Tips Parenting Anak

8 Pesan dr Aisah Dahlan untuk Orang Tua Saat Anak Jadi Korban Bullying, Jangan Paksa Anak Bicara

Ia menekankan bahwa langkah pertama bukanlah marah atau menuntut penjelasan, tetapi menenangkan diri dan menenangkan anak.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Nurul Hayati
Kolase YouTube Nikit Willy Official dan Meta AI
ANAK KORBAN BULLYING - dr Aisah Dahlan menjelaskan pentingnya peran orang tua dalam mendampingi anak korban bullying. Ia berpesan agar orang tua tidak memaksa anak langsung bercerita, melainkan menenangkan hati anak terlebih dahulu dengan kasih sayang dan kelembutan. 

dr Aisah menyarankan orang tua untuk mengelola dulu emosinya.

“Kalau perlu, istigfar dulu di kamar. Nangis dulu juga boleh. Minta kelembutan hati pada Allah,” ujarnya.

Ia mengingatkan bahwa kelembutan hati adalah rahmat dari Allah.

“Kalau orang tua sudah bisa bicara lembut pada anak, itu tandanya rahmat Allah sedang turun,” tambahnya.

Baca juga: 5 Cara Menghadapi Anak Introvert Menurut dr Aisah Dahlan, Nomor 3 Sering Diabaikan Orangtua!

4. Dengarkan tanpa menghakimi

Saat anak mulai terbuka, orang tua perlu mendengarkan dengan penuh kesabaran tanpa menyela, menyalahkan, atau memotong cerita.

“Yakinkan anak bahwa ini bukan salahnya, dan orang tua tidak marah atau kecewa,” tegas dr Aisah.

Anak korban bullying sering takut dibilang “lemah” atau “pembawa masalah”.

Karena itu, orang tua harus memberi sinyal aman bahwa cerita mereka akan diterima dengan kasih.

5. Segera tabayyun dan klarifikasi jika ada fitnah

dr Aisah mengingatkan, tidak semua kasus bullying murni karena perundungan langsung. Kadang ada cerita yang belum diklarifikasi dan bisa menjadi fitnah.

“Kalau ada cerita yang belum jelas, segera tabayyun. Jangan diam hanya karena merasa tidak enak pada pihak sekolah atau orang lain,” jelasnya.

Orang tua perlu berani bicara pada pihak sekolah atau pihak berwenang jika ada bukti nyata bahwa anak menjadi korban perlakuan tidak adil.

6. Simpan bukti dan lakukan visum bila diperlukan

Untuk kasus bullying yang sudah menyentuh fisik atau seksual, dr Aisah menegaskan pentingnya langkah cepat:

“Kalau anak pulang sekolah dalam keadaan lebam dan bercerita habis dipukul, segera bawa ke IGD untuk visum.”

Bukti visum dan dokumentasi bisa menjadi dasar untuk menindaklanjuti ke pihak sekolah atau aparat penegak hukum.

“Bullying bukan sekadar bercanda atau main-main. Ini serius dan bisa berdampak fatal,” tegasnya.

7. Bangun kembali kepercayaan diri anak

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved