Aceh (Mungkin)

Sambil ketawa terbahak-bahak, Gade di awal subuh ketika kami melewati Antwerpen, Belgia, menerangkan kepada saya pelukis anonim itu kemudian mungkin saja mencari model dimana-mana, seperti Pasar Aceh mungkin, atau Dayah yang meungkin mempunyai wajah mewakili India Gujarat atau Persia asimilasi.

Itu dilakukan  sembari menghayati dan memegang penjelasan sejarah terhadap tokoh itu.

Kami berdua kemudian terbahak besar sampai menganggu penumpang lain yang terbangun dan melotot melihat kami.

Halaman
1234

Berita Terkini