Kupi Beungoh
Kunjungan Ramadhan ke AD Pirous: Flash Gordon, Gampong Pande, Tanoh Abee, dan Makam Raja Pase (IV)
Ketika mungkin lebih dari 90 persen orang Aceh belum bisa membaca, Pirous kecil sudah membaca berbagai serial komik dan novel yang dibeli ayahnya.
Ahmad Humam Hamid*)
KETIKA Pirous pulang kampung segera setelah tamat dari sekolah di AS, yang ia cari adalah bukti akar Aceh masa lalu, yang tersimpan dalam berbagai bentuk.
Ada yang terlihat ada pula yang tak terlihat.
Ada yang sudah hilang, ada pula yang terurus dengan baik.
Pirous dengan sangat siap memastikan diri untuk masuk “berburu” di sebuah belantara budaya yang bernama Aceh.
Prious semenjak kecil adalah kutu buku, sekaligus pembelajar.
Ketika mungkin lebih dari 90 persen orang Aceh belum bisa membaca, Pirous kecil sudah membaca berbagai serial komik dan novel yang dibeli oleh ayahnya.
Bayangkan ketika konektivitas global masih bergantung kepada kapal uap, kartun Flash Gordon karya Alex Raymon yang pertama sekali diterbitkan di AS pada tahun 1934 telah dilahap oleh Pirous kecil pada tahun empat puluhan di Meulaboh.
Alex Raymon dalam dunia karton tidak hanya dianggap “nabinya” para kartunis komik dan media cetak AS, akan tetapi juga dianggap sebagai inspirator berbagai cerita dan film fiksi imiah, seperti Star Wars.
“Tercemarnya” Pirous dengan ”racun” imajinasi Flash Gordon pada tahun empat puluhan di sebuah kota kecil Meulaboh tentu saja menyamai anak-anak kecil seusianya yang bertebaran di kawasan negara maju, terutama Amerika Serikat, dan juga mungkin Eropah, pada waktu itu.
Pengembaraan Pirous kecil tidak hanya berhenti pada penglihatan visual gambar dan cerita.
Ayahnya yang mempunyai uang yang berlebih dan pandangannya tentang masa depan dengan pendikan tentu tahu arti bacaan untuk anaknya.
Ia membeli buku novel anak-anak seusia anaknya, dan Pirous mengakui ia sangat menggemari seri Petualangan Winnetau-anak Indian yang dikarang oleh Karl May.
Ini adalah novel yang luar biasa yang enak dibaca sampai hari.
Baca juga: Kunjungan Ramadhan ke AD Pirous: Menyaksikan Seniman Bertasbih dan Berzikir (I)
Baca juga: Kunjungan Ramadhan ke AD Pirous: Menemukan Kembali Aceh di Amerika Serikat (II)
Baca juga: Kunjungan Ramadhan ke AD Pirous: Kasab Meulaboh, Ibunda, dan Ikon Etnis (III)
Dari Komik ke Novel, hingga Kaligrafi