Berita Banda Aceh
Datok Ismail, Kepala Desa yang Peduli Keselamatan Pekerja Rentan, ‘Bujuk’ Warga Sambil Ngopi
Desa Tanjung, Kecamatan Bendahara, Kabupaten Aceh Tamiang, terpilih sebagai pemenang Anugerah Paritrana Award Tingkat Provinsi Aceh tahun 2025.
Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Wartawan Serambi Indonesia Masrizal | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Ismail (43) tersenyum semringah dari tempat duduknya di dalam Restoran Meuligoe Gubernur Aceh di Banda Aceh.
Sederet gigi putih tersingkap dari balik bibirnya yang gelap.
Ia tak menyangka, desanya, Tanjung, Kecamatan Bendahara, Kabupaten Aceh Tamiang, terpilih sebagai pemenang Anugerah Paritrana Award Tingkat Provinsi Aceh tahun 2025.
Ismail adalah Datok Penghulu (Kepala Desa) Tanjung.
Pengumuman penting itu diumumkan melalui layar monitor besar yang ada di atas panggung utama pada Jumat siang (21/11/2025).
“Saya tidak pernah terpikir (akan menerima Paritrana Award), alhamdulillah,” kata Datok Ismail yang didampingi Sekretaris Desa (Sekdes) Tanjung, Amiruddin, penuh haru.
Pria yang mengenakan kemeja batik dipadu celana hitam lengkap topi kedinasan kemudian naik ke atas panggung bersama pemenang nominasi lainnya untuk menerima plakat Paritrana Award.
Kegiatan tahunan yang berlangsung meriah ini diadakan oleh Pemerintah Aceh bersama Kantor Wilayah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Sumatera Bagian Utara (Sumbagut).
Acara penyerahan anugerah Paritrana Award Tingkat Provinsi Aceh ini dihadiri Gubernur yang diwakili Plt Asisten I Setda Aceh, Syakir, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk (Disnakermobduk) Aceh, Akmil Husen.
Selain itu ada juga Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) BPJS Ketenagakerjaan Sumbagut, I Nyoman Suarjaya, Kepala BPJS Ketenagakerjaan Banda Aceh Ferina Burhan, komisioner Baitul Mal Aceh, dan sejumlah pejabat lainnya.
Penghargaan ini diberikan untuk empat kategori---pemerintah daerah, perusahaan, pelaku usaha, serta pemerintah desa---yang terus berkomitmen dalam melaksanakan program jaminan sosial ketenagakerjaan (Jamsostek).
Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan dan Kejari Banda Aceh Teken Kerja Sama Pantau Kepatuhan Jamsostek
Untuk kategori ‘Pemerintah Kabupaten/Kota’, nominasi anugerah ini dimenangkan oleh Kota Banda Aceh sebagai juara pertama disusul Kabupaten Aceh Barat juara kedua dan Kota Langsa juara ketiga.
Selanjutnya, kategori ‘Perusahaan Skala Besar’, dimenangkan oleh Pupuk Iskandar Muda, Mifa Bersaudara sebagai juara kedua, dan Bank Aceh Syariah peraih juara ketiga.
Nominasi kategori 'Usaha Kecil Mikro (UKM)', dimenangkan oleh pengusaha muda dengan nama produk, Pie Kak Mah dari Kota Banda Aceh disusul Keripik Ubi Mustika dari Kota Langsa, Bako Industri dari Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat.
Sedangkan kategori 'Pemerintah Desa/Kelurahan', anugerah bergengsi ini dimenangkan oleh Gampong Tanjung, Kecamatan Bendahara, Aceh Tamiang disusul Gampong Johar, Kecamatan Karang Baru, Aceh Tamiang dan Gampong Meunasah Balee, Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar.
Para peraih Paritrana Award ditetapkan berdasarkan nilai tertinggi oleh tim penilai yang terdiri atas unsur pemerintah, BPJS Ketenagakerjaan Banda Aceh, ahli jaminan sosial, ahli kebijakan publik, pengusaha, dan serikat pekerja.
Kepala BPJS Ketenagakerjaan Banda Aceh Ferina Burhan yang mewakili tim penilai mengatakan bahwa pemberian penghargaan ini sebagai wujud nyata kehadiran negara dalam bentuk kepedulian pemerintah.
“Saya berharap kita semua tidak berpuas diri atas hasil yang dicapai saat ini. Teruslah berkarya dan bekerja menghasilkan hal-hal positif yang bermanfaat bagi seluruh masyarakat, khususnya bagi pekerja rentan,” katanya.
Bujuk warga secara persuasif
Datok Ismail, begitu sapaan akrabnya, tidak membayangkan sebelumnya akan menerima Paritrana Award Tingkat Provinsi Aceh. Ia mengaku sangat tersanjung dengan penghargaan ini.
“Awak pun ditelepon oleh BPJS (Ketenagakerjaan Langsa), jebol (masuk nominasi) pak datok,” cerita Ismail awal mula dikabari mengenai penganugerahan Paritrana Award kepada Serambinews.com.
Prestasi ini menobatkan Datok Ismail sebagai salah satu kepala desa di Aceh yang dinilai berhasil membangun kesadaran warga, khususnya pekerja rentan, akan pentingnya Jamsostek sebagai investasi masa tua.
Apa yang diperoleh Datok Ismail, adalah buah dari kerja ikhlasnya selama ini. Ia menyadari selama ini banyak warga yang bekerja tanpa terikat jaminan sosial.
Seperti di desanya, ada warga yang bekerja sebagai sopir dump truck, buruh tambang pasir, nelayan, petani, termasuk pendodos kelapa sawit yang risiko kerjanya sangat besar.
Dalam memberi pemahaman tentang Jamsostek kepada warga, Datok Ismail mengaku tidak pernah menggelar pertemuan khusus atau resmi di meunasah atau pun balai desa.
Baca juga: Mengenal Suci Finalis Duta Muda BPJS Kesehatan 2025 Asal Lhokseumawe
Semuanya berjalan begitu saja. Sebagai penikmat kopi, Datok Ismail banyak berinteraksi dengan warganya di meja kopi sambil bercerita mengenai pekerjaan masing-masing.
“Tidak ada arahan khusus, paling sambil ngopi kita ajak, ayo-ayo ikut (BPJS Ketenagakerjaan),” kata Datok Ismail mempraktikkan cara membujuk warganya agar mau mendaftar Jamsostek.
Jika ada yang tertarik, Ismail langsung meminta fotokopi KTP (Kartu Tanda Penduduk) dan uang iuran untuk enam bulan sebesar Rp 105.000 per orang sebagai bentuk keseriusan. “Nanti enam bulan lagi bayar lagi,” terangnya lagi.
Dalam mengajak warga, Ismail melakukan pendekatan secara persuasif seraya menjelaskan manfaat yang diterima peserta BPJS Ketenagakerjaan. Di antaranya, uang jaminan kematian jika terjadi kecelakaan kerja.
“Manfaat yang paling dirasakan, misalnya ada yang meninggallah kita bilang (saat sedang kerja), 42 juta dibayar. Kan bisa dimanfaatkan oleh keluarganya. Apalagi kita di Aceh banyak kenduri kematian,” ujarnya.
“Sedangkan bayarnya cuma 17 ribu (sebulan), tarok baru bayar setahun, tiba-tiba meninggal, dapat 42 juta (uang santunan kematian),” terang Ismail menjelaskan cara dirinya menyakinkan warga.
Tak hanya peserta Jamsostek yang mendapat manfaat, lanjut Ismail, tapi juga keluarganya.
“Jika sudah tiga tahun menjadi peserta BPJS, akan diberikan biaya pendidikan untuk dua orang anaknya,” ucap dia.
Sekedar informasi, setiap peserta Jamsostek akan mendapat perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan meliputi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT), dan Jaminan Pensiun (JP).
Dari warga sendiri hingga desa tetangga
Datok Penghulu Tanjung, Ismail mengungkapkan bahwa desanya sudah menjalankan program BPJS Ketenagakerjaan sejak 2017 dimasa Datok Mukhtar. Tapi khusus untuk aparatur desa.
Program yang dibiayai Dana Desa ini merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh pemerintah desa dan dimasa pemerintahan Datok Ismail program ini masih berlanjut dengan jumlah tanggungan 25 aparatur desa.
Sayangnya, tidak ada pos anggaran dalam Dana Desa untuk pembiayaan Jamsostek bagi warga pekerja rentan.
Sehingga masyarakat harus mengeluarkan uang sendiri untuk membayar iuran.
Berkat pergaulan dan jaringannya yang luas, pada tahun 2022, Datok Ismail mulai mengajak satu persatu masyarakat Tanjung untuk menjadi peserta Jamsostek.
Awalnya, Datok Ismail tidak mengetahui bahwa pekerja rentan bisa menjadi peserta Jamsostek. Informasi ini kemudian diperoleh dari Kantor BPJS Ketenagakerjaan Kota Langsa.
Baca juga: Berkapasitas 100 Ribu Ekor, Aceh Tamiang Kini Miliki Peternakan Ayam Petelur Terbesar di Aceh
Pelan tapi pasti, usaha Datok Ismail menunjukkan hasil positif. Ada warga yang tertarik untuk bergabung.
Menariknya, Datok Ismail juga membantu warga mendaftar dan membayar iuran Jamsostek.
“Ada warga gampong mau ikut, kita bantu daftarkan,” kata Datok Ismail. “Mereka bayar secara pribadi melalui kita. Uangnya diantar ke rumah,” ungkapnya lagi.
“Setornya ke kita setiap enam bulan sekali. Setahun dua kali pembayaran. Sebulan 17 ribu pembayarannya. Untuk enam bulan 105 ribu. kalau setahun 210 ribu untuk satu orang.”
Ternyata, banyak warga yang tertarik dengan program BPJS Ketenagakerjaan. Terbukti, peserta Jamsostek tidak hanya dari warga Tanjung, tapi juga datang dari warga dari desa tetangga.
Bahkan, ada dari kecamatan lain yaitu Kecamatan Seruway. Saat ini sudah ada 26 orang yang tersebar di lima desa dalam dua kecamatan yang sudah terdaftar sebagai peserta aktif Jamsostek pada BPJS Ketenagakerjaan Kota Langsa.
Rincinya, warga dari tiga desa dalam Kecamatan Bendahara yaitu Bandar Baru, Raja, dan Tanjung. Selebihnya dari Kecamatan Seruway yaitu Sungai Duyung dan Lubuk Damar.
Meski belum ramai, setidaknya Datok Ismail sudah menjadi roll model bagi Datuk Penghulu atau Keuchik lainnya di Aceh. Komitmennya dalam menjaga keselamatan pekerja rentan patut diapresiasi.
“Ini sekarang ada yang masuk lagi, tapi kita tunggu 20 orang dulu baru kita daftarkan. Karena saat bayar iuran enak, bisa sekalian,” ungkap Datok Ismail.
Yang lebih membahagiakan lagi, Datok Ismail tidak hanya berhasil merekrut warga tapi juga tidak ada pembayaran iuran Jamsostek yang macet di daerahnya.
“Tidak, karena enam bulan sekali di antar. Kalau ada kekurangan dua orang yang belum lunas iuran, biasanya saya tanggung dulu, nanti diganti lagi,” tutupnya.
Rutin lakukan pembinaan
Safarullah, Kepala Bidang Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Kota Langsa ikut bangga atas prestasi yang diperoleh Desa Tanjung dan Desa Johar, dimana kedua desa tersebut merupakan desa binaan pihaknya.
Ia menyatakan selama ini secara berkala pihaknya rutin melakukan sosialisasi dan pembinaan kepada desa-desa yang ada di Kota Langsa dan Kabupaten Aceh Tamiang agar berupaya memberi perlindungan bagi pekerja rentan.
"Apakah itu melalui dana desanya atau BUMDes-nya atau kemandiran dari masyarakat desa agar mereka terlindungi dan terdaftar sebagai peserta Jaminan Sosial Ketenagakerjaan," ujarnya.
Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan Syariah di Bumi Serambi Mekkah
"Termasuk untuk dua datok tadi dari Gampong Johar dan Tanjung. Kita lihat mereka lebih unggul karena mereka ada upaya-upaya dalam hal perlindungan pekerja rentan desa.
Makanya kita usulkan dari dua gampong tersebut dan alhamdulillah mereka menjadi nominasi juaranya (Paritrana Award Tingkat Provinsi Aceh tahun 2025)," ungkap Safarullah.
Butuh perhatian khusus
Saat menyampaikan sambutan pada acara penganugerahan Paritrana Award Tingkat Provinsi Aceh tahun 2025, Plt Asisten I Setda Aceh, Syakir mengatakan bahwa pembangunan tidak hanya menyangkut infrastruktur atau ekonomi, tapi juga bagaimana menjaga keselamatan dan kesejahteraan para pekerja.
“Di Aceh jumlah pekerja informal dan pekerja rentan masih sangat besar, dari petani, nelayan, pedagang kecil, pelaku UMKM, hingga pekerja harian lepas.
Tentu saudara-saudara kita ini membutuhkan perhatian khusus agar tidak bekerja tanpa perlindungan,” katanya.
Untuk itu, Pemerintah Aceh menyampaikan apresiasi kepada pemerintah kabupaten/kota yang telah mendukung memperluas kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan dan melakukan inovasi pembiayaannya.
Sementara Kepala Kanwil BPJS Ketenagakerjaan Sumbagut, I Nyoman Suarjaya secara singkat juga menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang baik antara Pemerintah Aceh beserta seluruh pemangku kepentingan dalam upaya mengoptimalkan pelaksanaan program Jamsostek di Aceh.(*)
Desa Tanjung
Kecamatan Bendahara
Aceh Tamiang
Anugerah Paritrana Award
BPJS Ketenagakerjaan
jaminan sosial
Serambi Indonesia
Serambinews
| Bahasa Aceh Sumbang 435 Kosakata ke KBBI |
|
|---|
| Hari Ini Banda Aceh Berpotensi Hujan, Gelombang Berpeluang Tinggi |
|
|---|
| Sepekan Operasi Zebra Seulawah di Banda Aceh, 80 Pengendara Kena Tilang |
|
|---|
| Pimpinan Ponpes Apresiasi Sosialisasi e-Datuda oleh Dinas Pendidikan Dayah Aceh |
|
|---|
| Pimpinan Dayah Sambut Positif Inisiatif Dinas Pendidikan Dayah Aceh Gelar Sosialisasi E-Datuda |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/Anugerah-Paritrana-Award-Tingkat-Provinsi-Aceh-tahun-2025_.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.