Konflik Palestina vs Israel

Israel Bantai 236 Warga Gaza Selama Gencatan Senjata, Hamas Serahkan Jenazah 3 Tawanan

Militer Israel menyebut korban melintasi “garis kuning” yang menandai batas gencatan senjata dan mendekati pasukan mereka.

Editor: Faisal Zamzami
Tangkap layar YouTube Al Jazeera English
KONDISI GAZA - Kondisi Gaza setelah gencatan senjata tercapai, diunggah YouTube Al Jazeera English pada 13 Oktober 2025 

 

Ringkasan Berita:
  • Pasukan Israel kembali menewaskan seorang warga Palestina di Jalur Gaza, meskipun gencatan senjata Gaza yang ditengahi Amerika Serikat (AS) masih berlaku.
  • Sejak kesepakatan itu diberlakukan bulan lalu, total korban tewas meningkat menjadi 236 orang.
  • Petugas medis setempat pada Minggu (2/11/2025) mengatakan korban tewas dalam serangan pesawat tak berawak Israel di lingkungan Shujayea, Kota Gaza.

 

SERAMBINEWS.COM, GAZA – Pasukan Israel kembali menewaskan seorang warga Palestina di Jalur Gaza, meskipun gencatan senjata Gaza yang ditengahi Amerika Serikat (AS) masih berlaku.

Sejak kesepakatan itu diberlakukan bulan lalu, total korban tewas meningkat menjadi 236 orang.

Petugas medis setempat pada Minggu (2/11/2025) mengatakan korban tewas dalam serangan pesawat tak berawak Israel di lingkungan Shujayea, Kota Gaza.

Kawasan tersebut sejak pagi telah menjadi lokasi pembongkaran bangunan oleh pasukan Israel.

Militer Israel menyebut korban melintasi “garis kuning” yang menandai batas gencatan senjata dan mendekati pasukan mereka.

Namun, militer tidak memberikan bukti atas klaim tersebut.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sedikitnya 236 warga Palestina tewas dan 600 lainnya luka-luka sejak gencatan senjata dimulai.

Selain itu, jenazah 502 orang ditemukan dari bawah reruntuhan rumah dan bangunan yang hancur, sehingga total korban meninggal akibat perang Israel mencapai 68.856 orang.

Baca juga: VIDEO Media Israel Yakin Tentara Indonesia Bisa Jaga Perdamaian di Gaza

Hamas serahkan jenazah 3 tawanan

 Di tengah situasi tersebut, Hamas menyerahkan tiga jenazah tawanan kepada Israel melalui Komite Palang Merah Internasional (ICRC).

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengonfirmasi bahwa jenazah telah diterima.

Menurut laporan The Times of Israel, jenazah tersebut akan diperiksa di lembaga forensik Abu Kabir di Tel Aviv.

Proses identifikasi diperkirakan memakan waktu hingga dua hari.

Israel kini diwajibkan mengembalikan 45 jenazah tawanan Palestina, 15 jenazah untuk setiap tawanan Israel yang dipulangkan.

Reporter Al Jazeera, Nour Odeh, melaporkan dari Amman, Yordania, bahwa penemuan jenazah dilakukan melalui “operasi pencarian yang kompleks”.

“Pencarian dilakukan di luar garis kuning, dengan pejuang Hamas masuk bersama staf ICRC, dibantu alat berat dari luar karena jenazah-jenazah ini berada di bawah reruntuhan,” ujar Odeh.

Ia menambahkan, penghancuran rumah oleh Israel masih berlanjut di beberapa wilayah, termasuk Bani Suheila, lokasi ditemukannya jenazah ketiga tawanan dan lingkungan Shujayea di timur Kota Gaza.

Para pejabat AS memperkirakan pencarian delapan jenazah lain akan semakin sulit.

“Ada ratusan ton puing di Gaza, dan belum dapat dipastikan apakah Hamas akan mampu menemukan semua jasad tersebut,” kata Odeh.

Menurutnya, pemerintahan Presiden AS Donald Trump akan bertanggung jawab mengarahkan fase berikutnya dari gencatan senjata.

 Israel mensyaratkan kelanjutan gencatan dengan pengembalian seluruh jenazah tawanan mereka.

Baca juga: VIDEO Janji Hizbullah Akan Turun Tangan Habisi Israel di Lebanon

Tuduhan disinformasi AS

Ketegangan meningkat setelah Komando Pusat AS (CENTCOM) menuduh Hamas menjarah truk bantuan di Khan Younis, Gaza selatan.

Tuduhan ini disertai rekaman drone yang diklaim menunjukkan elemen Hamas menyita bantuan kemanusiaan.

Kantor Media Pemerintah Gaza membantah tuduhan tersebut dan menuduh Washington menyebarkan disinformasi untuk mencemarkan nama baik otoritas Palestina.

“Tuduhan ini sepenuhnya salah dan dibuat-buat sejak awal. Ini bagian dari kampanye disinformasi media sistematis yang bertujuan mendistorsi citra kepolisian Palestina,” demikian pernyataan kantor media Gaza.

Disebutkan pula bahwa kepolisian Gaza tetap menjalankan tugas nasional dan kemanusiaan dalam mengamankan serta melindungi konvoi bantuan, meski Israel terus melakukan intervensi.

 “Sistem kepolisian melakukan segala upaya untuk mengendalikan situasi meskipun Israel terus melakukan intervensi dengan berbagai tujuan, termasuk merekayasa kelaparan dengan menghalangi pengiriman bantuan,” tambah pernyataan tersebut.

Baca juga: VIDEO Dosa Genosida di Gaza Buat Ratusan Tentara Israel Sakit Mental

Krisis kesehatan semakin parah

Rumah sakit di Gaza masih kewalahan setelah berbulan-bulan dilanda perang dan blokade.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat lebih dari 16.500 pasien membutuhkan perawatan khusus, tetapi terjebak di wilayah yang terkepung.

Data terbaru Perserikatan Bangsa-Bangsa menunjukkan Mesir menjadi negara yang paling banyak menerima pasien Palestina untuk perawatan medis, hampir 4.000 orang.

Uni Emirat Arab menampung 1.450 pasien, Qatar 970 pasien, dan Turkiye 437 pasien.

Di Eropa, Italia menjadi negara dengan jumlah penerimaan pasien Palestina tertinggi, yaitu 201 orang.

Namun ribuan lainnya termasuk 3.800 anak masih menunggu evakuasi medis darurat.

Sementara itu, jurnal medis The Lancet melaporkan bahwa Gaza telah kehilangan lebih dari tiga juta tahun kehidupan manusia sejak konflik dimulai pada Oktober 2023.

Peneliti Sammy Zahran dari Colorado State University dan Ghassan Abu Sittah dari American University of Beirut menganalisis 60.199 kematian antara Oktober 2023 dan Juli 2025.

Setiap kematian mewakili rata-rata 51 tahun kehidupan yang hilang, sebagian besar warga sipil.

Lebih dari satu juta tahun kehidupan tersebut hilang di kalangan anak-anak di bawah usia 15 tahun.

Para penulis menekankan bahwa angka itu bersifat konservatif dan belum mencakup korban akibat kelaparan, kekurangan obat, serta runtuhnya infrastruktur akibat pengepungan Israel.

Baca juga: Jamaluddin Idham Pimpim PDI Perjuangan Aceh Periode 2025-2030

Baca juga: Hukuman Bagi PNS dan PPPK Bolos Kerja: Dipecat, Pemotongan Tunjangan hinga Tidak Dapat Uang Pensiun

Baca juga: VIDEO - Bule Ngamuk di SPBU! Ditolak Isi BBM karena Tak Punya MyPertamina

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved