Berita Pidie

Pidie Masih Aman dari Banjir, BPBD Sorot Rumpun Bambu di Pinggir Sungai

BMKG memprediksi puncak musim hujan November 2025–Februari 2026, tiga kabupaten Aceh sudah banjir.

Penulis: Muhammad Nazar | Editor: Saifullah
Serambi Indonesia
BERSIHKAN SALURAN AIR - Alat berat membersihkan jaringan air skunder di Gampong Lampoh Lada, Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie, Senin (24/11/2025). Jaringan skunder itu tersambung dengan Krueng Teukah Sigli. 

Menurut Rabiul, curah hujan tinggi bulan ini, bisa saja Bireuen, Pidie Jaya, dan Pidie, akan berpotensi dilanda banjir

Untuk itu, tuturnya, perlu kepekaan masyarakat mengatasi banjir

Antara lain, membersihkan pohon bambu yang patah di sepanjang aliran Krueng Baro agar aliran air lancar ke laut. 

Baca juga: Korban Banjir Pidie Dievakuasi Pakai Rakit Batang Pisang

Sebab, urai Rabiul, bambu yang patah di aliran sungai menjadi ancaman banjir

Soalnya, kayu dan sampah akan tersangkut di bambu yang patah di sungai. 

"Bambu dipinggir sungai tidak cocok lagi untuk penahan tebing, mengingat saat ini sungai kian dalam akibat aktivitas galian di hulu,” terang dia. 

Kecuali, sungai dangkal cocok bambu dijadikan penahan tebing," jelasnya.

Dipaparkan dia, jika bambu yang patah di sungai bisa mengamcam jembatan Gantung Tanjong Krueng, Jembatan Gantung Gajah Aye, dan Jembatan Gantung Gampong Pukat.

Baca juga: Rumpun Bambu Ambruk ke Sungai Cot Mancang Abdya, Hambat Aliran Air

Menurutnya, untuk memindahkan rumpun bambu di pinggir sungai perlu dilakukan gotong royong atau gotroy. 

Sebab, rumpun bambu di pinggir sungai ada pemiliknya. 

"Rumpun bambu itu sangat beresiko karena aliran sungai akan tersumbat,” papar Rabiul. 

“Saat curah hujan tinggi, rumpun bambu biasa tumbang ke sungai akibat akar serabut telah menggantung karena tanah bagian bawah terkikis air sungai," pungkasnya.(*)

 

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved