Nasib Puluhan WNI yang Kabur dari Myanmar, Paspor Dimusnahkan Perusahaan Demi Tutup Jejak

Myanmar adalah sebuah negara di Asia Tenggara yang dikenal dengan sejarah panjang, budaya kaya, dan dinamika politik yang kompleks.

Editor: Faisal Zamzami
TribunPriangan/Kompas.com
WNI KABUR - Ilustrasi sejumlah WNI yang diduga menjadi korban perdagangan manusia di Myanmar. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI melalui KBRI Yangon terus memantau perkembangan situasi di kawasan KK Park, Myawaddy, Myanmar pasca laporan lebih dari 300 warga asing termasuk 75 warga negara Indonesia (WNI) melarikan diri dari kompleks yang terkenal dengan aktivitas ilegal tersebut. 

Kata Mukhtarudin saat ini banyak pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan online scamming yang menggunakan media sosial sebagai alat pembukaan rekrutmen.

 
Alih-alih memberikan pekerjaan di luar negeri dengan gaji fantastis kepada WNI, para pelaku justru hanya akan menjual dan mengeksploitasi para WNI.

"Jadi memang modusnya itu kan mereka rekrutmen melalui media sosial, diumumkan di medsos, kemudian yang diiming-iming dipekerjakan di sektor IT, kemudian di digital marketing gitu ya. Ada agen-agen agensi yang dalam tanda petik kita juga tidak tahu apakah dia perusahaan, apakah dia perorangan, dia melakukan itu (TPPO)," kata Mukhtarudin saat dihubungi, Minggu (26/10/2025).

 
Kata dia, negara-negara seperti Thailand dan Singapura kerap menjadi negara tujuan yang diiklankan dalam lowongan pekerjaan tersebut.

Namun pada saat korban mendapatkan pekerjaan di negara tersebut, pelaku TPPO langsung membawanya ke Kamboja untuk bekerja sebagai admin judi online hingga online scam.

"Nah begitu dia dikirim ke Thailand, dikirim ke Singapura gitu ya. Tahu-tahu disana dijemput dan dibawa ke Kamboja. Tidak hanya Kamboja juga dibawa ke Myanmar banyak juga," kata dia.

 
"Mereka sebenarnya korban penipuan, korban penipuan TPPO lah, kira-kira ya TPPO," sambung Mukhtarudin.

WNI kata Mukhtarudin menjadi salah satu kelompok yang kerap kali dimanfaatkan untuk menjadi korban TPPO.

Atas hal itu, dirinya meminta agar seluruh warga masyarakat lebih bijak menggunakan media sosial terutama saat mencari informasi lowongan pekerjaan di luar negeri.

"Makanya kita mengimbau kepada masyarakat kalau ada ajakan-ajakan bekerja di luar negeri, mungkin diumumkan lewat media sosial jangan langsung percaya silakan mungkin diteliti, kemudian didalami pekerjaannya apa," kata Mukhtarudin.

Dia menegaskan, sejatinya pemerintah Indonesia tidak pernah menjalin kerjasama penempatan pekerja migran di Kamboja.

Sehingga, warga diminta untuk terus mawas diri apabila ada tawaran kerja yang datang dari perorangan atau perusahaan yang tidak meyakinkan.

"Kalau ada perorangan-perorangan yang menghubungi masyarakat, apalagi lewat media sosial, itu mengatakan ada lowongan pekerjaan luar negeri, jangan percaya," kata Mukhtarudin.

"Jangan percaya. Nah silahkan, kita KP2MI punya website atau sisko, sisko G to G, di situ juga terdaftar perusahaan apa yang punya legalitas bisa menyalurkan pekerjaan luar negeri, syaratnya apa, job ordernya seperti apa, itu ada," tandas dia.

Baca juga: Harga Emas di Banda Aceh Anjlok, Segini Pasaran Per Mayam dan Antam Per Gram Edisi 27 Oktober 2025

Baca juga: Sosok Syamhudi Kepala SMK PGRI 2 Ponorogo Korupsi Dana BOS Rp 25 Miliar, Bisa Beli Bus

Baca juga: BERITA POPULER - Perpres Kenaikan Gaji PNS dan PPPK Terbit, Harga iPhone Semua Seri di Akhir Oktober

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved